Jumlah perempuan yang mengalami kanker selama kehamilan bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan fakta yang ditemui dari penelitian bahwa sebagian besar keganasan kanker meningkat seiring bertambahnya usia sang ibu saat hamil. Kenali penyebab, gejala, dan cara mengatasinya kanker saat hamil.
Diagnosis kanker selama kehamilan tidak umum dilakukan, tetapi itu bisa terjadi. Faktanya, ribuan kanker terjadi selama kehamilan setiap tahun di Amerika Serikat.
Kenaikan jumlah kanker selama kehamilan
Sebuah studi di New South Wales menemukan bahwa pada 1994, terdapat sekitar 94 diagnosis kanker selama kehamilan atau dalam kurun waktu satu tahun setelah kelahiran per 100.000 perempuan yang melahirkan.
Dilansir dari laman resmi UNSW Edu, angka kanker meningkat menjadi sekitar 163 per 100.000 kehamilan pada tahun 2013. Data statistik ini memang sudah berusia lebih dari 10 tahun, namun ini merupakan data terbaru dan akurat yang tersedia di Australia.
Sebuah studi di Swedia tahun 2023 tentang kehamilan pada tahun 1973-2017 memiliki temuan serupa. Kedua studi tersebut menemukan sekitar seperempat kanker terkait kehamilan didiagnosis sebelum kelahiran, sedangkan sisanya didiagnosis pada tahun setelah kelahiran.
Jenis kanker apa saja yang meningkat selama kehamilan?
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa studi internasional telah melaporkan hasil pada perempuan dan anak-anak dalam kehamilan tersebut, namun karena kelangkaannya, sebagian besar studi hanya sedikit dan tidak meyakinkan.
Jenis kanker yang paling umum ditemukan selama kehamilan mirip dengan kanker yang paling umum pada perempuan yang lebih muda. Dilansir laman Cancer, jenis kanker tersebut meliputi kanker payudara, serviks, tiroid, usus besar, dan ovarium, serta melanoma, limfoma, dan leukemia.
Dalam tiga studi baru dari Karolinska Institutet, para peneliti menggabungkan Swedish Medical Birth Register dengan Swedish Cancer Register dan National Quality Register for Breast Cancer, untuk mengidentifikasi perempuan dengan kanker yang didiagnosis selama kehamilan dan dalam tahun pertama setelah melahirkan dari tahun 1973 hingga 2017.
Studi-studi ini termasuk yang terbesar di bidang tersebut hingga saat ini dan mencakup 4.629 perempuan dengan kanker terkait kehamilan.
Studi menemukan peningkatan insiden kanker selama kehamilan di Swedia. Apa saja kanker yang dimaksud? Tiga kanker yang paling umum ditemukan selama kehamilan seperti kanker payudara, melanoma ganas kulit, dan kanker serviks.
Pada 2015-2017, kanker didiagnosis selama kehamilan pada sekitar 50 per 100.000 kelahiran sementara 110 per 100.000 didiagnosis selama tahun pertama setelah melahirkan.
Dalam dua penelitian yang berfokus pada kanker payudara, para peneliti menemukan bahwa kanker payudara didiagnosis selama kehamilan dan dalam satu tahun setelah melahirkan memiliki karakteristik tumor yang lebih buruk, seperti stadium lanjut dan subtipe triple-negatif.
Perempuan yang didiagnosis dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi untuk kelahiran prematur dan hasil perinatal terkait dengan kelahiran prematur, seperti berat badan lahir rendah, namun tidak ditemukan risiko lain seperti komplikasi kehamilan ibu atau hasil buruk pada anak yang baru lahir.
“Kelahiran prematur yang direncanakan terkadang diperlukan untuk memulai pengobatan kanker, namun butuh alasan meyakinkan bagi bunda dan dokter yang merawat bahwa tidak ada risiko lain yang teridentifikasi pada ibu hamil dan bayi mereka”, kata pemimpin kelompok penelitian di Departemen Epidemiologi Medis dan Biostatistik, Karolinska Institutet, Anna Johansson.
Studi juga dilakukan dengan penilaian komprehensif di Inggris terhadap kanker selama kehamilan, dengan mengamati diagnosis pada tahun 2016-2020.
Studi ini, studi NSW, dan studi lainnya, juga menemukan kanker payudara dan kulit (sering kali melanoma) yang paling umum didiagnosis selama kehamilan. Selain itu juga terdapat angka kanker tiroid, ginekologi (terutama serviks dan ovarium), dan darah yang tinggi pada kelompok ini.
Studi di Inggris menemukan sekitar 92 persen kanker merupakan diagnosis baru dan sekitar 82 persen memiliki gejala. Mayoritas (81 persen) diobati dengan tujuan untuk menyembuhkan, dan sekitar 82 persen kehamilan yang terkait dengan diagnosis kanker menghasilkan kelahiran hidup.
Namun, 20 persen ibu meninggal pada akhir periode studi lima tahun. Kanker gastrointestinal (usus) khususnya yang mengkhawatirkan. Kanker usus memiliki angka kematian tertinggi sekitar 46 persen.
Penyebab dan gejala kanker selama kehamilan
Sebagian peningkatan angka kanker pada kehamilan bisa disebabkan dari tren menunda kelahiran hingga usia yang lebih matang. Namun faktor risiko lainnya masih harus diidentifikasi.
Di negara-negara dengan sosioekonomi tinggi, beberapa penyebab kanker pada kehamilan muncul karena memiliki anak di usia lanjut dan faktor risiko terbesarnya adalah pertambahan usia. Namun, bukti bahwa usia merupakan faktor utama dalam kanker terkait kehamilan masih belum meyakinkan. Karena ini mungkin berlaku untuk beberapa kasus, tetapi tidak semua kasus.
Faktor lain mungkin adalah meningkatnya penggunaan tes skrining genetik prenatal pada awal kehamilan. Tes ini menganalisis DNA yang berasal dari darah ibu untuk mendeteksi kelainan kromosom pada janin yang sedang berkembang.
Namun, tes ini juga dapat memberikan informasi tentang kromosom ibu. Hal ini menyebabkan diagnosis penyakit Hodgkin, kanker payudara, dan kanker kolorektal pada ibu hamil tanpa gejala.
Dua hormon yakni estrogen dan progesteron penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan payudara, serta untuk mendukung aspek lain dari kehamilan yang sehat. Hormon ini juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker, khususnya kanker payudara. Namun, tidak jelas apakah hal ini terkait dengan meningkatnya angka kanker terkait kehamilan.
Pada kanker gastrointestinal, memiliki angka kematian tertinggi yang dikaitkan dengan diagnosis pada stadium kanker yang lebih lanjut. Hal ini karena banyak ditemukan gejala kanker gastrointestinal yang tumpang tindih dengan gejala kehamilan, seperti nyeri perut, kelelahan, dan refluks asam. Dengan kata lain, beberapa gejala kanker dapat disalahartikan sebagai gejala kehamilan sehingga menutupi atau menunda diagnosis kanker.
Kanker lain, seperti kanker kulit, dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti paparan sinar UV. Khususnya, melanoma merupakan kanker terkait kehamilan terbanyak dalam studi NSW, yang mencerminkan tingginya angka kanker kulit pada populasi lokal.
Faktor lingkungan lainnya, seperti merokok dan human papillomavirus, dikaitkan dengan kanker serviks.
Kanker memang lebih sulit dideteksi saat hamil. Selama kehamilan, Bunda terkadang sulit untuk mengetahui perubahan pada tubuh disebabkan kehamilan atau kanker.
Misalnya dalam perubahan kadar hormon selama kehamilan yang menyebabkan gejala payudara membesar atau nyeri. Gejala ini dapat mempersulit Bunda atau dokter untuk melihat apakah disebabkan kanker atau gejala hamil.
Merasa lelah dapat disebabkan penambahan berat badan selama kehamilan atau jumlah sel darah merah yang rendah (anemia), yang dapat terlihat selama kehamilan atau pada kanker seperti leukemia dan limfoma.
Karena tantangan ini, ketika kanker berkembang selama kehamilan, sering kali didiagnosis baru ketahuan di stadium yang lebih lanjut daripada yang seharusnya.
Jika Bunda menemukan benjolan, merasakan nyeri baru, atau melihat perubahan lain pada tubuh yang membuat khawatir, jangan abaikan. Segera beri tahu dokter atau perawat karena perubahan yang mencurigakan harus segera diperiksa.
Cara mengatasi kanker selama kehamilan
Jika kanker ditemukan selama kehamilan, Bunda memerlukan beberapa tes untuk mengatasinya. Berikut beberapa metode pengobatan untuk mengatasi kanker. Metode ini dapat mendiagnosis atau menentukan stadium kanker, beserta kemungkinan efeknya pada janin.
1. Tes pencitraan
Ada kekhawatiran tes pecitraan yang dilakukan dapat memaparkan janin yang sedang berkembang dari radiasi. Begitu juga zat kimia yang harus disuntikkan ke dalam tubuh sebelum tes.
Sejumlah tes pencitraan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker antara lain mammogram (rontgen payudara), USG, rontgen dada, Pencitraan resonansi magnetik (MRI), pemindaian tulang, pemindaian tiroid, serta pemindaian PET, dan pemindaian tomografi terkomputasi (CT).
2. Biopsi selama kehamilan
Jika benjolan atau massa baru, lesi kulit, atau hasil tes pencitraan abnormal menimbulkan kekhawatiran tentang perubahan pada tubuh yang mungkin merupakan kanker, biopsi biasanya dilakukan untuk membantu memastikannya. Selama biopsi, potongan kecil jaringan diambil dari area yang menjadi perhatian, yang kemudian diuji di laboratorium untuk kanker.
3. Mengakhiri kehamilan
Mengakhiri kehamilan tidak secara rutin direkomendasikan ketika kanker ditemukan, situasi setiap orang itu unik, dan pilihan pengobatan dapat menjadi rumit jika ada konflik antara pengobatan yang paling dikenal untuk kanker dan kesejahteraan bayi.
Pada beberapa kanker stadium lanjut atau agresif yang terjadi di awal kehamilan, mengobati kanker segera mungkin menawarkan peluang terbaik untuk menyelamatkan ibu dengan menyarankan pertimbangkan mengakhiri kehamilan. Ini bisa menjadi keputusan yang sangat sulit dan meresahkan untuk dihadapi.
Undang-undang yang memperbolehkan untuk mengakhiri kehamilan berbeda di setiap negara, dan harus menjadi bagian dari pembicaraan dengan tim perawatan kesehatan karena hal ini berkaitan dengan perawatan kanker.
4. Operasi kanker
Terkadang, operasi merupakan bagian dari pengobatan kanker. Operasi umumnya aman selama kehamilan, dan dapat dipertimbangkan tergantung pada lokasi kanker di dalam tubuh.
Operasi biasanya dianggap paling aman jika dilakukan pada trimester kedua atau awal trimester ketiga, tetapi dapat dilakukan kapan saja selama kehamilan, tergantung pada situasinya.
5. Kemoterapi
Kemoterapi dapat digunakan sebelum atau setelah operasi untuk beberapa jenis dan stadium kanker. Kemoterapi juga dapat digunakan untuk kanker yang lebih lanjut.
Kemoterapi umumnya tidak diberikan selama trimester pertama kehamilan. Karena banyak perkembangan janin terjadi selama masa ini, keamanan beberapa obat kemo belum diteliti pada trimester pertama. Risiko keguguran (kehilangan bayi) juga paling besar selama masa ini.
Penelitian telah menunjukkan bahwa umumnya aman untuk memberikan obat kemo tertentu selama trimester kedua dan ketiga. Hal ini tampaknya tidak meningkatkan risiko cacat lahir, lahir mati, atau masalah kesehatan segera setelah lahir.
Namun, hal itu mungkin meningkatkan risiko persalinan dini. Dan tidak jelas apakah anak-anak ini mungkin memiliki efek jangka panjang.
Kemoterapi umumnya tidak direkomendasikan setelah 35 minggu kehamilan atau dalam tiga minggu setelah melahirkan, karena dapat menurunkan jumlah sel darah ibu dan bayi. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan dan meningkatkan kemungkinan infeksi selama kelahiran.
Menunda kemoterapi selama beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan memungkinkan jumlah darah ibu dan bayi kembali normal sebelum melahirkan.
Demikian informasi mengenai kanker selama kehamilan. Untuk mendapatkan kehamilan yang sehat, kenali gejala, pemicu dan cara mengatasi kanker salam hamil, termasuk aturan untuk melakukan kemoterapi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)