Jakarta -
Sejumlah calon orang tua ingin mengetahui jenis kelamin bayinya. Jika belum terlihat dari USG, terkadang orang mencari ciri-ciri selama kehamilan. Misalnya saja ciri-ciri jenis kelamin perempuan, mitos atau fakta?.
Sebenarnya hanya dengan USG medis yang bisa memberikan kepastian jenis kelamin. Namun, terkadang orang suka menebak dari ciri-ciri yang tampak selama kehamilan.
Mitos vs fakta ciri-ciri jenis kelamin bayi
Dr. Debra Sullivan, seorang pendidik perawat dengan lebih dari 20 tahun pengalaman mengajar, menjelaskan bahwa pengungkapan jenis kelamin bayi mungkin menjadi salah satu hal yang paling menarik dari kehamilan.
Jika Bunda mengharapkan anak perempuan, mungkin akan melihat semua petunjuk baik yang bersifat anekdot maupun yang lainnya. Misalnya saja melihat dari bentuk perut. Padahal jenis kelamin bayi tidak memengaruhi semua ini.
"Itu berarti Anda tidak dapat menentukan jenis kelamin hanya dengan menilai perut. Kehamilan ganda juga dapat memengaruhi elastisitas otot-otot yang sama," kata Sullivan dilansir dari Healthline.
Dari pelajaran tersebut, jangan mengandalkan mitos untuk menentukan jenis kelamin. Ini berlaku baik untuk kehamilan pertama atau keempat.
"Sebenarnya, intervensi medis dalam bentuk apa pun diperlukan untuk memprediksi jenis kelamin bayi Anda secara akurat. Anda harus menunggu hingga terungkapnya jenis kelamin bayi untuk mendapatkan salah satu kejutan terbaik dalam hidup," ujarnya.
Tes medis untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Tidak heran banyak orang mempercayai mitos-mitos ini, lagipula kemungkinannya hampir 50 persen benar. Namun, jika Bunda mencari cara yang lebih andal untuk mengetahui jenis kelamin bayi, berikut ini beberapa tes yang terbukti secara ilmiah yang dapat digunakan oleh penyedia layanan kesehatan:
1. Tes prenatal noninvasif (NIPT)
NIPT adalah metode pengujian untuk kemungkinan kelainan genetik pada trimester pertama. Ini adalah tes darah ibu yang tidak menimbulkan risiko bagi janin. Biasanya digunakan untuk mendeteksi sindrom Down, sindrom Edwards, atau sindrom Patau, tetapi juga dapat mendeteksi jenis kelamin bayi. Keakuratan tes ini sekitar 99 persen dan dapat ditawarkan sejak usia kehamilan 10 minggu.
2. USG
Ini adalah cara yang paling umum untuk menentukan jenis kelamin bayi, dan sebagian besar kehamilan berisiko rendah mengetahui jenis kelamin bayi dengan cara ini antara minggu ke-18 dan ke-22 kehamilan. Ini akurat dan sepenuhnya aman bagi janin.
Selama pemindaian USG, teknisi USG dapat menggunakan 'metode tiga garis' (juga dikenal sebagai 'tanda hamburger') untuk menentukan jenis kelamin bayi. Jika teknisi melihat tiga garis yang jelas di area genital, itu pertanda bahwa bayinya perempuan. Garis-garis ini mewakili labia mayora, klitoris, dan labia minora.
Tingkat keakuratan menggunakan USG sekitar 80 hingga 90 persen, asalkan bayi kooperatif dan mengizinkan teknisi untuk melihat dengan jelas di antara kedua kakinya.
Beberapa tes, termasuk amniosentesis dan pengambilan sampel vilus korionik, juga dapat memberi tahu jenis kelaminnya secara pasti. Namun, keduanya bersifat invasif. Biasanya hanya ditawarkan kepada mereka yang mengandung bayi dengan risiko kelainan genetik atau kelainan kromosom yang lebih tinggi.
9 Ciri jenis kelamin bayi perempuan
Sejumlah mitos tentang tanda-tanda seseorang akan melahirkan anak perempuan belum didukung penelitian. USG pada usia kehamilan 20 minggu menjadi cara yang paling dapat diandalkan untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
Berikut beberapa ciri jenis kelamin bayi perempuan yang disertai adakah bukti ilmiah yang mendukung dilansir dari Medical News Today:
1. Mual parah di pagi hari (morning sickness)
Beberapa orang beranggapan morning sickness yang parah menjadi tanda kehamilan bayi perempuan. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa perasaan tidak enak badan selama kehamilan mungkin terkait dengan jenis kelamin bayi.
Sebuah penelitian tahun 2017 menemukan bahwa perempuan yang mengandung anak perempuan mengalami lebih banyak peradangan saat sistem kekebalan tubuh mereka terpapar bakteri dibandingkan dengan ibu yang mengandung anak laki-laki.
Perbedaan ini dapat memengaruhi cara ibu hamil yang mengandung anak perempuan mengalami morning sickness. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya apakah ada hubungan antara morning sickness dan jenis kelamin bayi.
2. Perubahan suasana hati yang ekstrem
Perubahan hormonal selama kehamilan sering kali dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Beberapa orang berpikir bahwa ibu yang mengandung anak perempuan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dan akibatnya menjadi lebih murung. Namun, penelitian tidak mendukung teori ini.
Kadar hormon meningkat selama kehamilan dan turun setelah melahirkan terlepas dari apakah bayinya laki-laki atau perempuan.
3. Berat badan bertambah di bagian tengah tubuh
Jika ibu hamil bertambah banyak berat badannya di bagian tengah tubuhnya selama kehamilan dianggap sedang mengandung anak perempuan. Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori ini.
Berat badan ibu hamil bertambah tergantung pada tipe tubuhnya.
4. Perut ibu dalam posisi tinggi
Banyak yang beranggapan jika baby bump dalam posisi tinggi ini menandakan hamil bayi perempuan. Meskipun populer, ciri jenis kelamin bayi ini tidak memiliki dasar ilmiah.
5. Keinginan makan gula
Ibu hamil sering kali mengidam makanan tertentu. Sebagian orang berpikir jika ibu hamil mengidam makanan manis maka mengandung bayi perempuan, Sedangkan mengidam makanan asin mengindikasikan bayi laki-laki.
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mengidam makan selama kehamilan dapat mengindikasikan jenis kelamin bayi.
6. Tingkat stres
Tingkat stres perempuan sebelum hamil dapat memengaruhi jenis kelamin bayi. Sebuah studi tahun 2012 menemukan hubungan antara kadar hormon stres kortisol dan rasio kelahiran laki-laki dan perempuan.
Dalam studi ini, perempuan dengan kadar kortisol tinggi secara statistik lebih mungkin memiliki anak perempuan.
Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa dalam dua tahun setelah gempa bumi di pulau Zakynthos, Yunani, angka kelahiran bayi laki-laki menurun. Para peneliti menduga bahwa peningkatan tingkat stres di masyarakat pulau tersebut memengaruhi rasio kelahiran.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan benar hubungan antara stres dan jenis kelamin bayi yang belum lahir.
7. Kulit berminyak dan rambut kusam
Beberapa orang percaya bahwa memiliki kulit berminyak dan rambut kusam menunjukkan ibu hamil mengandung anak perempuan. Keyakinan ini tidak berdasar secara ilmiah.
Di sisi lain, perubahan produksi minyak atau penampilan rambut selama kehamilan dapat berhubungan dengan perubahan hormonal atau perubahan pola makan.
8. Detak jantung bayi yang cepat
Beberapa orang percaya bahwa jika jantung bayi berdetak cepat, mungkin perempuan. Namun, para peneliti telah membantah mitos ini beberapa dekade lalu dalam sebuah penelitian yang tidak menemukan perbedaan signifikan antara detak jantung pada janin laki-laki dan perempuan.
9. Posisi tidur miring ke kanan
Mitos menyebutkan ibu yang lebih nyaman tidur miring ke kanan sedang mengandung janin perempuan. Dalam dunia medis, posisi tidur lebih dipengaruhi oleh kenyamanan ibu dan perkembangan janin, bukan jenis kelaminnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)