10 Contoh Globalisasi Budaya di Indonesia dalam Aspek Nilai untuk Pelajaran Materi IPS

1 week ago 4

Dampak globalisasi telah mempengaruhi secara signifikan berbagai aspek kehidupan di Indonesia, termasuk dalam hal budaya. Melalui arus informasi yang cepat, nilai-nilai budaya dari berbagai negara tentunya mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di Indonesia.

Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran dan pertukaran budaya yang mempengaruhi nilai-nilai, kebiasaan, serta gaya hidup masyarakat. Dalam konteks materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Si Kecil perlu memahami bagaimana globalisasi budaya berpengaruh pada nilai-nilai di Indonesia untuk memberikan wawasan tentang perubahan sosial yang terjadi.

Salah satu aspek budaya yang mengalami transformasi besar adalah seni dan kebudayaan. Pengaruh budaya populer dari negara-negara Barat, seperti musik, film, dan mode, turut mempengaruhi selera masyarakat Indonesia. Seiring berkembangnya teknologi, budaya global ini semakin mudah diakses oleh masyarakat melalui media sosial dan internet.

Fenomena ini menimbulkan tantangan bagi pelestarian nilai-nilai budaya lokal yang berbasis pada kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama. Pembelajaran IPS di sekolah dapat membantu Si Kecil untuk memahami dinamika ini serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pada pelajaran IPS, Si Kecil juga dapat belajar bagaimana nilai-nilai budaya Indonesia dapat berkontribusi pada budaya global dan sebaliknya. Globalisasi budaya tidak hanya berarti hilangnya budaya lokal, tetapi juga kesempatan untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di dunia internasional, melalui seni, musik, tari, dan bahasa.

Dalam memahami materi ini, Si Kecil perlu diberikan contoh mengenai globalisasi budaya di Indonesia. Bunda juga dapat memberikan contoh globalisasi budaya melalui kehidupan sehari-hari.

Mengenal globalisasi budaya

Mengutip dari buku DAYA SAING INDONESIA DI ERA GLOBALISASI karya Ir. Helena Ras Ulina Sembiring, M.Si., dan Dr. Ima Rohimah, M.Pd., secara etimologis istilah globalisasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu globalize yang bermakna universal atau menyeluruh. Kata tersebut kemudian diberi imbuhan -ization menjadi globalization yang berarti proses mendunia, sehingga arti dari globalisasi adalah proses perubahan informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi yang mendunia.

Secara umum, globalisasi mengacu pada proses integrasi internasional yang muncul akibat pertukaran pandangan dunia, gagasan, produk, serta berbagai aspek kebudayaan lainnya. Sedangkan globalisasi budaya merupakan proses pertukaran budaya mempengaruhi peradaban, perbaikan pemikiran, terutama dalam bidang pendidikan, seni, dan sastra.

Contoh dari globalisasi budaya di Indonesia. Berikut deretannya:

  1. Budaya K-Pop, K-drama, K-fashion, gaya riasan wajah Korea, dan makanan khas Korea yang digemari masyarakat Indonesia
  2. Kartun anime dari Jepang yang semakin mendunia
  3. Musik barat yang memiliki banyak penggemar di seluruh dunia
  4. Banyak orang barat yang tertarik untuk belajar gamelan dan kesenian Jawa
  5. Penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional
  6. Tren mode dan busana internasional lebih diminati
  7. Percampuran masakan seperti yang terjadi di jaringan restoran cepat saji Amerika Serikat 

Contoh globalisasi budaya dalam aspek nilai untuk materi pelajaran SD

Globalisasi budaya tentunya memiliki dampak positif bagi masyarakat serta negara untuk berpikir maju. Namun beberapa ada yang memiliki dampak negatif sampai memengaruhi aspek nilai-nilai budaya seperti dikutip dari buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Berbasis General Education oleh Dr. Teuku Muttaqin Mansur, M.H. Simak selengkapnya.

1. Masyarakat menjadi lebih individual

Pengaruh globalisasi budaya berpotensi mengikis nilai-nilai kebersamaan yang telah lama menjadi ciri khas masyarakat, khususnya di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mulai terpapar pada berbagai budaya asing yang dapat mengubah pola perilaku dan interaksi sosial.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap perubahan ini adalah pengaruh budaya Barat. Budaya Barat membawa nilai-nilai yang lebih individualistis, sehingga bertentangan dengan sifat kebersamaan yang selama ini dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia.

Pengaruh budaya Barat ini telah berlangsung sejak abad ke-19, ketika arus globalisasi mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini menciptakan tantangan baru bagi masyarakat Indonesia untuk tetap mempertahankan identitas kebersamaan mereka di tengah gempuran budaya asing.

2. Dorongan untuk berpikir lebih maju

Globalisasi budaya mendorong masyarakat untuk berpikir lebih maju dengan memperluas akses terhadap berbagai ide, teknologi, dan pemikiran dari seluruh dunia. Melalui paparan pada beragam budaya dan perspektif internasional, masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, kreativitas, dan perubahan.

Hal ini memicu dorongan untuk mengadopsi cara-cara baru dalam menyelesaikan masalah, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki kualitas hidup. Pemikiran yang lebih maju sering kali didorong oleh kebutuhan untuk bersaing secara global dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga ekonomi.

Sementara itu, globalisasi budaya membuat masyarakat untuk belajar dari kemajuan negara lain, baik dalam hal teknologi, pendidikan, maupun sosial. Dengan mengadopsi nilai-nilai positif dari budaya lain, seperti etos kerja yang kuat, semangat inovasi, dan pemikiran kritis, masyarakat dapat berkembang lebih cepat.

Tantangan yang datang bersama globalisasi juga memaksa individu dan kelompok untuk berpikir lebih strategis dan visioner dalam menghadapi perubahan, mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih kompleks dan dinamis. 

3. Perubahan tata nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional

Melalui akses ke informasi global, masyarakat mulai memprioritaskan pemikiran rasional dan pendekatan ilmiah dalam berbagai aspek kehidupan. Budaya yang mengedepankan kepercayaan takhayul, adat istiadat tanpa dasar logis, atau praktik yang tidak efektif secara perlahan tergeser oleh nilai-nilai yang lebih berdasarkan pemikiran kritis, penelitian, dan bukti.

Globalisasi juga membuka wawasan tentang keberhasilan negara-negara lain yang telah mengadopsi pemikiran rasional dalam pengelolaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, perubahan ini terjadi karena adanya paparan terhadap pendidikan yang lebih maju dan modern. Globalisasi telah mempengaruhi masyarakat untuk lebih memahami pentingnya analisis yang sistematis, efisiensi, dan perencanaan berbasis data.

Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang kini memilih solusi teknologi dan informasi yang terbukti memberikan hasil, dibandingkan dengan pendekatan tradisional yang tidak bisa dijelaskan secara logis. Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi budaya telah berperan secara signifikan untuk mengarahkan masyarakat menuju pemikiran yang lebih terbuka, ilmiah, dan rasional.

Pengaruh budaya global, terutama melalui media massa, internet, dan hiburan sering kali membuat masyarakat lebih tertarik pada gaya hidup dan tren internasional dibandingkan dengan budaya lokal atau nasional. Hal ini menyebabkan pengabaian terhadap tradisi dan nilai-nilai lokal yang dianggap kurang modern atau ketinggalan zaman.

Misalnya dari pengaruh budaya Barat yang sering kali memunculkan keinginan untuk meniru cara berpakaian, berpikir, dan bertindak seperti yang dilihat di negara-negara maju, sehingga mengikis kebanggaan terhadap identitas nasional.

Selain itu, globalisasi budaya juga menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan komunitas internasional dibandingkan dengan identitas nasional. Keterhubungan global dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan komunikasi membuat masyarakat, terutama generasi muda merasa menjadi bagian dari warga dunia yang lebih besar daripada bagian dari sebuah negara.

Akibatnya, rasa memiliki terhadap bangsa sendiri bisa melemah, dan nasionalisme yang sebelumnya menjadi landasan identitas nasional dapat terkikis. Terlalu banyaknya fokus pada budaya asing dapat membuat orang merasa bahwa budaya lokal kurang relevan, akhirnya berpengaruh pada penurunan semangat kebangsaan.

5. Semangat bela negara mulai terkikis

Dengan akses yang luas terhadap informasi global, gaya hidup, dan nilai-nilai internasional, generasi muda menjadi lebih terpapar pada pandangan hidup yang cenderung individualistik dan materialistik. Berbeda dengan nilai-nilai tradisional seperti cinta Tanah Air dan gotong royong, yang bertujuan untuk meningkatkan semangat bela negara dan membanggakan bangsa.

Ketika budaya lokal dan nasional semakin tergeser oleh budaya global yang dianggap lebih menarik atau modern, komitmen untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negara mulai melemah. Selain itu, globalisasi budaya dapat mengubah persepsi masyarakat tentang arti penting pertahanan dan kedaulatan negara.

Dengan banyaknya interaksi antar negara yang lebih terbuka dan damai, sebagian orang merasa ancaman terhadap kedaulatan negara sudah tidak relevan lagi. Semangat bela negara yang dulu ditanamkan melalui pendidikan dan tradisi nasionalisme perlahan terkikis karena rasa keterikatan pada negara sendiri menurun.

6. Masyarakat mulai kebarat-baratan

Dengan pengaruh budaya Barat yang semakin mendominasi, masyarakat lebih memilih untuk mengikuti tren fashion, makanan cepat saji, serta hiburan dari Barat yang dianggap lebih modern dan trendi. Pengaruh ini menyebabkan nilai-nilai dan kebiasaan lokal atau budaya Timur, seperti kesopanan, kearifan tradisional, serta nilai-nilai kekeluargaan yang kuat mulai terpinggirkan.

Penyebaran melalui media sosial dan perkembangan teknologi komunikasi mempercepat dalam mengintegrasi budaya Barat, sehingga semakin sulit bagi budaya Timur untuk bertahan. Identitas budaya lokal mulai terkikis karena banyak orang yang mengadopsi gaya hidup konsumtif, individualistik, dan kurang menghargai tradisi.

Akibatnya, nilai-nilai budaya Timur yang mengutamakan kebersamaan, kesederhanaan, dan tata krama yang tinggi menjadi semakin jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah telah digantikan sepenuhnya oleh budaya Barat. 

7. Nilai sopan santun mulai memudar

Pengaruh budaya Barat yang cenderung lebih bebas dan ekspresif sering kali diadopsi oleh masyarakat, berimbas pada perubahan perilaku dalam berinteraksi. Sopan santun yang sebelumnya dijunjung tinggi dalam budaya Timur, seperti menghormati orang yang lebih tua, berbicara dengan bahasa yang halus, dan menjaga etika dalam berperilaku menjadi semakin memudar.

Pengaruh media sosial, film, dan musik Barat yang menonjolkan kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa banyak aturan, telah membuat banyak orang merasa lebih bebas untuk bersikap tanpa terlalu memikirkan norma kesopanan. Perkembangan teknologi dan komunikasi turut mempercepat hilangnya nilai-nilai sopan santun.

Masyarakat cenderung lebih individualistis serta interaksi tatap muka yang biasanya menjadi ruang untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun semakin berkurang. Etika dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis mulai tergantikan dengan bahasa yang lebih informal dan kurang memperhatikan tata krama.

Akibatnya, norma kesopanan yang menjadi ciri khas budaya lokal semakin sulit dipertahankan di tengah derasnya arus globalisasi.

8. Berbahasa asing dalam kehidupan sehari-hari

Semakin terbukanya akses informasi dan komunikasi global, Bahasa Inggris telah mendominasi banyak aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga media sosial. Hal ini mendorong banyak orang untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dalam interaksi sehari-hari.

Masyarakat mulai mengadopsi istilah-istilah asing, kemudian menyatukan dalam percakapan dalam bahasa lokal, sehingga menciptakan campuran bahasa yang baru. Di sisi lain, pengaruh bahasa asing ini juga dapat mengakibatkan hilangnya kekayaan bahasa lokal.

Ketergantungan pada bahasa asing dalam berbagai konteks komunikasi sering kali mengarah pada pengabaian penggunaan bahasa ibu.

Akibatnya, generasi muda lebih merasa nyaman berbicara dalam bahasa asing daripada bahasa daerah mereka sendiri, sehingga mengurangi apresiasi terhadap nilai-nilai budaya dan identitas lokal. Fenomena ini menciptakan tantangan bagi upaya pelestarian bahasa dan budaya asli di tengah arus globalisasi.

9. Akses bergaul lebih luas dan mudah

Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, terutama melalui internet dan media sosial, individu dapat terhubung dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia dengan lebih mudah. Hal ini memungkinkan pertukaran ide, nilai, dan pengalaman antara berbagai budaya, sehingga memperkaya perspektif sosial dan budaya seseorang. Dalam konteks ini, seseorang dapat menjalin hubungan dengan orang lain tanpa terhalang oleh batas geografis, sehingga menciptakan jaringan sosial yang lebih luas.

Meski akses bergaul menjadi lebih luas, namun tantangan baru muncul dalam hal kualitas interaksi. Dalam banyak kasus, hubungan yang terjalin melalui platform digital cenderung kurang mendalam dibandingkan dengan hubungan tatap muka. Masyarakat akan mengalami kesulitan dalam membangun koneksi emosional yang kuat, karena banyaknya pilihan dan informasi yang tersedia.

10. Industrialisasi pada mata pencaharian

Dalam era globalisasi, banyak masyarakat yang sebelumnya bergantung pada pertanian atau kerajinan tangan mulai beralih ke model industri yang lebih modern dan efisien. Hal ini dipicu oleh tuntutan pasar internasional yang menginginkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi dan kuantitas yang lebih besar.

Tak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi transformasi ini juga membuka peluang kerja baru di sektor industri, serta menarik investasi asing yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, pergeseran ini juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi masyarakat lokal.

Ketergantungan pada industri dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan tradisional yang telah ada selama bertahun-tahun dan mengubah cara hidup masyarakat yang bergantung pada mata pencaharian konvensional. Selain itu, adanya industri besar sering kali menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti polusi dan eksploitasi sumber daya alam.

Demikian ulasan tentang contoh globalisasi budaya di Indonesia dalam aspek nilai. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online