Sindrom fibromyalgia merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan nyeri mukculoskeletal yang menyebar, disertai dengan kelelahan dan rasa nyeri di berbagai bagian tubuh. Bagaimana jika mengalami sindrom ini di masa kehamilan?
Dikutip dari What to Expect, seseorang dengan diagnosis sindrom fibromyalgia umumnya sudah terbiasa dengan keluhan seperti rasa sakit dan kelelahan.
Bagi sebagian Bunda, tantangan ini bisa lebih sulit selama kehamilan. Bagaimana cara menanganinya? Simak yuk penjelasan selengkapnya berikut ini!
Apa itu sindrom fibromyalgia?
Sindrom fibromyalgia adalah kondisi kronis yang ditandai dengan rasa sakit, sensasi terbakar, dan nyeri otot. Kelelahan, masalah tidur, dan masalah daya ingat juga bisa terjadi.
Kondisi ini paling umum terjadi pada perempuan, bahkan diperkirakan mencapai 90 persen dari total semua kasus.
Meskipun angka ini sangat tinggi, tetapi keberadaan sindrom fibromyalgia sering tidak dikenali pada perempuan hamil. Alasannya karena kelelahan dan stres psikologis yang ditimbulkannya kerap dianggap sebagai gejala umum kehamilan.
Lalu apa perbedaan myalgia dan fibromyalgia? Myalgia merupakan istilah umum yang berarti nyeri otot akibat berbagai faktor, termasuk cedera, infeksi, kelelahan, atau kondisi medis lainnya.
Akan tetapi, fibromyalgia adalah sindrom kronis yang ditandai dengan nyeri muskuloskeletal yang menyebar, serta gejala lain seperti kelelahan, gangguan tidur, dan masalah kognitif.
Penyebab sindrom fibromyalgia
Dikutip dari Medical News Today, sampai saat ini dokter masih belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi penyebab fibromyalgia. Namun dipercaya mungkin bisa ada lebih dari satu faktor.
Misalnya, beberapa peneliti percaya perempuan lebih mungkin mengalami nyeri parah karena risiko kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya yang lebih tinggi.
Namun, fibromyalgia bukanlah kondisi psikologis. Sebaliknya, fibromyalgia menunjukkan hubungan antara pikiran dan tubuh, bahwa riwayat trauma dapat menyebabkan atau memperburuk nyeri fisik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan riwayat trauma lebih mungkin mengalami fibromyalgia.
Sebuah studi dari tahun 2017 di European Journal of Pain menemukan bahwa 49 persen perempuan dengan fibromyalgia telah mengalami setidaknya satu jenis trauma, termasuk di antaranya pelecehan emosional atau fisik, selama masa kanak-kanak.
Teori lain yang disebut menjadi penyebab sindrom fibromyalgia adalah:
Gangguan autoimun
Ini terjadi ketika tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri. Banyak yang menyebabkan peradangan dan nyeri, tapi beberapa peneliti berpendapat bahwa fibromyalgia mungkin merupakan gangguan autoimun.
Saraf yang lebih sensitif
Saraf yang lebih sensitif terhadap nyeri disebut juga bisa menjadi faktor penyebab. Orang dengan fibromyalgia tampaknya memiliki kepekaan yang meningkat terhadap nyeri.
Peradangan
Peradangan adalah proses yang melibatkan sistem imun. Kondisi ini dapat menjadi kronis dan menyebabkan nyeri otot, serta berperan dalam kondisi seperti radang sendi.
Ciri-ciri sindrom fibromyalgia
Gejala fibromyalgia adalah nyeri kronis dan meluas yang terjadi terlepas dari cedera, radang sendi, atau gangguan lainnya.
perempuan dengan fibromyalgia mungkin mengalami satu atau beberapa gejala berikut:
- Nyeri terus-menerus di beberapa area tubuh
- Kelelahan kronis
- Sulit tidur
- Masalah kognitif, seperti gangguan konsentrasi atau ingatan
- Mata kering
- Sensitivitas tinggi terhadap nyeri
- Masalah pencernaan
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki
Peristiwa yang membuat stres atau traumatis dapat memicu gejala fibromyalgia kambuh atau memperburuk keluhan yang sudah ada.
Dikutip dari Web MD, selain nyeri otot yang menyebar dan dalam, titik fibromyalgia juga bisa terasa nyeri. Titik nyeri ini umumnya di sekitar sendi, tetapi tidak di sendi itu sendiri.
Sebaliknya, area tersebut tampak berada tepat di bawah permukaan kulit. Area tersebut tersebar di leher, punggung, dada, siku, pinggul, bokong, dan lutut.
Titik fibromyalgia ini jauh lebih sensitif daripada area terdekat lainnya. Bahkan, tekanan pada salah satu titik nyeri dengan jari akan menyebabkan nyeri yang membuat penderita fibromyalgia tersebut tersentak atau mundur.
Perbedaan antara fibromyalgia dan polimialgia
Fibromyalgia dan polimialgia sering kali membingungkan karena keduanya menyebabkan nyeri otot di seluruh tubuh, bahkan memiliki nama yang mirip.
Namun, fibromyalgia dan polimialgia adalah gangguan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda pula. Faktanya, seseorang dapat mengalami polimialgia dan fibromialgia sekaligus.
Polimialgia reumatik adalah bentuk radang sendi, tetapi fibromyalgia tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan. Namun beberapa penelitian terbaru dari tahun menunjukkan bahwa fibromialgia juga dapat melibatkan peradangan.
Penyebab kedua kondisi tersebut pun berbeda:
Polimialgia dianggap sebagai penyakit autoimun, di mana tubuh menyerang jaringan sehat secara tidak sengaja. Sementara fibromyalgia, diduga disebabkan oleh saraf yang terlalu aktif sehingga tubuh merasakan nyeri meskipun tidak ada cedera fisik.
Ini berarti fibromyalgia dapat terjadi karena cara otak dan saraf merasakan sensasi, sedangkan polimialgia berkembang karena masalah pada sistem imun.
Diagnosis sindrom fibromyalgia
Ada tiga kriteria utama untuk menegakkan diagnosis fibromyalgia:
- Nyeri dan gejala selama minggu sebelumnya, serta tingkat kelelahan, tidur yang tidak nyenyak, atau masalah kognitif
- Gejala yang telah ada setidaknya bertahan selama tiga bulan
- Tidak adanya kondisi kesehatan lain yang dapat menjelaskan gejala tersebut
Untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain, dokter dapat melakukan rontgen dan meminta pemeriksaan darah, menanyakan tentang cedera masa lalu, dan mengambil riwayat medis terperinci.
Meskipun sebagian profesional medis masih menggunakan titik nyeri sebagai bagian diagnosis, komponen ini tidak selalu dapat diandalkan.
Cara mencegah sindrom fibromyalgia
Dikutip dari Cleveland Clinic, karena para ahli tidak mengetahui apa yang menyebabkan fibromyalgia, maka sebenarnya tidak ada cara spesifik yang dapat dilakukan untuk mencegah sindrom fibromyalgia.
Akan tetapi, menjaga kesehatan secara keseluruhan dapat membantu mengurangi keparahan gejala fibromyalgia, seperti:
- Kelola stres sebaik mungkin
- Ikuti diet dan rencana olahraga yang sehat
- Tidurlah yang cukup dan praktikkan kebiasaan tidur yang baik
Cara mengobati sindrom fibromyalgia
Untuk mengatasi sindrom fibromyalgia selama kehamilan, dokter mungkin menyarankan beberapa strategi umum berikut:
- Berusaha mengurangi pemicu stres sebisa mungkin
- Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang
- Mandi air hangat
- Berolahraga secukupnya alias tanpa berlebihan, serta melakukan peregangan yang aman (seperti yoga atau berenang)
Jika Bunda mengalami kelelahan, nyeri, atau pingsan yang tak biasa, pastikan untuk beristirahat beberapa kali sehari atau sebanyak yang direkomendasikan oleh dokter.
Karena pengobatan fibromyalgia sering menggunakan dengan antidepresan dan penekan nyeri, pastikan untuk mematuhi anjuran minum obat hanya dari dokter selama kehamilan.
Perawatan seperti pijat, olahraga, yoga, akupunktur, dan meditasi kemungkinan aman selama Bunda konsultasi terlebih dahulu dan diberi persetujuan oleh dokter.
Pantangan fibromyalgia secara khusus tidak ada, tapi sebaiknya hindari konsumsi asupan yang bisa memicu peradangan seperti makanan olahan dan makanan tinggi lemak.
Komplikasi sindrom fibromyalgia
Dikutip dari Very Well Health, penderita fibromyalgia dapat meningkatkan beberapa risiko terkait kehamilan, baik bagi ibu hamil maupun janin. Beberapa secara langsung dan yang lainnya secara tidak langsung, atau melalui kondisi yang tumpang tindih.
Kehamilan dengan fibromyalgia umumnya dianggap berisiko tinggi. Kondisi risiko yang dapat meningkatkan risiko bagi kehamilan meliputi:
- Kecemasan
- Depresi
- Stres psikologis
Masalah-masalah ini cenderung lebih umum terjadi pada orang dengan fibromyalgia, dan penelitian telah menunjukkan bahwa semuanya dapat berdampak pada plasenta dan perkembangan janin.
Fibromyalgia juga dapat menimbulkan risiko bagi bayi janin, termasuk:
- Pembatasan pertumbuhan intrauterin, di mana bayi tidak tumbuh dengan berat badan normal selama kehamilan
- Keguguran berulang, yaitu dua atau lebih kehamilan yang gagal
- Kemungkinan kelahiran prematur, tetapi penelitian mengenai hal ini masih belum jelas
Penelitian bervariasi mengenai apakah fibromyalgia dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari kelahiran operasi caesar. Beberapa peneliti mengatakan anestesi spinal, seperti yang digunakan untuk operasi caesar, dapat memperburuk gejala fibromyalgia.
Untuk lebih pasti, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter tentang apabila Bunda memang merasa perlu menjalani operasi.
Kapan harus ke dokter?
Setiap nyeri baru di tubuh sering kali merupakan tanda pertama fibromyalgia, terutama di otot. Percayai insting dan dengarkan tubuh Bunda.
Kunjungi dokter segera jika Bunda mengalami nyeri baru, kelelahan, dan gejala lainnya, jika rasanya seperti datang dan pergi. Fibromyalgia sulit didiagnosis selama kehamilan karena kondisi tersebut memiliki banyak gejala yang sama. Beberapa peneliti percaya bahwa fibromyalgia umum terjadi selama kehamilan karena perubahan kadar serotonin dan perubahan fisiologis lainnya.
Oleh sebab itu, perhatikan sinyal yang diberikan tubuh dan segera konsultasi ke dokter jika curiga mengalami masalah akibat sindrom fibromyalgia ini ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)