Jakarta -
Selama kehamilan, merawat kecantikan dengan skincare memang sah-sah saja ya, Bunda. Tetapi, waspadai juga karena ada kandungan skincare yang tak boleh digunakan ibu hamil menurut dermatolog. Catat apa saja kandungannya yuk, Bunda.
Berbagai perubahan pada kulit selama kehamilan mungkin dirasakan sebagian ibu hamil. Biasanya, kulit kemerahan saat hamil paling sering terjadi selama trimester kedua. Hal ini memang sangat wajar terjadi pada ibu hamil ya, Bunda.
Meski setiap orang mungkin mengalami perubahan pada kulitnya secara berbeda, tetapi merawat kulit selama kehamilan mungkin tetap perlu dilakukan. Apalagi, kemunculan jerawat sering kali dialami karena kulit yang lebih berminyak, atau Bunda mungkin melihat adanya peningkatan bintik hitam atau bercak cokelat di sekitar pipi dan dahi.
Ya, perubahan hormonal selama kehamilan dan peningkatan volume darah tak ditampik menjadi penyebab kulit ibu hamil terus berubah dan merespons saat ia hamil, seperti dikatakan Alexandra Bowles, DO, seorang dermatologis dari Mona Dermatology. Itulah sebabnya perawatan kulit yang tepat mungkin lebih penting dari sebelumnya saat Bunda hamil.
Hindari kandungan skincare yang berbahaya selama kehamilan
Penting Bunda ketahui, ada bahan-bahan tertentu yang tidak aman untuk digunakan karena efek potensialnya pada janin yang sedang berkembang.
“Meskipun kami memiliki rekomendasi, tidak banyak studi klinis tentang efek sebenarnya dari bahan-bahan tertentu terhadap ibu hamil dan janin yang sedang berkembang,” kata Dr. Bowles. Itulah sebabnya Bunda sebaiknya lebih berhati-hati dengan menghindari produk dan bahan-bahan ini:
1. Retinoid
"Penggunaan retinol selama kehamilan dikaitkan dengan Fetal Retinoid Syndrome (FRS),” kata Tiina Meder, MD, dokter kulit dan pendiri Meder Beauty. “Ini pada dasarnya adalah malformasi perkembangan embrio, yang menyebabkan berbagai masalah perkembangan fisik dan mental yang dapat bervariasi dari ringan hingga berat.” Contohnya termasuk keterlambatan pertumbuhan, malformasi tengkorak dan wajah, keterlambatan perkembangan, dan potensi kelainan jantung.
2. Salicylic acid
Kehamilan mungkin bukan saat yang tepat untuk menggunakan bahan pembasmi jerawat ini dalam rutinitas perawatan kulit di rumah untuk mengatasi jerawat. "Meskipun konsentrasi rendah mungkin aman, konsentrasi yang lebih tinggi, seperti yang ditemukan dalam pengelupasan atau perawatan yang kuat, dapat diserap secara sistemik dan berpotensi menimbulkan risiko, terutama selama trimester pertama," kata Dr Ava Shamban, MD, seorang dermatologist dan kreator dari Althaea Skin.
Skincare Ibu Hamil/ Foto: HaiBunda / Dwi Rachmi
3. Chemical sunscreen
Penting untuk melihat label dan memilih tabir surya dari kandungan mineral daripada tabir surya kimia, karena tabir surya kimia dapat diserap ke dalam kulit.
"Bahan-bahan seperti oxybenzone dan octinoxate mengganggu hormon dan telah dikaitkan dengan toksisitas reproduksi," kata Dr. Shamban. "Tabir surya mineral (dengan zinc oxide atau titanium dioxide) sering direkomendasikan sebagai alternatif yang lebih aman."
4. Benzoyl Peroxide
Belum ada penelitian yang dipublikasikan mengenai obat pembasmi jerawat ini pada pasien hamil. Karena alasan tersebut dan fakta bahwa benzoil peroksida cenderung keras pada kulit secara umum, pendapat bahwa menghindari penggunaan bahan ini adalah yang terbaik. “Meskipun konsentrasi rendah dapat dianggap relatif aman, konsentrasi yang lebih tinggi dapat diserap dan dapat menimbulkan risiko, terutama pada trimester pertama,” imbuh Dr. Shamban.
5. Hydroquinone
"Zat pencerah kulit ini dapat diserap melalui kulit dan dikaitkan dengan risiko potensial bagi perkembangan janin, jadi sebaiknya dihindari selama kehamilan," kata Dr. Shamban. Jika Bunda ingin mencerahkan bintik hitam, ada banyak pilihan yang aman dan efektif untuk kehamilan di pasaran yang tidak menggunakan hidrokuinon seperti dikutip dari laman Womenshealthmag.
6. Essential oil
Sebaiknya Bunda tidak melakukan pijat aromaterapi saat hamil karena minyak atsiri berbeda-beda yakni mudah menguap, sangat mudah diserap, dan belum diteliti secara menyeluruh baik secara terpisah maupun sebagai kelompok. "Beberapa minyak atsiri, seperti rosemary atau sage, dapat memicu kontraksi atau efek samping lainnya," kata Dr. Shamban. "Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan yang aman."
7. Pewarna rambut
"Pewarna rambut dapat menimbulkan beberapa masalah potensial selama kehamilan, meskipun biasanya cukup aman jika Bunda mengambil beberapa tindakan pencegahan," kata Dr. Bowles. "Jika Bunda ingin lebih berhati-hati, pertimbangkan untuk menggunakan pewarna rambut semipermanen atau alami.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)