Soal Beda Hasil Survei LSI dan Poltracking, Ridwan Kamil: Bukan Penentu Takdir

3 weeks ago 13

TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil mengomentari perbedaan hasil survei yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia dan Poltracking Indonesia. Menurut Ridwan Kamil, hasil survei tidak menjadi penentu seseorang untuk melaju jadi pemenang di pemilihan kepala daerah (Pilkada).

"Survei itu bukan penentu takdir, survei itu hanya pembaca situasi. Kalau surveinya tidak bagus ya kami akan kerja keras, kalau surveinya bagus ya kami terus kerja keras juga," kata Ridwan Kamil saat ditemui di agenda Deklarasi Kebangkitan Jawara, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Oktober 2024.

Pria yang akrab disapa Emil ini bahkan mengaku tidak ambil pusing dengan perbedaan hasil survei terhadap dirinya dan Suswono di Pilgub Jakarta 2024. Dia menyebut masih punya waktu sekitar 30 hari lagi untuk memperbaiki segala yang kurang, sebelum agenda pencoblosan pada 27 November mendatang.

"Jadi saya tidak akan membahas statistiknya, silakan saja, yang penting adalah mau bagus atau tidak bagus kami akan kerja keras untuk memenangkan karena masih ada waktu 30 hari memperbaiki yang kurang," ujar mantan gubernur Jawa Barat itu.

Adapun terkait hasil survei, politisi Partai Golkar ini menceritakan kisahnya saat melaju di Pilkada Jawa Barat. Dia menyebut kala itu hanya mendapatkan 6 persen suara kalau dari perhitungan lembaga survei. Namun pada akhirnya Emil tetap bisa memenangkan Pilkada Jawa Barat pada 2018.

"Apapun hasilnya, saya saja dulu cuma enam persen. Jadi survei bukan penentu takdir," ujar Emil.

Perbedaan Hasil Survei LSI dan Poltracking Indonesia

LSI merilis hasil survei elektabilitas pasangan calon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul 41,6 persen, menyalip pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono yang hanya 37,4 persen, dan pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana 6,6 persen.

Iklan

Sedangkan Poltracking dalam surveinya menampilkan data yang berbeda, yaitu Ridwan Kamil-Suswono unggul hingga 51,6 persen. Disusul Pramono Anung-Rano Karno yang hanya 36,4 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,9 persen.

LSI menggunakan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ada 1.200 warga Jakarta yang memiliki hak pilih, dijadikan sebagai responden.

Lembaga survei ini menggunakan teknik perolehan data berupa wawancara terhadap 20 persen dari total responden oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih. Survei dilakukan selama delapan hari, yakni pada 10-17 Oktober 2024.

Adapun Poltracking juga menggunakan metode yang sama dengan LSI, yaitu multistage random sampling. Namun, besaran margin of error pada survei ini berada di kisaran 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jumlah responden yang digunakan oleh Poltracking juga lebih banyak, yakni 2.000 responden warga Jakarta berusia 17 tahun ke atas dan sudah menikah. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dari periode 10 hingga 16 Oktober 2024.

Pilihan Editor: Ridwan Kamil Akan Tugaskan Pelajar untuk Kunjungi dan Hibur Lansia agar Tak Kesepian

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online