INFO NASIONAL - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya memperkuat ketahanan masyarakat Indonesia terhadap bahaya ideologi kekerasan. Kali ini, BNPT mengajak Warga Negara Indonesia (WNI) di Kairo, Mesir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikal dan kekerasan yang kian meresap ke berbagai kalangan. BNPT menekankan pentingnya memegang teguh nilai-nilai Pancasila guna melindungi diri dari ancaman ideologi kekerasan, dalam acara talkshow bertajuk Diseminasi Perlindungan WNI di Luar Negeri dari Tindak Pidana Terorisme, yang digelar pada Sabtu, 2 November 2024.
Brigjen. Pol. Akhmad Nurwakhid, Direktur Deradikalisasi BNPT, mengungkapkan bahwa saat ini ideologi kekerasan tidak hanya menyasar kelompok-kelompok tertentu tetapi telah menyusup ke berbagai lapisan masyarakat. "Waspadai ideologi kekerasan, penyebarannya telah masuk ke segala lapisan masyarakat, baik dari segi profesi, latar belakang, pendidikan, maupun suku bangsa," ujar Akhmad dalam talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Markaz Syekh Zayed, Kairo. Ia menegaskan bahwa ancaman ini nyata dan menuntut kewaspadaan serta pemahaman yang kuat tentang pentingnya menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi.
Akhmad menjelaskan, Pancasila tidak dimaksudkan untuk menggantikan agama, melainkan sebagai dasar negara yang mampu menjadi perekat berbagai unsur kebhinekaan Indonesia. "Pancasila memang bukan agama dan tidak untuk menggantikan agama, namun Pancasila adalah dasar dan ideologi negara pemersatu bangsa Indonesia yang digali dari nilai-nilai luhur agama dan budaya nusantara untuk melindungi diri dari ideologi kekerasan," tambahnya. Dengan menjadikan Pancasila sebagai landasan hidup, WNI di luar negeri diharapkan lebih mampu menangkal berbagai ajakan atau pengaruh radikal yang dapat memecah belah.
Dalam acara tersebut, Inspektur BNPT, Catur Iman Pratignyo, turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya melawan terorisme sebagai bagian dari upaya penyelamatan peradaban. “Melawan teroris adalah menyelamatkan peradaban,” kata Catur, menekankan bahwa upaya ini tidak hanya soal keamanan, tetapi juga perlindungan atas nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dengan pendekatan yang komprehensif, BNPT berharap WNI di Kairo, terutama para pelajar, memahami bahwa ancaman ideologi kekerasan tidak boleh dianggap remeh.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Wakil Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Zaim A. Nasution, yang menilai acara semacam ini sangat dibutuhkan bagi para WNI di Kairo. "Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan terorisme terhadap WNI yang ada di Kairo, yang sebagian besarnya adalah para pelajar, sehingga memang kegiatan ini sangat diperlukan," ujarnya. Zaim menekankan bahwa pencegahan dini adalah kunci, terutama di lingkungan pendidikan di mana ide-ide baru sering kali berkembang pesat, termasuk yang berpotensi negatif jika tidak disikapi dengan bijak.
Direktur Perangkat Hukum Internasional (PHI) Imam Subekti juga memaparkan beragam strategi pencegahan yang dapat diadopsi oleh WNI di Kairo. Menurutnya, menjaga lingkungan pergaulan dan membekali diri dengan pemahaman yang benar mengenai ideologi nasional sangat penting untuk menangkal ideologi kekerasan. Ia juga mendorong agar komunitas-komunitas WNI, seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Mesir yang jumlahnya mencapai 15.000 orang, memperkuat kerja sama dan komunikasi untuk saling mendukung dalam melawan paham radikal.(*)