Bunda yang gemar melihat media sosial pasti sudah mengenal camilan viral asal China, Latiao. Ini merupakan snack batang pedas yang terbuat dari tepung gandum dan dibumbui dengan cabai.
Akhir-akhir ini, jajanan latiao cukup populer di kalangan masyarakat. Selain harganya yang murah, rasanya sangat cocok dengan lidah Indonesia, Bunda.
Sayangnya, pada beberapa kasus, banyak konsumen latiao mengalami sejumlah efek samping tidak terduga setelah mengonsumsi dua jajanan terkait. Misalnya saja belasan siswa SDN Cidadap I, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, mengalami pusing, mual, dan muntah, pada bulai Mei lalu. Hal ini kemudian disebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan.
"Produk pangan latiao yang diduga menyebabkan KLB keracunan pangan ini adalah produk pangan olahan yang berbahan dasar tepung, dan memiliki karakteristik tekstur kenyal serta rasa pedas gurih. Produk pangan olahan latiao dimaksudkan terdaftar di BPOM sebagai produk impor yang diproduksi di China," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, melansir dari detikcom.
Taruna mengatakan pihaknya menerima laporan keracunan pangan yang diduga imbas dari mengonsumsi makanan tersebut. Beberapa wilayah yang melaporkan KLB keracunan pangan di antaranya adalah Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pemekasan, dan Riau.
Fakta jajanan China latiao
Ilustrasi Anak Keracunan Latiao/Foto: iStock
Merangkum dari laman detikcom, ada berbagai fakta tentang jajanan latiao yang perlu Bunda ketahui. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Gejala keracunan latiao
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengatakan bahwa produk latiao menghasilkan toksin yang bisa memicu gejala keracunan. Misalnya seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah. Produk-produk latiao sendiri banyak ditemukan di kantin-kantin sekolah, Bunda.
2. Masuk ke dalam jajanan 'berisiko tinggi'
Saat ini, produk latiao masuk ke dalam jajanan berisiko tinggi. Karena itu, pihak BPOM mengimbau agar masyarakat diimbau untuk tidak lagi mengonsumsinya.
"Latiao ini awalnya kita anggap low risk, ternyata high risk, karena dia high risk kami mengambil langkah tegas dan cepat," ujarnya.
"Kami tidak mau nanti tumbuh mikroorganisme, yang kami dapatkan dari laboratorium baru Bacillus cereus, tapi karena dia high risk bisa muncul bakteri lain seperti salmonella atau jamur," lanjut Taruna.
3. Mengandung bakteri Bacillius cereus
BPOM RI telah menarik dan memusnahkan produk latiao, Bunda. Berdasarkan hasil pengujian BPOM terhadap produk tersebut, ditemukan adanya kontaminasi bakteri golongan Bacillus cereus.
Bakteri ini merupakan bakteri pembentuk spora yang berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Bakteri ini umumnya hidup di lingkungan sekitar dan menghasilkan zat toksin yang bisa memicu masalah kesehatan.
4. Berisiko ganggu sistem saraf
Meskipun dikenal sebagai bakteri yang menyebabkan keracunan makanan, Bacillius cereus juga bisa mengakibatkan infeksi serius pada tubuh. Misalnya saja pneumonia, sepsis, serta infeksi sistem saraf pusat, terutama pada anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
5. BPOM minta buang jajanan latiao
Dalam konferensi pers, Taruna meminta masyarakat yang sudah membeli dan menyimpan camilan tersebut agar membuangnya dan tidak mengonsumsinya untuk menghindari risiko. Hingga saat ini, pihaknya sudah menarik sekitar 73 produk latiao yang terdaftar di BPOM.
"Jadi tujuan kami itu untuk mengingatkan bagi masyarakat tentu yang sudah menyimpan, segera dibuang, tidak perlu dimakan mengingat ada risikonya. Dari 73 produk yang terdaftar di BPOM, juga kami hold sementara peredarannya," ungkap Taruna.
Demikian informasi tentang fakta jajanan China latiao. Semoga bisa memberikan manfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa lihat juga video bahaya keracunan jengkol berikut ini:
(mua/som)
Loading...