Menyusui Eksklusif Terbukti Bantu Penurunan BB Signifikan pada Bunda Obesitas

1 month ago 27

Jakarta -

Menyusui tidak saja memenuhi kebutuhan nutrisi bayi semata, Bun. Di luar itu, menyusui eksklusif terbukti bantu penurunan BB signifikan pada Bunda obesitas.

Kenaikan berat badan pada saat kehamilan memang memberikan beban tersendiri bagi para perempuan terutama mereka yang memang memiliki obesitas sebelum hamil. Tentunya, bobot yang terus melonjak tak jarang membuat stres. Apalagi, momen menyusui tidak memungkinkan untuk melakukan diet ekstrim ya, Bunda.

Kabar baiknya nih, Bunda, dalam sebuah penelitian terbaru ditemukan bahwa menyusui eksklusif ternyata memberikan dampak signifikan pada penurunan berat badan terutama Bunda obesitas.

Berat badan ibu menyusui

Dalam sebuah penelitian di KK Women and Children Hospital (KKH) tentang praktik menyusui mengungkapkan bahwa di antara perempuan yang memberikan ASI eksklusif, mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) tinggi sebelum hamil kehilangan lebih banyak berat badan daripada perempuan dengan BMI sehat sebelum hamil, seperti dikutip dari laman Medical Dialogues.

Perempuan dengan BMI tinggi yang menyusui secara eksklusif, selain kehilangan berat badan saat hamil, juga kehilangan berat badan rata-rata 200 gram, 12 bulan setelah melahirkan.

Sementara itu, perempuan dengan BMI normal yang menyusui secara eksklusif kehilangan berat badan tetapi tetap mempertahankan sekitar 1.330 gram berat badan pascanatal mereka selama periode yang sama.

Terlepas dari faktor BMI, semua perempuan yang menyusui secara eksklusif cenderung mempertahankan berat badan lebih sedikit daripada mereka yang menyusui campuran atau memberikan susu formula secara eksklusif. Sebagian besar perempuan dengan BMI normal mengalami kenaikan berat badan rata-rata 11 hingga 16 kilogram selama kehamilan.

Penulis utama penelitian ini, Dr Loy See Ling, dari Department of Reproductive Medicine, KKH, mengatakan dalam penelitian selama setahun ini, kami menemukan hal yang menarik. Manfaat tambahan bagi perempuan dengan BMI tinggi.

Karena faktor hormonal, terjadi redistribusi dan pengelolaan lemak tubuh mereka sehingga ada peluang bagi mereka untuk menurunkan berat badan lebih banyak daripada kenaikan berat badan pasca persalinan.

"Mendorong pemberian ASI eksklusif bersamaan dengan perubahan gaya hidup yang terarah dapat menjadi intervensi yang efektif untuk meningkatkan kesehatan metabolisme ibu muda dan keluarga mereka setelah melahirkan, terutama jika mereka memiliki BMI tinggi. Sehingga, hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan ibu dan anak mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular di tahun-tahun berikutnya," ujar Dr Loy.

Manfaat ASI eksklusif untuk busui

Didukung oleh Tanoto Foundation, studi KKH merupakan studi pertama yang melacak dan menghubungkan praktik menyusui dengan penurunan berat badan pada populasi multietnis Asia. Studi ini melacak 379 ibu yang baru pertama kali melahirkan selama 12 bulan setelah melahirkan, dan praktik pemberian makan mereka, di mana para ibu memberikan ASI eksklusif, memberikan ASI campuran dan susu formula, atau hanya memberikan susu formula.

Penelitian ini mengungkap bahwa enam bulan setelah melahirkan, perempuan dengan BMI yang hanya menyusui secara eksklusif memiliki berat badan paling sedikit setelah melahirkan, yakni sekitar 910 gram. 

Sebaliknya, perempuan yang melakukan kombinasi menyusui dan susu formula memiliki berat badan 3.280 gram. Sementara mereka yang hanya minum susu formula memiliki berat badan paling banyak yakni 4.150 gram.

Pola ini tetap konsisten pada 12 bulan setelah melahirkan. Perempuan dengan semua BMI yang memberikan ASI eksklusif mempertahankan sekitar 960 gram berat pascanatal mereka, jauh lebih rendah daripada perempuan yang memberikan susu campuran kepada bayinya (2.800 gram), dan mereka yang memberikan susu formula eksklusif (3.740 gram).

Implikasi retensi berat badan pascanatal pada perempuan

Orang Asia diketahui memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menumpuk lemak perut atau lemak visceral dibandingkan populasi lain. Hal ini dapat berdampak besar pada kesehatan ibu Asia seumur hidup, termasuk penyakit metabolik dan kardiovaskular, serta pada kehamilan berikutnya, dan kesehatan anaknya di masa mendatang.

Dr Loy berkata, "Berat badan yang tidak turun setelah melahirkan juga dapat menimbulkan masalah seperti stres, kecemasan, dan depresi, terutama dalam budaya Singapura yang menekankan pentingnya kembalinya berat badan sebelum hamil."

Pada perempuan dengan kehamilan kembar, setiap kali berat badan yang tidak naik dapat terakumulasi, yang mengakibatkan peningkatan berat badan jangka panjang yang signifikan yang dapat memengaruhi hasil kehamilan dan kesehatan jangka panjang, sehingga meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit jantung bagi ibu dan anak.

Studi ini menggambarkan prinsip siklus hidup penelitian KKH SingHealth Duke-NUS Maternal and Child Health Research Institute (MCHRI) yang dipimpin KKH, yang menggarisbawahi manfaat pemberian ASI eksklusif dan perannya dalam mengoptimalkan kesehatan ibu dan anak dalam meletakkan pondasi yang akan bertahan lama setelah masa bayi, melalui masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online