Jakarta -
Menjadi ibu dan menjalani peran menyusui memang sangatlah melelahkan ya, Bunda. Tak jarang urusan seks pun terbengkalai. Yuk, cari tahu masalah seks yang sering dialami ibu menyusui dan solusinya.
Banyak pasangan melaporkan perubahan dalam kehidupan seksual mereka saat menyusui. Perubahan fisik dalam tubuh selama masa pasca persalinan dan menyusui, kurang tidur, dan tuntutan untuk mengasuh anak kecil semuanya berkontribusi pada perubahan rasa diri, termasuk pengalaman tentang diri sendiri sebagai makhluk seksual.
Apa pun yang Bunda alami, dari hasrat yang meningkat, hingga tidak ada hasrat sama sekali, dan segala hal di antaranya, banyak pasangan di luar sana yang mengalaminya juga kok, Bunda. Jadi, jangan merasa bahwa Bunda sendirian.
Seperti diketahui bahwa menyusui mengubah kadar hormon dalam tubuh Bunda, dan beberapa perempuan mengalami perubahan seksual sebagai akibatnya. Secara khusus, oksitosin, estrogen, dan prolaktin berperan dalam menyusui dan gairah. Kadar estrogen yang rendah akibat masa pasca persalinan dan menyusui dapat menyebabkan vagina kering, sesak, atau nyeri.
Beberapa perempuan menemukan bahwa pelumas berbahan dasar air dapat meningkatkan kenikmatan dan mengurangi ketidaknyamanan. Oksitosin yang dilepaskan selama orgasme seksual juga bertanggung jawab atas keluarnya ASI saat menyusui dan tidak jarang terjadi kebocoran atau muncratan ASI saat terangsang secara seksual. Kemudian, prolaktin yang meningkat untuk memproduksi ASI, dapat menyebabkan penurunan libido seperti dikutip dari laman La Leche League.
Jika Bunda mengalami perubahan seksual yang menjadi masalah bagi Bunda, pertimbangkan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan dan menemui dokter untuk membicarakan lebih lanjut permasalahan tersebut sebelum berlarut-larut dan mengganggu keintiman Bunda bersama pasangan.
Masalah seks yang sering dialami ibu menyusui dan solusinya
Sangatlah normal jika kehidupan seks terganggu setelah Bunda melahirkan bayi. Ada masa pemulihan pasca melahirkan, kelelahan, dan perubahan hormonal yang tidak menentu. Namun, jika Bunda menyusui, mungkin ada kendala keintiman lain yang tidak Bunda duga.
Kabar baiknya, menyusui an seks bukanlah hal yang saling eksklusif. Bunda sebenarnya dapat melakukan keduanya secara seimbang dan Bunda mungkin hanya perlu sedikit mengubah keadaan dan menyesuaikan ekspektasi.
Ketahui lebih dalam masalah seks yang sering dialami ibu menyusui dan solusinya, yuk, Bunda:
Jika Bunda merasa tidak memiliki gairah seks setelah melahirkan, Bunda tidak sendirian. "Hal ini sangat umum terjadi," kata Heather Bartos, MD, seorang dokter kandungan dan ginekolog yang tinggal di Cross Roads, Texas. "Dorongan seks banyak berubah tidak hanya setelah melahirkan, tetapi juga saat menyusui karena berbagai alasan."
Salah satu alasan paling mendasar yakni adanya fluktuasi hormon. Selama kehamilan dan menyusui, hormon prolaktin meningkat untuk merangsang payudara Bunda memproduksi ASI. Namun, kadar prolaktin yang tinggi menekan kadar estrogen, yang pada gilirannya meredam hasrat seksual.
Solusinya, Bunda tidak bisa mengubah kadar hormon begitu saja. Tetapi ketahuilah bahwa umumnya saat bayi makan lebih banyak makanan padat mulai sekitar usia 4 hingga 6 bulan, dan rasio makanan atau menyusui berubah, hormon perlahan akan kembali normal, begitu pula dengan gairah seks Bunda.
Ada baiknya Bunda mengartikulasikan kepada pasangan tentang sains tentang apa yang sedang terjadi. "Ini benar-benar kesempatan yang bagus untuk melakukan percakapan terbuka dan tulus tentang bagaimana Bunda ingin melangkah maju dalam hubungan seksual Bunda dengan mempertimbangkan faktor-faktor baru ini," kata Kimberly Ann Johnson, seorang doula persalinan, pekerja seksologi, dan penulis The Fourth Trimester: A Postpartum Guide to Healing Your Body, Balancing Your Emotions, and Restoring Your Vitality.
2. Payudara sakit dan bocor
Puting payudara biasanya terasa sakit pada hari-hari awal menyusui karena payudara Bunda dan bayi menjalani hubungan baru mereka. Namun, Bunda biasanya tidak melakukan hubungan seksual pada tahap ini, karena tubuh Bunda masih dalam tahap pemulihan pasca lahir.
Jika puting susu terasa sakit atau lecet saat ini, konsultasikan dengan spesialis laktasi untuk memastikan proses menyusui berjalan dengan benar.dDi sisi lain, payudara yang bocor selama hubungan intim benar-benar wajar dan kemungkinan terjadi karena hal-hal baik sedang terjadi. Bisa jadi, payudara Bunda sedang dirangsang, payudara penuh dengan susu, atau Bunda sedang mengalami orgasme.
Solusinya, tidak ada yang salah dengan menyusui saat berhubungan seks. Bahkan, beberapa pasangan menganggapnya seksi, kata Bartos. Namun, jika Bunda benar-benar ingin menghindari situasi tersebut, Bunda dapat memompa atau menyusui bayi untuk mengosongkan payudara Bunda sebelum berhubungan intim dengan pasangan Bunda.
3. Citra tubuh
Semua perempuan hamil berjuang menghadapi perubahan fisik. Perut dan payudara membesar dalam ukuran dan bentuk. Stretch mark mungkin muncul. Bahkan, kaki bisa menjadi lebih besar dan rata. Bagi ibu menyusui, payudara juga terus berubah setelah melahirkan. Setelah melalui begitu banyak perubahan, beberapa perempuan mungkin awalnya kesulitan untuk merasa seksi.
Solusinya, berikan diri sendiri untuk pulih dan menyesuaikan diri serta cobalah memandang tubuh dengan penuh kekaguman. Pikirkan semua yang telah dialami tubuh dan bagaimana tubuh melayani Bunda dan Si Kecil, serta pasangan.
4. Kekeringan vagina dan seks yang tidak nyaman
Banyak ibu baru di luar sana yang mencari di Google mengenai masalah kekeringan vagina saat menyusui dan itu ada alasan mereka enggan berhubungan intim.
Penting diingat bahwa menyusui meningkatkan kadar prolaktin dan menurunkan kadar estrogen ya, Bunda. “Ketika terjadi penurunan estrogen, terjadi penurunan aliran darah dan pelumasan alami ke alat kelamin,” kata perawat dan konsultan laktasi Amey Fields, RN, IBCLC, pemilik AZ Breastfed Babies di Goodyear, Arizona.
Solusinya, gunakan pelumas berbahan dasar air yang berkualitas. Pelumas ini halus dan licin serta akan mengurangi risiko iritasi dan infeksi bakteri atau jamur. Hindari pelumas yang mengandung gliserin, paraben, dan pewangi yang dapat memperparah iritasi.
5. Kelelahan
Mata sayu dan kurang tidur pada dasarnya adalah kondisi normal bagi setiap orangtua baru. "Bahkan jika Bunda memiliki bayi baru lahir yang tidurnya 'nyeyak', Bunda tetap akan terbangun setiap dua hingga tiga jam untuk menyusui," kata Fields. "Dan itu sangat melelahkan."
Solusinya, tidurlah lebih banyak dan cobalah untuk memberi diri waktu istirahat sebanyak yang Bunda bisa. Tinggalkan kesibukan sejenak dan lihatlah keintiman secara berbeda.
6. Haid tidak teratur
Hormon yang terlibat dalam menstruasi ditekan saat Bunda menyusui. Namun, tidak adanya menstruasi tidak berarti Anda tidak berovulasi. Masih mungkin untuk hamil tanpa pernah mengalami menstruasi," kata Fields. Masalahnya, tidak ada batas waktu tertentu kapan siklus Bunda akan kembali. Bisa jadi enam bulan, bisa jadi dua tahun. Dan ketidakpastian itulah yang dapat merusak suasana hati karena biasanya perempuan takut akan hamil lagi.
Solusinya, meskipun memungkinkan untuk terus melacak siklus kesuburan Bunda saat ini, banyak ibu baru tidak mau mengambil risiko apa pun berdasarkan ketidakpastian, yang membuat mereka menghindari seks. Ide yang lebih baik ialah dengan membicarakannya bersaa bidan atau dokter kandungan untuk mempelajari tentang pilihan alat kontrasepsi apa yang terbaik untuk Bunda.
7. Tersentuh secara fisik
Bayi baru lahir dapat makan 10 hingga 12 kali dalam 24 jam. Itu adalah banyak waktu kontak kulit ke kulit dengan bayi Bunda. "Meskipun menyenangkan, hal itu dapat menimbulkan perasaan 'tersentuh'," kata Fields.
Jelas, sentuhan bayi dan sentuhan pasangan sangat berbeda, tetapi keduanya dapat membuat ibu baru merasa seolah-olah tubuhnya bukan miliknya sendiri. Tetapi pada akhirnya, payudara Bundalah yang menentukan siapa yang menyentuhnya dan siapa yang menyusu darinya.
Solusinya, untuk membantu mendapatkan kembali rasa kepemilikan itu, kenali jenis sentuhan dan keintiman yang ingin Bunda terima dari pasangan, lalu teruskan dan wujudkan keintiman dengan cara yang lebih positif seperti dikutip dari laman The Bump.
8. Gangguan dari bayi
Mendengar bayi menangis saat Bunda berbagi momen intim dengan pasangan pasti bisa membuat Bunda kesal. Namun, bagi banyak orang, sekadar mengantisipasi tangisan itu dapat meredam hasrat.
Solusinya, tetaplah bekerjasama dengan pasangan untuk berbagi lebih banyak tanggung jawab dan memprioritaskan waktu untuk mengisi ulang tenaga, tanpa bayi. Apa pun yang dapat menenangkan dan menyejukkan sistem saraf Bunda adalah hal yang baik.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)