Jakarta -
Salah satu alat kontrasepsi yang cukup efektif menunda kehamilan adalah suntik KB. Tapi seperti jenis kontrasepsi lainnya, suntik KB juga memiliki efek atau keterbatasan, Bunda.
Efek suntik KB sering dikaitkan dengan kanker payudara. Kandungan hormon di suntik KB disebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara pada perempuan.
Lantas, seperti apa faktanya? Benarkah suntik KB bisa menyebabkan kanker payudara ya? Simak fakta dan penjelasan dari Bubun berikut ini!
Apa itu suntik KB?
KB suntik atau suntik KB merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi ini dibagi menjadi dua, yakni suntik KB satu bulan dan suntuk KB tiga bulan.
Dilansir laman Monitoring Berkualitas (MONIKA) BKKBN, suntik KB satu bulan mengandung hormon progestin dan estrogen, yang disuntik setiap bulan. Cara kerja KB suntik ini adalah mencegah pelepasan sel telur dari indung telur dan mengentalkan lendir leher rahim, sehingga dapat mengganggu pertemuan antara sperma dan sel telur.
Sebagai kontrasepsi, efektivitas suntik KB satu bulan ini sangat tinggi mencapai 97 persen. Jenis kontrasepsi ini juga tidak akan berpengaruh pada hubungan suami istri.
Sementara itu, suntik KB tiga bulan adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon progestin yang disuntikkan setiap tiga bulan. Cara kerja KB ini dalam mencegah kehamilan sama dengan suntik KB satu bulan, Bunda.
Efektivitas suntik KB ini juga mencapai 97 persen dalam mencegah kehamilan. Nah, berbeda dengan suntik KB satu bulan, pilihan kontrasepsi suntik KB tiga bulan ini tidak akan memengaruhi ASI.
Ilustrasi Suntik KB/ Foto: Getty Images/iStockphoto/SunnyVMD
Suntik KB dan kanker payudara
Ada beberapa studi yang meneliti efek samping KB hormonal, seperti suntik KB, dengan angka kejadian kanker payudara pada perempuan. Tetapi, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di laman resminya, tidak semua penelitian tentang kontrasepsi hormonal menyimpulkan bahwa kontrasepsi tersebut menyebabkan kanker, Bunda.
Dilansir laman American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebuah studi kohort yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine tahun 2017 menemukan bahwa metode KB suntik dengan kadar progestin sistemik yang tinggi, tampaknya tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Studi hanya menemukan risiko yang sangat rendah pada perempuan yang menggunakan IUD hormonal mengandung levonorgestrel, Bunda.
Sementara dalam penelitian di yang diterbitkan di jurnal Plos Medicine tahun 2023, tim peneliti menemukan kaitan antara penggunaan KB hormonal dengan kanker payudara, Bunda. Tetapi, risikonya juga kecil.
Menurut data yang dikumpulkan dari Clinical Practice Research Datalink (CPRD), terdapat peningkatan signifikan risiko kanker payudara yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi hormonal, terlepas dari apakah kontrasepsi terakhir yang digunakan adalah pil KB kombinasi (23 persen), pil KB progestogen (26 persen), suntik KB progestogen (25 persen), atau IUD yang melepaskan progestogen (32 persen).
"Kontraspesi hormonal kombinasi dan yang mengandung progesteron saja dapat meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi risikonya kecil," kata Senior Health Information Manager di Cancer Research UK, Claire Knight, dikutip dari laman Oxford Population Health.
Tim peneliti menekankan bahwa ada banyak manfaat yang sebenarnya bisa diperoleh dengan penggunaan kontrasepsi. Di sisi lain, ada pula risiko yang didapat, yang tidak terkait dengan kanker. Itu sebabnya, keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi sebaiknya dibicarakan dengan dokter untuk mengetahui detailnya, Bunda.
Faktor risiko kanker payudara
Penggunaan KB hormonal seperti suntik KB tak bisa serta-merta dikaitkan dengan penyebab utama kanker payudara ya, Bunda. Menurut Kemenkes RI, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang membuat seorang perempuan terkena penyakit ini, seperti:
- Usia: risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
- Riwayat keluarga: Bunda yang memiliki anggota keluarga dekat yang telah atau sedang mengidap kanker payudara dapat meningkatkan risiko.
- Mutasi genetik: mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Riwayat pribadi: Bila seseorang telah memiliki kanker payudara pada satu payudara, maka risiko untuk mengembangkan kanker pada payudara lainnya juga meningkat.
- Faktor hormonal: faktor-faktor seperti menstruasi yang dimulai pada usia yang lebih muda, menopause yang terlambat, atau penggunaan terapi hormon pengganti setelah menopause dapat memengaruhi risiko kanker payudara.
Perlu diketahui ya, kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di dalam jaringan payudara. Sel-sel tersebut dapat membentuk tumor yang dapat teraba pada pemeriksaan fisik atau terdeteksi melalui pemeriksaan mamografi.
Demikian serba-serbi terkait suntik KB yang kerap dikaitkan dengan kanker payudara. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)