Kenali Sindrom HELLP dan Cara Mencegahnya, Komplikasi Kehamilan yang Mengancam Nyawa

3 weeks ago 6

Jakarta -

Ibu hamil waspada dengan komplikasi serius. Sindrom HELLP merupakan salah satu komplikasi yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Kenali sindrom HELLP dan cara mencegahnya.

Dilansir dari Medline Plus, sindrom HELLP dianggap sebagai varian dari preeklamsia. Sindrom HELLP terjadi pada sekitar 1 hingga 2 dari 1.000 kehamilan. Pada perempuan dengan preeklamsia atau eklamsia, kondisi ini berkembang pada 10 hingga 20 persen kehamilan.

Apa itu sindrom HELLP?

Melinda Ratini, DO, dokter geriatri menjelaskan bahwa sindrom HELLP adalah kondisi langka namun serius yang dapat terjadi saat Bunda hamil atau setelah melahirkan. HELLP merupakan singkatan dari berbagai hal yakni:

  • Hemolisis: Ini adalah kerusakan sel darah merah. Sel-sel ini membawa oksigen dari paru-paru ke tubuh.
  • Elevated Liver Enzymes  (Peningkatan Enzim Hati): Jika kadarnya tinggi, ini bisa berarti ada masalah dengan hati.
  • Low Platelet Count (jumah trombosit rendah):  Trombosit membantu darah  membeku.

"Sindrom HELLP menyebabkan masalah pada darah, hati, dan tekanan darah Anda. Jika tidak diobati, masalah ini dapat membahayakan Anda dan bayi," kata Ratini dilansir dari WebMD.

Sindrom HELLP mungkin ada hubungannya dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia terjadi ketika seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi dan kerusakan pada organ lain seperti hati dan ginjal. Kondisi ini biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan. Eklampsia adalah bentuk preeklamsia yang lebih parah yang disertai kejang.

Penyebab sindrom HELLP

Penyebab sindrom HELLP belum ditemukan, namun beberapa faktor yang mungkin memicu kondisi ini. Peluang Bunda mengalaminya lebih tinggi jika pernah mengalaminya sebelumnya. Kebanyakan perempuan yang mengalaminya memiliki tekanan darah tinggi terlebih dahulu. Namun, ibu hamil dapat mengalami HELLP dengan tekanan darah normal.

Para ahli berpendapat bahwa peluang ibu hami mungkin lebih tinggi mengalami sindrom HELLP jika:

  • Berusia lebih dari 25 tahun
  • Berkulit putih
  • Pernah melahirkan dua kali atau lebih sebelumnya

Sedangkan beberapa faktor risiko sindrom HELLP meliputi:

  • Usia lebih dari 35 tahun
  • Kegemukan
  • Riwayat preeklamsia
  • Riwayat diabetes atau penyakit ginjal
  • Riwayat kelahiran kembar
  • Riwayat tekanan darah tinggi

Sindrom HELLP paling sering berkembang selama trimester ketiga kehamilan (antara 26 dan 40 minggu kehamilan). Terkadang berkembang seminggu setelah bayi lahir.

Banyak perempuan memiliki tekanan darah tinggi dan didiagnosis dengan preeklamsia sebelum mengembangkan sindrom HELLP. 

Gejala sindrom HELLP

Dalam beberapa kasus, gejala sindrom HELLP merupakan peringatan pertama preeklamsia. Kondisi ini terkadang salah didiagnosis sebagai:

  • Flu atau penyakit virus lainnya
  • Penyakit kandung empedu
  • Hepatitis
  • Purpura trombositopenik idiopatik (ITP)
  • Dugaan lupus
  • Purpura trombositopenik trombotik

Gejala yang perlu Bunda waspadai dari sindrom HELLP ini antara lain:

  • Kelelahan atau merasa tidak enak badan
  • Retensi cairan dan penambahan berat badan berlebih
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah yang terus memburuk
  • Nyeri di bagian kanan atas atau tengah perut
  • Penglihatan kabur
  • Mimisan atau pendarahan lain yang tidak mudah berhenti (jarang terjadi)
  • Kejang atau konvulsi (jarang terjadi)

Jika mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter karena sindrom HELLP bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius.

Diagnosis sindrom HELLP

Untuk mendiagnosis sindrom HELLP, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes laboratorium.

Selama pemeriksaan fisik, penyedia layanan kesehatan mungkin menemukan:

  • Nyeri perut, terutama di sisi kanan atas
  • Pembesaran hati
  • Tekanan darah tinggi
  • Pembengkakan di kaki

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis sindrom HELLP meliputi:

  • Tes darah: Untuk mengukur kadar enzim hati, jumlah trombosit, dan mencari tanda hemolisis.
  • Pemeriksaan tekanan darah: Sindrom ini sering disertai dengan tekanan darah tinggi.
  • USG: pemeriksaan ini untuk memantau kondisi janin serta memeriksa adanya kerusakan organ pada ibu.

Dan saat tes fungsi hati (enzim hati) mungkin tinggi. Jumlah trombosit mungkin rendah. Pemindaian CT mungkin menunjukkan pendarahan di hati. Protein yang berlebihan dapat ditemukan dalam urin.

Diagnosis cepat sangat penting karena sindrom HELLP bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi.

Cara mencegah sindrom HELLP

Tidak ada cara untuk mencegah sindrom HELLP. Hal terbaik yang dapat Bunda lakukan adalah menjaga kesehatan diri sebelum dan selama kehamilan, serta memperhatikan tanda-tanda awal kondisi tersebut.

Langkah-langkah berikut dapat membantu Bunda untuk mengantisipasinya:

  1. Temui dokter secara teratur untuk pemeriksaan pranatal.
  2. Beri tahu dokter jika pernah mengalami kehamilan berisiko tinggi atau seseorang dalam keluarga pernah mengalami sindrom HELLP, preeklamsia, atau masalah tekanan darah lainnya.
  3. Ketahui gejalanya dan hubungi dokter secepatnya jika Anda mengalaminya.

Cara mengobati Sindrom HELLP

Solusi utama untuk sindrom HELLP adalah melahirkan sesegera mungkin. Ini berarti bayi mungkin harus lahir prematur. Risikonya terlalu serius bagi ibu dan bayi jika tetap hamil dengan sindrom HELLP.

Perawatan juga dapat mencakup:

  1. Obat kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi berkembang lebih cepat
  2. Obat untuk tekanan darah tinggi
  3. Obat untuk mencegah kejang
  4. Transfusi darah

Perawatan intensif juga mungkin diperlukan, terutama jika sindrom HELLP menyebabkan kerusakan organ.

Komplikasi sindrom HELLP

Sindrom HELLP yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, baik bagi ibu maupun janin. 

Komplikasi dapat terjadi sebelum dan setelah bayi lahir, termasuk:

  1. Koagulasi intravaskular diseminata (DIC). 
  2. Gangguan pembekuan darah yang menyebabkan perdarahan berlebih (hemoragi).
  3. Cairan di paru-paru (edema paru).
  4. Gagal ginjal.
  5. Hemoragi dan gagal hati.
  6. Terpisahnya plasenta dari dinding rahim (solusio plasenta).
  7. Kejang.
  8. Stroke.

Komplikasi janin, termasuk pembatasan pertumbuhan janin.

Setelah bayi lahir, sindrom HELLP hilang dalam sebagian besar kasus dalam 2 hingga 3 hari.

Kapan harus ke dokter?

Jika Bunda mengalami gejala seperti sakit perut yang parah, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, atau pembengkakan yang signifikan, segera temui dokter. Ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia atau tekanan darah tinggi juga harus memantau kondisinya secara ketat dan berkonsultasi dengan dokter secara berkala.

Sindrom HELLP dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah jika tidak diobati. Jika Bunda mengalami gejala apa pun, harap hubungi penyedia layanan kesehatan. Dengan diagnosis cepat dan penanganan yang tepat, risikonya dapat diminimalkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online