Ketahui Jam Tidur Bayi ASI yang Normal

1 week ago 8

Jakarta -

Banyak ibu baru merasa bingung mengurus bayinya mulai dari jadwal menyusui hingga jam tidur bayi. Agar bisa cepat adaptasi, ketahui jam tidur bayi ASI yang normal yuk, Bunda.

Sejak lahir, bayi mungkin lebih dominan tidur dan jarang terbangun kecuali ingin menyusu. Seiring dengan pertambahan usianya, waktu tidurnya pun semakin sedikit karena lebih banyak aktivitas yang dilakukannya.

Jam tidur bayi ASI berdasarkan usianya

Bayi yang kurang tidur biasanya cenderung rewel ya, Bunda. Seringnya, banyak Bunda tak menyadari hal ini karena tidak memahami pola ja tidur bayi ASI berdasarkan usianya. 

Bayi baru lahir biasanya lebih banyak tidur karena mereka perlu menyimpan energi untuk bertumbuh. Mereka biasanya menghabiskan sekitar 60 persen waktunya untuk tidur. Hal ini dapat membantu otak bayi tumbuh dan memungkinkan mereka sering bangun untuk memastikan mereka diberi makan.

Seiring pertambahan usianya, bayi akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur ringan dan lebih banyak waktu untuk tidur nyenyak. Agar lebih mengetahui bagaimana pola tidur bayi dan berapa banyak jam tidur yang dibutuhkannya, Bunda bisa mengikuti panduan berikut ini:

1. Bayi baru lahir - 2 bulan

Bayi baru lahir biasanya membutuhkan total waktu tidur sebanyak 14-18 jam. Di malam hari, mereka akan menghabiskan waktu 8-10 jam untuk tidur pulas. Ritme sirkadian alami siang-malam mereka belum berkembang.

Ditambah lagi, perut mereka masih kecil, jadi mereka perlu banyak makan, termasuk di malam hari. Faktanya, bayi baru lahir yang disusui bangun untuk menyusu sekitar setiap dua hingga tiga jam dan bayi yang diberi susu formula bangun sekitar setiap tiga hingga empat jam.

2. Bayi 3 bulan

Bayi di bawah usia 3 bulan tidur antara 11 dan 18 jam per hari secara total ya, Bunda. Bayi baru lahir yang disusui bangun sekitar setiap 2 hingga 3 jam dan bayi yang diberi susu formula bangun sekitar setiap 3 hingga 4 jam.

3. Bayi 4 bulan

Saat bayi berusia 4 bulan, mereka akhirnya sudah terbiasa dengan siang dan malam, sehingga tidur siang dan malam lebih mudah. Bayi pada usia ini tidur sekitar 12 hingga 16 jam sehari. Si Kecil kemungkinan besar akan bangun sedikit lebih awal. Kebanyakan bayi usia ini memulai hari mereka sekitar pukul 6 pagi.

4. Bayi 6 bulan

Saat bayi melewati usia empat bulan, mereka telah melewati apa yang disebut trimester keempat. Mereka akan mulai tidur nyenyak dan bayi yang sedang bertumbuh sering kali tidur selama 12 hingga 16 jam sehari seperti dikutip dari laman Happiest Baby.

5. Bayi 9–12 bulan

Pada usia ini, beberapa anak kecil mulai mengalami kecemasan akan perpisahan dan waktu tidur. Sementara lainnya sedang asyik menikmati keterampilan baru mereka yang berkembang sehingga mereka merasa lebih sulit untuk tenang. Todal waktu tidur pada usia ini yakni 12 hingga 16 jam sehari. Mereka biasanya memulai hari pada pukul 6 hingga 7 pagi.

5 Efek samping jika bayi ASI kurang tidur

Memenuhi tidur yang cukup pada bayi membuat tumbuh kembang mereka bisa maksimal ya, Bunda. Jadi, selain pemenuhan nutrisi, bayi juga perlu memenuhi waktu istirahat mereka dengan baik. 

Seperti diketahui bahwa kurang tidur dapat menyebabkan beberapa beberapa masalah termasuk perkembangan otak yang menurun, masalah belajar, dan emosi negatif yang lebih sering. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah manajemen berat badan, masalah pertumbuhan, dan peningkatan frekuensi penyakit. 

Tidur yang cukup berarti mendapatkan tidur yang cukup untuk bangun di pagi hari dengan perasaan segar dan mampu mempertahankan energi sepanjang hari. Jumlah tidur yang dibutuhkan anak berada dalam kisaran tertentu, seperti halnya orang dewasa. Anak mungkin memerlukan jumlah tidur yang berbeda dari teman sebayanya.

Dan, penting diketahui bahwa kebutuhan tidur anak berubah seiring bertambahnya usia. Berikut ini adalah dampak jika waktu tidur yang dibutuhkan anak-anak tidak tidak terpenuhi dengan baik:

1. Kurang tidur melemahkan imunitas tubuh

Tubuh anak tidak dapat merespons pilek atau infeksi bakteri semudah saat mereka terserang pilek. Sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit untuk menyingkirkan infeksi apa pun. Saat anak tidur, respons demam mereka akan lebih baik. Inilah sebabnya mengapa demam tampaknya lebih tinggi di malam hari.

Demam merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang mencoba melawan infeksi. Dan jika seorang anak kurang tidur, reaksi demamnya tidak akan terbentuk dan mereka tidak dapat melawan infeksi sebaik jika mereka cukup istirahat.

2. Kurang tidur menghambat kemampuan belajar

Kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada cara belajar seorang anak. Anak-anak yang terlalu lelah bekerja lebih lambat karena mereka sulit mengingat apa yang baru saja dikatakan guru atau apa yang baru saja mereka baca.

Otak mereka lebih sulit untuk fokus, bahkan mengganggu pembentukan dan mengingat kembali memori jangka panjang. Ketika anak-anak kurang tidur, otak mereka benar-benar mengalami pola gelombang otak seperti tidur, itulah sebabnya anak-anak yang lelah melamun selama kelas berlangsung seperti dikutip dari laman Healthcare.

3. Kurang tidur terkait dengan obesitas pada anak

Dalam kaitannya dengan obesitas, ditemukan bahwa anak-anak yang tidur kurang dari yang seharusnya juga cenderung mengalami kelebihan berat badan. Hal ini berkaitan dengan kadar hormon dan pengaruhnya terhadap rasa lapar. Anak-anak yang lelah cenderung makan lebih banyak karena peningkatan hormon yang menyebabkan rasa lapar dan penurunan hormon yang mengurangi rasa lapar.

4. Terganggunya pertumbuhan dan perkembangan bayi

Selama tidur, otak juga mengistirahatkan neuron aktif dan membentuk jalur baru sehingga siap menghadapi dunia di pagi hari. Pada bayi, anak-anak, dan dewasa muda, otak melepaskan hormon pertumbuhan selama tidur. Saat tidur, tubuh juga memproduksi protein yang membantu sel memperbaiki kerusakan.

Kurang tidur membuat otak kelelahan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bagi bayi, periode antara 0-12 bulan merupakan periode pertumbuhan terbesar dalam seluruh hidupnya di mana mereka membutuhkan kesempatan untuk tidur nyenyak dan baik selama masa ini untuk membantu semua pertumbuhan ini seperti dikutip dari laman Littleones.

5. Meningkatkan risiko diabetes

Kurang tidur juga menurunkan kadar hormon yang disebut leptin, yang memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan, yang menyebabkan peningkatan berat badan. Kurang tidur mendorong tubuh untuk melepaskan kadar insulin yang lebih tinggi setelah makan, yang meningkatkan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Kapan harus ke dokter?

Ketika anak terus menerus kurang tidur karena alasan apa pun terutama pada malam hari, ingatlah hal ini tidak baik untuk perkembangan mereka ya, Bunda.

Karenanya, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter sebelum anak mengalami masalah medis yang dapat mencegahnya merasakan tidur nyenyak. Dengan begitu, anak akan segera mendapatkan penanganan terbaik agar istirahat mereka lebih teratur sesuai kebutuhan yang direkomendasikan.

Cara mengatur jam tidur bayi agar dapatkan cukup ASI

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi masih terbangun satu atau dua kali dalam semalam pada usia 6-12 bulan, terlepas dari apakah mereka disusui atau diberi susu formula. Selain itu, mereka mungkin terbangun sesekali dan perlu ditenangkan saat mengalami gangguan tidur.

Bayi memang sedianya perlu memenuhi jam tidurnya secara maksimal agar pertumbuhannya serta perkembangannya tidak terganggu ya, Bunda. Berikut ini cara mengatur jam tidur bayi agar tetap mendapatkan ASI yang cukup dari Bunda:

1. Pastikan pemberian ASI yang cukup di siang hari

Antara usia 6-8 bulan, sebagian besar bayi perlu mempertahankan jumlah ASI yang sama dalam makanan mereka dan mungkin belum siap untuk berhenti memberikan ASI. Sebagian besar bayi yang disusui tidak dapat begitu saja menyusu lebih banyak tetapi lebih jarang, karena kebanyakan ibu hanya menghasilkan rata-rata 3,5 ons per menyusui. 

Bayi yang disusui membutuhkan frekuensi menyusui yang sama untuk mempertahankan asupan ASI mereka secara keseluruhan (sekitar 27 ons per 24 jam) hingga mereka mahir mengonsumsi makanan padat yang padat nutrisi. 

2. Pastikan bayi mendapatkan makanan padat yang padat nutrisi

Sebelum usia 6 bulan, penelitian tidak menemukan manfaat apa pun bagi tidur bayi saat makanan padat diperkenalkan. Setelah usia 6 bulan, menambah jumlah asupan makanan padat tampaknya membantu bayi untuk menyapih di malam hari meskipun mereka mungkin masih terbangun karena alasan lain.

Bayi dengan BMI rendah akan mendapatkan manfaat khusus dari makanan padat yang padat nutrisi yang diberikan tepat setelah menyusui seperti dikutip dari laman Lknbreastfeedingsolutions.

3. Miliki rutinitas tidur yang konsisten

Sebagian besar bayi berusia 6-12 bulan tidur siang dua kali sehari. Memiliki waktu bangun, waktu tidur siang, dan waktu tidur yang konsisten dapat membantu tidur malam bayi menjadi lebih mudah diprediksi. Bayi juga perlu tidur siang di ruangan yang redup dan minim kebisingan. Cobalah untuk menyusui bayi sebelum tidur siang sampai bayi mengantuk tetapi tidak tertidur lelap. 

Tips agar tidur bayi berkualitas 

Untuk membantu bayi membentuk pola tidur yang baik, berikut ini beberapa tips tidur yang bisa dilakukan ya, Bunda:

1. Ketahui tanda-tanda bayi lelah

Bayi akan memberi tahu saat mereka butuh tidur. Perhatikan tanda-tanda umum berikut yang menunjukkan bahwa mereka merasa lelah seperti halnya mengucek mata, menguap, rewel, hingga memalingkan muka dari Bunda.

2. Atur siklus tidur siang malam bayi

Sejak bayi berusia 2 minggu, cobalah untuk mengajari mereka bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk bersenang-senang. Selama siang hari, buatlah bayi tetap sibuk dan aktif. Cobalah untuk membuat mereka tetap terjaga setelah menyusu, tetapi jangan khawatir jika mereka tetap tertidur untuk tidur siang. 

3. Pisahkan makan dari tidur

Setelah bulan pertama, cobalah untuk tidak membiarkan bayi Bunda tertidur saat Bunda menyusui atau mengayunnya. Bayi mungkin makan sedikit, tertidur sebentar, lalu makan lagi. Mereka bahkan mungkin melakukan ini beberapa kali berturut-turut.

Jika mereka tertidur dan terus tidur saat Bunda menyusu, hentikan dan taruh mereka di tempat tidur seperti dikutip dari laman Webmd.

4. Jangan bangunkan bayi untuk menyusui setelah berusia 2 bulan

Jika bayi dalam keadaan sehat dan berat badannya bertambah sebagaimana mestinya, Bunda biasanya tidak perlu membangunkannya di malam hari untuk menyusu setelah usianya menginjak 2 bulan.

Bunda perlu membangunkannya jika mereka lebih tidur banyak di siang hari daripada di malam hari dan melewatkan waktu menyusu di siang hari. Atau, mereka tidak menyusu selama lebih dari 4 jam di siang hari. Jika demikian, Bunda perlu membangunkannya untuk menyusu tetapi mungkin lebih baik mencoba mengubah kebiasaan mereka di siang hari daripada terus menerus membangunkannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online