Bunda sering bertukar pesan atau mengobrol menggunakan kata "oke"? Ternyata, kata ini adalah sebuah singkatan dengan asal-usul yang unik, lho!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "oke" adalah kata yang digunakan untuk menyatakan persetujuan. Namun, KBBI tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apakah kata ini memiliki kepanjangan atau tidak.
Berbagai pendapat beredar mengenai kemunculan kata "oke," yang konon berasal dari Amerika, Jerman, hingga Prancis. Masing-masing klaim menyatakan bahwa "oke" adalah singkatan dari beberapa kata dalam bahasa setempat.
Lantas, manakah asal-usul dan kepanjangan dari kata "oke" yang benar? Melansir dari berbagai sumber, mari simak jawabannya berikut ini, Bunda.
Asal-usul kata "Oke" yang penuh perdebatan
Kata "oke" telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di berbagai belahan dunia, tetapi asal-usulnya masih menjadi topik perdebatan di kalangan ahli bahasa. Berbagai teori muncul mengenai bagaimana kata ini pertama kali digunakan dan dari mana asalnya.
Mengutip dari laman BBC, ahli bahasa Allen Walker Read menulis sebuah studi yang menyatakan teori bahwa "oke" berasal dari Boston, Amerika Serikat. Teori ini didukung oleh penemuan lembaran koran Boston Morning Post tanggal 23 Maret 1839, di mana tertulis kata "OK" sebagai singkatan dari "oll correct", sebuah plesetan dari frasa "all correct."
Kabarnya, pada masa itu, editor surat kabar sedang marak berkreasi menciptakan singkatan-singkatan unik, seperti "OW" untuk "all right" dan "WOOOFC" untuk "with one of our first citizens." Hal ini pun dimanfaatkan oleh editor Charles Gordon Greene yang menulis untuk koran Boston Morning Post.
Sejak saat itu, banyak koran di Amerika menggunakan singkatan tersebut. Kata "OK" pun semakin masif tersebar saat rombongan pendukung Presiden ke-8 Amerika Serikat, Martin Van Buren, membuat slogan "Vote for OK," yang merupakan singkatan dari "Old Kinderhook," kampung halaman sang presiden.
Sementara itu, masyarakat Jerman meyakini teori yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa asal-usul kata "oke" atau "OK" merupakan adaptasi dari kosa kata Jerman "och," yang menunjukkan ekspresi persetujuan.
Orang Jerman juga beranggapan bahwa "OK" adalah singkatan dari "Obberst Kommandant," yaitu sosok berpangkat tinggi di militer yang perlu dihormati. Oleh karena itu, mereka mengaitkan sejarah kata "OK" dengan istilah tersebut.
Melansir dari laman detikcom, ada juga sumber yang mengklaim bahwa "oke" mungkin berasal dari Bahasa Prancis, khususnya dari kata "au quai," yang berarti "di dermaga." Dalam konteks pelayaran, ungkapan ini digunakan untuk menunjukkan persetujuan atau kesiapan.
Nah, puluhan tahun kemudian, sejumlah cendekiawan yang diwakili oleh Frank Greco dari Universitas Rockefeller menyatakan pertentangan terhadap asal-usul kata "OK" yang diajukan oleh Read. Hal ini mereka sampaikan dalam jurnal American Speech yang terbit pada tahun 1975, di mana mereka menyebutkan bahwa kata "oke" menyinggung ungkapan Skotlandia "och aye."
Kepanjangan kata "Oke"
Dari sekian banyaknya kisah asal-usul kemunculan kata "oke" pertama di dunia, banyak orang lebih meyakini teori yang dibuat oleh Charles Gordon Greene, editor koran Boston Morning Post.
Mengutip dari The Washington Post, para ahli bahasa merasa kepanjangan "OK", yaitu all correct, lebih masuk akal bila dikaitkan dengan penggunaan kata "oke" di masa sekarang. Selaras dengan maknanya, kata ini bertujuan untuk mengonfirmasi kebenaran atas informasi atau situasi yang terjadi.
Selain itu, kata "oke" bersifat fleksibel sehingga bisa digunakan sebagai kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung, bahkan kata seru. Oleh karenanya, singkatan "OK" marak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekian penjelasan tentang asal-usul dari singkatan kata "oke" atau "OK" yang ternyata menyimpan kisah menarik. Semoga informasi ini bermanfaat, ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)