INFO NASIONAL - Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo, dalam acara Media Gathering di Anyer, Banten, pada Rabu, 25 September 2024 lalu, menjelaskan bahwa APBN sejak tahun 2015 hingga 2023 telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp4.006,1 triliun untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul. Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas menjadi kunci utama dalam meningkatkan SDM yang berdaya saing, yakni manusia yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
Wahyu menekankan bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia menunjukkan hasil yang baik selama satu dekade terakhir. “Untuk pendidikan mulai tahun 2015 hingga 2023 sudah sekitar Rp4.006,1 triliun. Dampaknya, bisa kita lihat angka partisipasi kasar perguruan tinggi meningkat. Jumlah sekolah SD, SMP, SMA juga meningkat. Bisa dilihat besarannya,” kata Wahyu.
Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah sekolah di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Untuk jenjang SD, jumlah sekolah meningkat dari 147.513 menjadi 148.758. Jumlah sekolah jenjang SMP meningkat dari 36.518 menjadi 42.548, sementara jumlah sekolah jenjang SMA meningkat dari 24.934 menjadi 28.697. Wahyu juga memaparkan bahwa angka partisipasi kasar perguruan tinggi mengalami peningkatan, dari 25,76 pada tahun 2014 menjadi 31,45 pada 2023.
“Dalam APBN kita terdapat berbagai anggaran yang sangat strategis. Yang tujuannya untuk mendorong transformasi ekonomi itu bisa berjalan dengan baik. Ada yang sifatnya dinamisator, ada yang sifatnya akselerator, dan ada yang sifatnya enabling factor. Sebagai dinamisator adalah human capital melalui pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial,” ujar Wahyu.
Iklan
Anggaran kesehatan selama tahun 2015 sampai dengan 2023 mencapai Rp1.335,5 triliun. Angka tersebut termasuk anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp293,7 triliun yang dialokasikan pada tahun 2020 hingga 2022. “Dampaknya juga bisa kita lihat. Stunting turun menjadi 21,5 persen pada tahun 2023 dibandingkan dengan 37,2 persen pada tahun 2013. Kemudian jumlah rumah sakit juga meningkat cukup signifikan dari 1.855 menjadi 2.636. Jumlah Puskesmas juga meningkat dari 9.731 pada tahun 2014 menjadi 10.416 pada tahun 2024,” kata Wahyu.
Wahyu melanjutkan bahwa anggaran perlindungan sosial selama satu dekade, yang mencapai Rp3.127,6 triliun, juga memiliki dampak positif, terutama dalam penurunan angka kemiskinan secara signifikan menjadi single digit. Pada tahun 2014, angka kemiskinan tercatat sebesar 11,25 persen dan berhasil turun menjadi 9,03 persen pada tahun 2024. Selain itu, angka ketimpangan juga mengalami penurunan dari 0,406 pada tahun 2014 menjadi 0,379 pada tahun 2024. Angka pengangguran pun berkurang dari 5,9 persen pada tahun 2014 menjadi 4,82 persen pada tahun 2024. “Bahkan, pengangguran saat ini 4,82 persen merupakan angka terendah sepanjang sejarah,” ujar Wahyu.
Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing sejak tahun 2015 hingga 2023 mencapai Rp3.167,4 triliun. Wahyu menyebutkan bahwa jumlah jalan tol yang beroperasi meningkat tajam dari 879 km pada tahun 2015 menjadi 2.817 km pada tahun 2023. Peningkatan jumlah jalan tol yang beroperasi ini bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.(*)