Kehilangan calon bayi menjadi pukulan telak bagi para calon ibu. Tak sedikit dari mereka yang stres berlebihan dan bahkan depresi pada fase tersebut. Oktober kemudian ditetapkan sebagai bulan kesadaran untuk memberikan dukungan pada keluarga yang mengalami kesulitan tersebut untuk saling mendukung satu sama lain.
Postpartum depression atau depresi pasca persalinan merupakan jenis depresi yang terjadi setelah melahirkan. Kondisi ini memengaruhi hingga 15 persen orang. Dalam kondisi depresi pasca persalinan, para ibu biasanya akan mengalami pasang surut emosi, sering menangis, kelelahan, rasa bersalah, kecemasan, dan mungkin mengalami kesulitan merawat bayi mereka. Depresi pasca persalinan dapat diobati dengan pengobatan dan konseling.
Jika Bunda mengalami depresi pasca persalinan, Bunda tidak sendirian ya. Ada banyak ibu di luar sana yang juga mengalami hal sama. Mendapatkan bantuan dari ahli ataupun join dengan komunitas bisa memantau mengelola gejala yang dirasakan serta membantu Bunda merasa lebih baik.
Jenis depresi pasca persalinan
Ada tiga jenis gangguan suasana hati pasca persalinan ya, Bunda. Berikut ini beberapa di antaranya ya, Bunda:
1. Baby blues
Baby blues memengaruhi antara 50-75 persen orang setelah melahirkan. Jika Bunda mengalami baby blues, Bunda akan sering menangis tanpa alasan yang jelas, sedih, dan cemas. Kondisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama (satu hingga empat hari) setelah melahirkan.
Meskipun pengalamannya tidak menyenangkan, kondisi ini biasanya mereda dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan. Hal terbaik yang dapat Bunda lakukan adalah mencari dukungan dan meminta bantuan dari teman, keluarga, atau suami.
2. Depresi pasca persalinan
Depresi pasca persalinan adalah kondisi yang jauh lebih serius daripada baby blues, yang memengaruhi sekitar 1 dari 7 orangtua baru. Jika Bunda pernah mengalami depresi pasca persalinan sebelumnya, risiko kekambuhan akan meningkat hingga 30 persen setiap kehamilan.
Bunda mungkin mengalami pasang surut yang bergantian, sering menangis, mudah tersinggung dan lelah, serta perasaan bersalah, cemas, dan ketidakmampuan untuk merawat bayi atau diri sendiri.
3. Psikosis pasca persalinan
Psikosis pasca persalinan adalah bentuk depresi pasca persalinan yang sangat parah dan memerlukan perhatian medis darurat. Kondisi ini relatif jarang terjadi, hanya memengaruhi 1 dari 1.000 orang setelah melahirkan. Gejalanya umumnya terjadi segera setelah melahirkan dan parah, berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.
Depresi pasca persalinan memang umum terjadi pada perempuan usai melahirkan. Sebanyak 75 persen orang mengalami baby blues setelah melahirkan. Hingga 15 persen dari orang-orang ini akan mengalami depresi pasca persalinan dan satu dari 1.000 orang mengalami psikosis usai persalinan.
Oktober Bulan Kesadaran untuk Mendukung Orangtua yang Keguguran Kehilangan Bayi
Depresi pada perempuan kenyataannya tidak dialami ibu pasca melahirkan dengan bayi yang lahir hidup, tetapi juga juga menghampiri mereka yang kehilangan janin atau mengalami keguguran. Perasaan bersalah akibat keguguran tersebut pada akhirnya rentan memicu stres hingga depresi jika tidak segera ditangani.
Mengutip CNN Indonesia, berangkat dari kepedulian ini maka kemudian tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Pregnancy and Infant Loss Awareness Day. Kampanye ini dimulai oleh para aktivis di Amerika sejak tahun 1983.
Berlanjut pada tahun 1988, Presiden Amerika, Ronald Reagan kemudian menetapkan Oktober sebagai bulan istimewa untuk mengingat mereka yang tak pernah lahir.
Reagan dalam pidatonya mengungkap, "Ketika seorang anak kehilangan orangtuanya, ia disebut yatim piatu. Ketika seorang suami atau istri kehilangan pasangannya, ia disebut janda atau duda. Ketika orangtua kehilangan anaknya, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kedukaannya."
Tak berhenti di situ, perjuangan panjang seorang ibu yang pernah mengalami keguguran sebanyak tujuh kali, Robyn Bear akhirnya pun membuat 15 Oktober resmi ditetapkan sebagai Hari Mengenang Keguguran dan Kehilangan Anak di Amerika Serikat. Gerakan ini akhirnya meluas secara internasional hingga ke Kanada, Italia, dan Australia.
Demikian ulasan mengenai Oktober sebagai bulan dukungan untuk bunda atau orang tua yang keguguran, dan pernah kehilangan bayinya. Semoga dukungan yang diberikan dapat berarti untuk keluarga yang kehilangan ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)