Keluar Darah saat Hamil 5 Bulan tapi Tidak Sakit, Normalkah? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

1 month ago 24

Jakarta -

Ibu hamil ketika mengalami pendarahan tentu merasa khawatir, terlebih jika kehamilannya sudah mencapai usia 5 bulan. Normalkah keluar darah saat hamil 5 bulan tapi tidak sakit? Yuk kenali penyebab dan cara mengatasinya.

Tidak semua pendarahan saat kehamilan itu berbahaya, apalagi jika tidak disertai rasa sakit. Meskipun tidak selalu menjadi tanda serius, tetap saja ibu hamil yang mengalami pendarahan, bercak, atau keluarnya cairan yang tidak biasa selama trimester kedua harus menghubungi dokternya.

7 Penyebab keluar darah saat hamil 5 bulan

pendarahan pada kehamilan usia 5 bulan atau trimester kedua mungkin umum terjadi. Dan ini tidak menandakan suatu masalah. Namun, ibu hamil penting untuk memeriksakan diri jika ada yang terasa tidak beres. 

Dr. Valinda Nwadike adalah dokter bersertifikat ABMS yang mengkhususkan diri dalam kebidanan dan ginekologi, kebanyakan ibu hamil menganggap trimester kedua merupakan momen tenang dalam kehamilan. 

"Gejala-gejala yang intens pada trimester pertama sering kali menghilang, dan kelelahan, nyeri otot, dan kecemasan tentang kelahiran yang umum terjadi selama trimester ketiga mungkin tidak muncul," jelas Nwadike dilansir MedicalNewstoday.

Menurutnya, pendarahan umum terjadi selama trimester pertama kehamilan, yang memengaruhi 15 hingga 25 persen ibu hamil. Pendarahan pada trimester kedua jarang terjadi. Jika terjadi pendarahan yang lebih banyak ini bisa menjadi tanda yang lebih serius ketimbang pendarahan ringan. 

"Penyebabnya dapat berkisar dari peradangan ringan hingga masalah pada plasenta atau serviks," ujar Nwadike.

Namun, ia menegaskan pendarahan biasanya tidak berarti seorang ibu hamil akan melahirkan atau mengalami keguguran.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab pendarahan pada trimester kedua:

1. Iritasi serviks ringan

Jika ibu hamil mengalami bercak ringan, ini biasanya bukan masalah serius pada kehamilan. Terutama jika bercak hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua hari.

2. Polip serviks

Polip serviks ini pertumbuhan jinak, atau non-kanker, pada serviks. Polip ini umum terjadi dan jarang menimbulkan masalah. Selama kehamilan, polip serviks dapat membengkak atau teriritasi, sehingga menyebabkan pendarahan.

3. Masalah plasenta

Plasenta adalah organ yang memberi nutrisi dan melindungi bayi yang sedang berkembang. Masalah pada organ ini merupakan penyebab utama pendarahan saat melahirkan. Jika menduga ada masalah plasenta, harus segera mencari perawatan karena dapat melukai bayi serta menyebabkan pendarahan berbahaya pada ibu hamil.

Beberapa masalah plasenta yang dapat menyebabkan pendarahan pada trimester kedua meliputi:

  • Plasenta previa: Kondisi ini terjadi ketika plasenta berada sangat rendah di dalam rahim. Plasenta dapat menutupi serviks secara keseluruhan atau sebagian, yang menyebabkan pendarahan selama kehamilan. 
  • Plasenta akreta: Plasenta akreta menyebabkan plasenta tumbuh jauh lebih dalam ke dalam rahim daripada biasanya. Namun, kondisi ini lebih mungkin menyebabkan pendarahan selama trimester ketiga daripada trimester kedua. 
  • Solusio plasenta: Terkadang plasenta terlepas dari rahim terlalu dini. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan, nyeri punggung, dan kram perut yang hebat. Diagnosis dini dapat mencegah komplikasi serius bagi wanita dan bayi.

4. Persalinan prematur

pendarahan dapat menjadi tanda awal persalinan. Beberapa ibu hamil mungkin juga melihat keluarnya cairan yang tidak biasa, yang disebut sumbat lendir. Sumbat lendir tampak seperti campuran cairan vagina, lendir, dan darah.

5. Vasa previa

Ini adalah masalah pada pembuluh darah bayi. Kondisi ini menyebabkan beberapa pembuluh darah bayi berjalan sejajar dengan serviks, tidak terlindungi oleh tali pusat atau plasenta. Pembuluh darah ini dapat menyebabkan pendarahan yang tidak biasa, terutama pada akhir kehamilan atau selama persalinan prematur.

6. Ruptur uterus

Ruptur uterus terjadi ketika uterus robek. Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan bayi karena menyebabkan pendarahan hebat dan membuat bayi kekurangan oksigen.

7. Penyakit trofoblas gestasional (GTD)

Ibu hamil dengan GTD mungkin mengalami pendarahan dan rahim yang luar biasa besar. GTD adalah sekelompok penyakit langka yang menyebabkan sel-sel abnormal tumbuh di rahim selama dan setelah kehamilan. Sel-sel ini dapat membentuk tumor dan massa. Terkadang massa ini berubah menjadi kanker, meskipun sebagian besar bentuk GTD bersifat jinak.

Perbedaan antara pendarahan normal dan berbahaya saat hamil

Bunda perlu memperhatikan pendarahan yang terjadi selama kehamilan. Ketahui perbedaan antara pendarahan normal dan berbahaya saat hamil.

Jika ibu hamil mengalami bercak selama kehamilan atau pendarahan ringan, ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Selain ringan, Bunda juga tidak merasakan sakit. Bercak ini sering terjadi setelah beraktivitas seperti hubungan intim atau pemeriksaan dalam.

Namun, pendarahan bisa berbahaya jika volume darah lebih banyak yang membasahi panty liner atau pembalut. Ini bukanlah hal yang normal. Bunda mungkin juga merasakan sakit yang tajam. Selain itu disertai dengan gejala lain seperti kontraksi atau demam. 

Bunda harus segera menghubungi dokter untuk melaporkan pendarahan yang dialami. Dokter tentu akan membantu mengetahui penyebabnya dan memandu langkah selanjutnya untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Apakah berbahaya jika sedang hamil mengeluarkan darah?

Keluar darah saat hamil lima bulan tidak selalu berbahaya, apalagi jika itu volumenya sedikit serta tidak disertai gejala lain. Apabila ibu hamil mengalami bercak dan sedikit darahnya mungkin ini tidak berbahaya.

Namun, ibu hamil penting untuk melaporkannya ke dokter kandungan untuk memastikan kondisi ibu dan janin. 

Ada beberapa jenis pendarahan yang tidak boleh diabaikan. Jika pendarahan berlangsung lama, berulang atau disertai gejala lain seperti kontraksi, gerakan janin berkurang, ini harus mendapatkan penanganan segera.

Cara mengatasi pendarahan saat hamil 5 bulan

Dilansir laman Cleveland Clinic, ketika ibu hamil usia 5 bulan mengalami pendarahan, penyedia layanan kesehatan mungkin perlu melakukan USG serta pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab pendarahan. Dokter juga mungkin meminta tes darah.

Beberapa cara mengatasi pendarahan vagina selama kehamilan dapat meliputi:

  • Bersantai dan tidak berdiri.
  • Minum banyak air.
  • Hindari hubungan seks.
  • Hindari bepergian.
  • Tetap di rumah sakit jika pendarahannya parah.

Ibu hamil sebaiknya mengikuti anjuran penyedia layanan kesehatan. Dalam kebanyakan kasus, penyedia layanan kesehatan akan menyarankan lebih banyak istirahat.

Menghindari hal-hal seperti olahraga berat atau mengangkat benda berat juga dapat membantu. Ibu hamil harus menggunakan panty liner atau pembalut untuk menahan pendarahan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online