Kenali Gejala dan Penyebab Amniotic Band Syndrome, Saat Janin Terlilit di Kandungan

3 weeks ago 7

Ada beberapa kelainan perkembangan yang bisa terjadi selama kehamilan dan bukan sebagai gangguan genetik, salah satunya Amniotic Band Syndrome atau ABS.

Ini merupakan kondisi yang terjadi ketika pita dari membran amniotik melilit bagian tubuh janin, yang dapat menyebabkan berbagai cacat lahir. 

Risiko cacat lahir yang mungkin terjadi termasuk seperti deformitas fisik, seperti amputasi, kelainan bentuk tangan atau kaki, atau masalah dengan pertumbuhan organ. 

Seperti diketahui, amniotic adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan amnion, yaitu membran yang membungkus janin di dalam rahim selama kehamilan. Ini dikenal juga sebagai ketuban.

Cairan amniotik atau cairan ketuban adalah cairan yang berada di dalam kantung amniotik, berfungsi untuk melindungi janin dan memungkinkan gerakan yang penting untuk perkembangan otot dan sistem skeletal. Selain itu, cairan ini membantu menjaga suhu di sekitar janin dan berperan dalam perkembangan paru-paru.

Apa itu Amniotic Band Syndrome?

Dikutip dari John Hopkins Medicine, amniotic band syndrome dapat terjadi ketika lapisan dalam plasenta, yang disebut amnion, rusak selama kehamilan. 

Saat itu terjadi, selanjutnya adalah masalah yang lebih fatal melibatkan amniotic band. Amniotic band adalah helai tipis serat jaringan, yang kemudian dapat melilit janin yang sedang berkembang, membatasi aliran darah, sehingga memengaruhi pertumbuhan bagian tubuh tertentu.

Hal ini dapat menyebabkan kelainan bawaan pada anggota tubuh janin. Dalam beberapa kasus, helaian dapat melilit begitu erat di sekitar anggota tubuh janin, sehingga harus diamputasi.

Amniotic band syndrome biasanya didiagnosis saat lahir, tetapi terkadang dapat dideteksi di dalam rahim melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Penyebab Amniotic Band Syndrome

Dikutip dari Cleveland Clinic, ada teori utama tentang penyebab amniotic band syndrome. Salah satunya ketika selaput amnion (lapisan dalam kantung ketuban yang menahan janin di rahim) menjadi rusak.

Hal ini menyebabkan pita jaringan dari amnion terlepas di rahim, kemudian dapat juga melilit bagian tubuh janin.

Ikatan ini dapat mengencang dan mencegah darah mencapai bagian tubuh janin, biasanya lengan atau kaki.

Penyebab kerusakan kantung ketuban dapat meliputi:

  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Tes prenatal seperti chorionic villus sampling (CVS) atau amniosentesis, yang dilakukan dengan menusuk kantung ketuban menggunakan jarum untuk mengambil sampel cairan atau jaringan dari janin. Komplikasi ini pernah terjadi tetapi sangat jarang.
  • Operasi terbuka, yang hanya diperuntukkan bagi kondisi janin yang serius dan mengancam jiwa.

Namun dalam beberapa kasus ABS, kantung ketuban tetap utuh dan tidak rusak. Jadi, para ahli lainnya percaya bahwa ABS adalah akibat dari masalah sirkulasi (aliran darah) pada janin.

Ada kemungkinan bahwa beberapa janin memiliki gen abnormal yang membuat mereka lebih mungkin mengalami masalah sirkulasi.

Ciri-ciri Amniotic Band Syndrome

Terkadang ABS bersifat ringan dan hanya membatasi aliran darah ke permukaan kulit. Sebagian besar kasus (sekitar 80 persen) melibatkan masalah di bagian tangan atau kaki. 

Namun, lokasi pita menentukan area mana yang terpengaruh. Penyempitan aliran darah dalam dapat menyebabkan:

  • Lingkaran penyempitan di kulit
  • Jari tangan, kaki, atau anggota tubuh yang hilang
  • Sindaktili (jaringan jari tangan atau kaki menyatu)
  • Anggota tubuh yang pendek atau kurang berkembang
  • Deformitas tulang, termasuk skoliosis
  • Atresia koanal (saluran hidung kurang berkembang)
  • Kaki pengkor
  • Mikroftalmia (bola mata kecil atau kurang berkembang)

ABS juga sering menyebabkan kelahiran prematur yang dapat memiliki risikonya sendiri.

Dampak dari Amniotic Band Syndrome

Ketika ekstremitas terlilit oleh pita amniotik, jaringan di ujung terjauh dari berisiko mengalami beberapa masalah. 

Misalnya ketika ekstremitas yaitu tangan atau kaki terjepit, maka dampak risikonya dapat terjadi pembengkakan pada jaringan distal, kelainan perkembangan dengan deformitas fisik atau bahkan amputasi total. 

Jenis kelainan bergantung pada dua kejadian:

  • Tahap kehamilan saat penyempitan terjadi
  • Apakah aliran darah ke bagian distal anggota tubuh terputus atau tidak

Dalam keadaan yang jarang terjadi, sindrom ini juga dapat memengaruhi perkembangan bagian tubuh lainnya. Misalnya, pita amniotik yang melewati wajah dikaitkan dengan bibir sumbing dan bahkan celah langit-langit. 

Dalam kasus ketika pita amniotik melingkari tali pusat janin, penyumbatan suplai darah dapat menyebabkan kematian janin. Akan tetapi, komplikasi-komplikasi demikian relatif jarang terjadi.

Dampak komplikasi ABS berikut dapat mengancam jiwa:

  • Ensefalokel (bukaan di tengkorak)
  • Deformitas kepala dan wajah, seperti bibir sumbing dan langit-langit mulut
  • Bukaan atau cacat di perut atau dada
  • Paru-paru kurang berkembang

Diagnosis Amniotic Band Syndrome

Dokter biasanya mendiagnosis ABS segera setelah lahir. Terkadang dokter juga dapat mendiagnosis ABS sebelum lahir, atau saat janin masih berada di dalam rahim.

USG dapat memperlihatkan garis-garis dari pita jaringan yang mengencang. Lebih sering, USG memperlihatkan ada bagian tubuh janin yang tidak berkembang dengan benar. Tanda-tanda ABS biasanya terlihat sejak usia kehamilan 12 minggu.

Cara mencegah bayi lahir cacat secara umum

Tidak ada cara untuk mencegah amniotic band syndrome. Namun, Bunda dapat mengurangi risiko bayi lahir cacat dengan menjaga pola hidup sesehat mungkin selama kehamilan.

Dikutip dari Healthy Children, berikut cara-cara yang dapat dilakukan:

1. Konsumsi cukup asam folat setiap hari

Konsumsi 400 mikrogram (mcg) asam folat per hari, mulai setidaknya satu bulan sebelum hamil dan teruskan selama kehamilan diketahui dapat membantu mencegah cacat serius pada otak dan tulang belakang bayi.

Beberapa makanan diperkaya atau difortifikasi dengan asam folat. Namun, cara paling sederhana untuk memastikan Bunda memperoleh cukup folat adalah dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat setiap hari. 

Asam folat adalah satu-satunya bentuk folat yang terbukti membantu mencegah cacat tabung saraf yang dapat menyebabkan anensefali dan spina bifida.

2. Rutin kontrol ke dokter

Sebelum hamil, kunjungi dokter untuk membicarakan rencana perawatan agar Bunda dan janin tetap sehat. Dokter juga dapat menjawab pertanyaan tentang perubahan apa pun yang perlu dilakukan jika Bunda sedang mengonsumsi obat-obatan atau memiliki kondisi medis tertentu.

Ini juga saat yang tepat untuk mencari tahu tentang vaksin yang direkomendasikan. Sebelum hamil, Bunda mungkin perlu mendapatkan vaksin campak, gondongan, rubella (MMR). 

Vaksin ini melindungi bayi dari rubella, infeksi yang menyebabkan cacat lahir serius seumur hidup. Namun, vaksin harus diberikan setidaknya satu bulan atau lebih sebelum kehamilan.

3. Jaga berat badan yang sehat

Kekurangan berat badan maupun kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko cacat lahir dan komplikasi kehamilan. Jadi, pertahankan berat badan yang sehat sebelum hamil dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan nutrisi yang baik dan olahraga teratur.

Begitu pula selama kehamilan ya, Bunda. Upayakan agar pertambahan berat badan yang terjadi tidak berlebihan.

4. Hindari zat-zat berbahaya

Jauhi alkohol, rokok, dan narkoba. Sejumlah zat-zat berbahaya ini dapat membahayakan bayi kapan saja selama kehamilan.

5. Waspadai bahan kimia tertentu

Bahan kimia di tempat kerja dapat menempel pada rambut, kulit, pakaian, dan sepatu. Contohnya termasuk timbal, gas, pelarut, pestisida, asbes, dan zat lainnya.

Cara mengatasi Amniotic Band Syndrome

Bagian tubuh janin dan fungsi yang terpengaruh menentukan pengobatan untuk ABS. Kasus ABS ringan mungkin hanya memerlukan pemantauan yang cermat oleh tim dokter. 

Namun, ABS parah yang memengaruhi fungsi organ memerlukan pengobatan segera. Terkadang operasi dapat memperbaiki masalah seperti kaki pengkor, bibir sumbing dan langit-langit mulut atau selaput lendir. 

Bayi atau anak-anak dengan anggota tubuh yang hilang atau pendek dapat memperoleh manfaat dari prostetik (bagian tubuh buatan). Terapi fisik dan terapi okupasi juga dapat membantu anak menggunakan prostetik dan meningkatkan fungsi tubuhnya secara keseluruhan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter dapat mengangkat pita amniotik melalui pembedahan saat janin masih berada di dalam rahim. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa prosedur ini membawa risiko kesehatan yang serius bagi Bunda maupun janin. 

Demikian ulasan tentang amniotic band syndrome, mulai dari definisi, penyebab, ciri-ciri, hingga tindakan medis untuk mengatasinya. Jangan lupa untuk selalu rutin kontrol kehamilan untuk memastikan tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online