Jakarta -
Keloid dapat dialami seorang perempuan setelah menjalani operasi caesar. Kondisi ini sering kali menimbulkan ketidaknyamanan hingga bikin Bunda kehilangan rasa percaya dirinya.
Beberapa Bunda juga khawatir bekas luka dari keloid ini dapat memengaruhi kehamilan berikutnya. Bahkan, ada juga yang takut dampaknya dapat mengganggu proses persalinan.
Lantas, benarkah keloid bekas luka operasi caesar dapat memengaruhi kehamilan berikutnya? Simak penjelasan dari dokter berikut ini!
Keloid setelah melahirkan
Menurut ulasan di American Academy of Dermatology Association, keloid adalah jenis bekas luka yang menonjol. Tidak seperti bekas luka lainnya, keloid biasanya tumbuh jauh lebih besar.
Keloid dapat muncul di beberapa area tubuh. Misalnya, perempuan yang memiliki kulit rentan keloid dapat mengembangkan kondisi ini di perutnya setelah menjalani operasi caesar, histerektomi, atau operasi lain di area tersebut.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di RS Hermina Bekasi, dr. Purnomo Hyaswicaksono, Sp.OG, keloid dapat disebabkan karena faktor keturunan yang juga berhubungan dengan kekebalan tubuh dan proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan keloid ini akan berbeda pada setiap individu, Bunda.
"Keloid itu bakat (keturunan), berhubungan dengan reaksi kekebalan tubuh atau imunitas," kata Purnomo kepada HaiBunda, belum lama ini.
"Jadi ada bakat (keturunan) keloid, ada juga yang proses penyembuhan jaringannya itu gimana. Maksudnya, ada yang penyembuhannya bagus sehingga struktur saat penyembuhan bagus dan tidak berbekas. Ada yang berpotensi untuk meradang terus sampai terjadi keloid," sambungnya.
Keloid tidak memengaruhi kehamilan
Munculnya keloid di daerah perut atau bekas luka operasi caesar bukanlah kondisi serius. Kondisi ini juga tidak memengaruhi kehamilan berikutnya.
"Keloid tidak akan memengaruhi proses kehamilan selanjutnya," tegas Purnomo.
Meski tidak mengganggu kehamilan, keloid bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Banyak Bunda merasakan nyeri di area keloid saat mencoba bergerak.
Menurut Purnomo, munculnya nyeri di keloid juga merupakan hal normal. Rasa nyeri muncul karena kulit yang 'ditarik' saat Bunda melakukan aktivitas.
"Karena jaringan sifatnya lebih kaku dan tidak elastis, kadang suka menimbulkan tarikan di kulit, yang menyebabkan rasa nyeri," ungkap Purnomo.
Apa keloid dapat dicegah?
Keloid setelah melahirkan dapat dicegah dengan tindakan medis, yakni menutup jaringan kulit dengan benang khusus saat proses persalinan. Bunda dapat memberi tahu dokter tentang faktor keturunan keloid sebelum menjalani operasi untuk menyiapkan tindakan ini.
"Jadi paling enggak kita tahu kalau punya bakat keloid atau tidak. Biasanya saat menutup jaringan kulit, dokter dapat menggunakan benang khusus untuk mencegah terjadinya keloid," ungkap Purnomo.
"Tapi di beberapa studi, praktik begini efektivitas masih dipertanyakan. Jadi, dokter biasanya akan bilang di awal kalau keberhasilannya belum tentu 100 persen, atau masih ada kemungkinan muncul keloidnya."
Penanganan keloid
Bila sudah mendapatkan keloid, Bunda bisa melakukan beberapa upaya untuk menghilangkan luka ini. Menurut American Academy of Dermatology Association, penanganan keloid dapat dilakukan oleh dokter kulit. Dokter sering kali merekomendasikan lebih dari satu jenis perawatan untuk mengatasi bekas luka ini, Bunda.
Berikut beberapa pilihan penanganan untuk menghilangkan keloid:
- Suntikan kortikosteroid atau obat tertentu untuk mengecilkan bekas luka. Sekitar 50 hingga 80 persen keloid menyusut setelah disuntikkan. Namun, banyak dari keloid ini akan tumbuh kembali dalam waktu lima tahun
- Operasi keloid dengan menghilangkan keloid melalui pembedahan. Cara ini tidak 100 persen menghindari keloid di kemudian hari
- Menggunakan silicone scar sheets dapat membantu meratakan keloid, yang diaplikasikan setelah luka muncul
- Perawatan laser untuk memudarkan warna keloid.
Sebenarnya, tidak ada perawatan yang dapat menghilangkan keloid secara konsisten. Tapi perlu diketahui, keloid tidak menular tapi dapat menurun dalam keluarga.
Demikian penjelasan terkait keloid, cara mencegah, dan penanganannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)