INFO NASIONAL - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen demi tercapainya Indonesia Emas 2045. Untuk mendukung itu, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin dan Syah Muhammad Natanegara pun ingin membawa Trenggalek dalam keadaan adil dan makmur.
“Visi abadi Indonesia adalah menciptakan adil dan makmur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk kita semua di Trenggalek,” kata Mochammad Nur Arifin atau kerap disapa Gus Ipin. Prasyarat untuk adil dan makmur, kata dia, adalah merdeka, bersatu, dan berdaulat, yang dalam hal ini peran dan kewenangan otonomi daerah sangat berpengaruh.
Gus Ipin mengatakan, adil dan makmur dapat dicapai sesuai amanat konstitusi cita-cita berbangsa dan bernegara, yakni melindungi segenap tumpah darah Indonesia yang dimanifestasikan dengan membangun ekonomi yang inklusif dan regeneratif.
“Yang tumbuh, merata berkeadilan, dan berkelanjutan serta ramah lingkungan, Sementara itu, dalam cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, maka hasil yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. “Karena hanya melalui kreativitas dan inovasi kita bisa melewati jebakan ekonomi dan birokrasi ekstraktif,” kata dia. Trenggalek, lanjut Gus Ipin, juga menuju knowledge based economy dan open government.
Menurut Gus Ipin, untuk menuju perdamaian dunia dapat direalisasikan dengan pelaksanaan secara konsisten Visi Dunia 2030. “Dan visi tersebut dapat diwujudkan melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Net Zero Carbon Emission di tahun 2045,” katanya. Pengamat Politik dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan masih banyak pekerjaan rumah dari daerah, termasuk Kabupaten Trenggalek, mencapai adil dan makmur.
Yang menjadi perhatian adalah angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem yang mesti ditekan. Pemerintah Kabupaten Trenggalek, menurut Ujang, berhasil menghapus kemiskinan ekstrem, meski angka kemiskinan masih tinggi, yakni 10,5 persen. “Karena itu, pekerjaan rumah saat ini adalah bagaimana menyelesaikan kemiskinan,” ujar Ujang. “Artinya, harus ada kemajuan dalam mengatasi kemiskinan.”
Pekerjaan rumah lainnya, Ujang melanjutkan, adalah pendidikan untuk menghasilkan generasi berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia menjadi penting karena tidak ada pembangunan daerah yang berkembang tanpa kekuatan dan keunggulan manusianya. Ujang berharap, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menjadikan rakyat sebagai subjek pembangunan agar mereka terlibat aktif.
“Rakyat bukan objek kebijakan. Itu menjadi penting bagi publik,” katanya. Kabupaten Trenggalek, lanjut dia, juga harus punya terobosan dalam membuktikan kemampuan tertentu, sehingga muncul di level nasional dan internasional. Pengamat Kebijakan Publik dari The Prakarsa, Ah Maftuchan mengatakan, pencapaian pembangunan di Kabupaten Trenggalek cukup progresif, terutama dalam penurunan stunting.
“Dari sisi pembangunan yang riil di bawah kepemimpinan Calon Bupati Gus Ipin ini cukup berhasil,” kata dia. Maftuch menilai, sektor pariwisata di Trenggalek perlahan maju dan dapat dikembangkan untuk menuju keadilan dan kemakmuran. Terlebih, Gus Ipin ingin mengembangkan green economy, salah satunya melalui pariwisata berbasis lingkungan, seperti ecotourism.
Wisata hijau juga dapat menjadi solusi pergerakan ekonomi masyarakat karena mampu mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menyerap tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan domestik. “Ecotourism bisa menjadi komitmen global dan cara daerah dalam menurunkan potensi bencana alam,” katanya.(*)