Tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, penyakit asma juga dapat terjadi pada anak. Mengutip laman Cleveland Clinic, asma pada anak bisa terjadi pada usia berapa pun. Namun, asma pada anak seringkali dimulai ketika sistem kekebalan tubuh Si Kecil masih berkembang.
Penyakit asma pada anak menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, laju pernapasan meningkat, dan mengi. Bahkan, asma pada anak bisa saja mengancam jiwa atau dikenal sebagai status asmatikus.
Gejala-gejala asma tersebut tentunya sangat mengganggu kesehatan dan keceriaan Si Kecil. Oleh karena itu, asma pada anak penting untuk dikenali mulai dari penyebab asma pada anak hingga cara mengobati asma pada anak.
Mengenal asma pada anak
Asma pada anak adalah penyakit paru-paru jangka panjang yang dapat memengaruhi saluran udara. Saluran udara ini berupa tabung yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Jika Si Kecil mengalami asma, artinya saluran tersebut tidak dapat memasukkan udara ke dalam paru-paru karena saluran udara membengkak dan menjadi terlalu sempit. Akibatnya, anak jadi kesulitan bernapas.
Penyebab asma pada anak
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab asma pada anak, tetapi asma pada anak dapat dipicu oleh adanya faktor risiko, salah satunya riwayat keluarga. Orang tua yang memiliki penyakit asma dapat meningkatkan risiko asma pada anak.
Selain faktor genetik, alergen seperti makanan tertentu, debu atau asap rokok juga dapat memicu asma pada anak. Adanya infeksi pernapasan yang dialami saat usia muda turut menjadi faktor risiko penyebab asma pada anak.
Gejala asma pada anak
Sesak napas menjadi gejala asma pada anak yang umum terjadi. Tak hanya itu, ada pula gejala penyakit asma pada anak lainnya seperti batuk, retraksi, dan mengi.
Ciri-ciri batuk asma pada anak berbeda dengan batuk pada umumnya. Batuk karena asma terjadi secara terus menerus. Batuk ini dapat terjadi di berbagai situasi yaitu saat anak bermain, tertawa, terjadi pada malam hari, atau tepat setelah anak bangun tidur.
Selain itu, munculnya suara siulan ketika anak menarik napas atau menghembuskan napas menjadi salah satu gejala asma. Istilah untuk kondisi ini disebut sebagai mengi.
Retraksi juga dapat menjadi gejala asma pada anak. Retraksi adalah pengecilan area antara tulang rusuk dan leher anak yang terjadi, ketika ia mencoba menghembuskan napas. Retraksi merupakan tanda bahwa Si Kecil berusaha keras untuk bernapas.
Apakah asma bisa sembuh?
Mungkin timbul pertanyaan di benak Bunda apakah asma pada anak bisa sembuh? Melansir laman Mayo Clinic, asma tidak dapat disembuhkan. Namun, Bunda dapat membantu Si Kecil mengurangi dan mengelola gejala-gejalanya.
Beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mengelola gejala asma pada anak misalnya meningkatkan pernafasan sehari-hari, meminimalisasi kambuhnya gejala asma, serta membantu mengurangi masalah lain yang dapat dipicu dari asma.
Cara deteksi asma pada anak
Adanya gejala asma pada anak dapat menjadi tanda asma pada anak, tetapi tidak mudah untuk mendeteksi secara langsung gejala-gejala asma pada anak. Pasalnya, gejala tersebut dapat juga menjadi indikasi penyakit lain selain asma.
Sementara itu, pihak medis dapat melakukan diagnosis asma pada anak berdasarkan riwayat medis, gejala, dan pemeriksaan fisik anak
Jika diperlukan, dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk mendeteksi asma pada anak, beberapa tes yang dilakukan misalnya tes fungsi paru-paru, rontgen dada, atau tes alergi kulit atau tes darah.
Pertolongan pertama yang dilakukan ketika anak mengalami serangan asma
Penanganan pertama asma pada anak yang dapat Bunda lakukan di rumah yaitu dengan memberikan Si Kecil obat pereda cepat atau obat pereda lain yang sesuai dengan rencana tindakan asma anak.
Tunggu selama 15 menit untuk melihat reaksi obat pereda pada Si Kecil. Jika obat pereda tidak bekerja dengan baik atau terjadi gejala lain seperti mengi atau sesak dada memburuk, bibir atau kuku anak berubah warna menjadi biru atau abu-abu, atau terlihat adanya retraksi pada anak, Si Kecil perlu dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Cara mengobati asma pada anak
Cara mengobati asma pada anak bervariasi bergantung pada gejala, umur, kondisi kesehatan Si Kecil, serta tingkat keparahan asma. Cara mengobati asma pada anak dilakukan dengan beberapa cara berikut.
1. Membuat rencana tindakan asma
Rencana tindakan asma menjadi hal yang penting dimiliki apabila Si Kecil memiliki penyakit asma. Mengutip laman MedlinePlus, rencana tindakan asma adalah rencana yang dibuat oleh orang tua bersama pihak medis yang meliputi cara-cara untuk mengelola gejala asma pada anak dan mencegah serangan asma pada anak.
2. Penggunaan obat pereda cepat
Obat pereda cepat yang disebut juga obat pereda jangka pendek, dapat membantu mencegah atau meredakan gejala asma. Apabila anak mengalami asma ringan atau asma hanya muncul saat melakukan aktivitas fisik, obat pereda cepat mungkin cukup untuk mengatasi asma.
Terdapat beberapa jenis obat pereda cepat seperti short-acting beta2-agonists (SABAs), Antikolinergik kerja pendek, dan Kortikosteroid sistemik.
3. Pemberian obat kontrol jangka panjang
Dokter bisa saja meresepkan obat tertentu yang harus diminum setiap hari untuk membantu mencegah serangan asma dan mengendalikan gejalanya. Obat-obatan ini dapat membantu mencegah saluran udara anak menyempit, serta dapat membantu mengurangi peradangan.
Beberapa jenis obat kontrol jangka panjang yaitu Long-acting beta2-agonists (LABAs), pengubah leukotrien, dan kortikosteroid.
4. Imunoterapi atau obat suntik untuk asma akibat alergi
Cara mengobati asma pada anak yang satu ini bisa dilakukan jika Si Kecil telah menjalani serangkaian tes alergi kulit.
Suntikan alergi dapat membantu jika anak menderita asma akibat alergi yang tidak dapat dikontrol dengan cara menghindari pemicu asma. Selain itu, suntikan alergi diberikan secara bertahap untuk menghentikan atau mengurangi serangan alergi yang menyebabkan gejala asma kambuh.
Dikutip dari laman Global Allergy & Airways Patient Platform, meski belum diketahui penyebabnya, asma seringkali terjadi pada malam hari.
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi asma pada anak di malam hari yaitu dengan memberikan inhaler pereda, obat-obatan biologis, atau inhaler pencegah. Namun, penggunaan obat tersebut perlu dilakukan sesuai anjuran dokter.
Komplikasi asma pada anak
Dilansir laman Johns Hopkins Medicine, asma pada anak yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan permanen pada saluran pernapasan, serangan asma parah, dan peningkatan waktu di rumah sakit atau unit gawat darurat.
Cara mencegah asma pada anak agar tidak kambuh
Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mencegah asma pada anak agar tidak kambuh.
1. Hindari paparan pemicu asma
Asma pada anak dapat dipicu oleh alergen. Dengan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi seperti serbuk sari tanaman, debu, atau bulu hewan, anak dapat terhindar dari risiko kambuhnya asma akibat alergi.
2. Mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik
Apabila Si Kecil dalam kondisi kesehatan yang prima, ada baiknya jika Bunda mendorongnya untuk beraktivitas fisik secara teratur seperti berolahraga. Dengan demikian, paru-paru anak akan bekerja lebih efisien.
3. Melakukan pemeriksaan secara berkala
Memeriksakan secara rutin kondisi Si Kecil baik untuk dilakukan. Dengan melakukan pemeriksaan, Bunda jadi mengetahui kondisi terkini kesehatan Si Kecil, serta apabila anak menunjukkan gejala-gejala asma yang tidak dapat ditangani di rumah, dokter dapat melakukan penanganan secara optimal.
4. Membantu anak menjaga berat badan
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat memperburuk gejala asma, Bunda. Tak hanya itu, obesitas juga berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya. Untuk itu, Bunda bisa membantu Si Kecil untuk menerapkan gaya hidup sehat.
5. Mengendalikan sakit maag
Apabila anak mengalami sakit maag atau refluks asam lambung, penyakit ini perlu ditangani dengan baik. Pasalnya, refluks asam lambung atau sakit maag parah dapat memperburuk gejala asma pada anak.
6. Hindari paparan asap rokok
Asap rokok menjadi faktor risiko yang dapat memicu serangan asma. Penting bagi Bunda untuk memastikan Si Kecil terbebas dari paparan asap rokok. Tidak hanya berisiko terhadap penyakit asma, asap rokok juga berbahaya bagi kesehatan jantung.
Daftar makanan yang harus dihindari pengidap asma
Selain mengurangi risiko asma pada anak melalui gaya hidup sehat, terdapat pantangan asma pada anak berupa makanan. Dikutip dari laman Health, beberapa makanan ini harus dihindari karena dapat memperburuk asma. Berikut ini daftar makanan yang perlu dihindari oleh pengidap asma.
1. Daging olahan
Berbagai jenis daging olahan seperti sosis, bacon, dan salami mengandung lemak jenuh tinggi serta dapat memicu peradangan berlebihan di seluruh tubuh, termasuk paru-paru. Daging olahan tidak disarankan dikonsumsi secara berlebihan dan akan lebih baik jika anak mengonsumsi daging tanpa lemak, unggas, dan ikan agar asupan proteinnya optimal.
2. Kacang tanah
Kacang tanah memiliki kandungan alergen yang paling umum, utamanya bagi anak-anak. Bunda bisa mengecek di komposisi makanan apakah ada kandungan kacang tanah di dalamnya untuk menghindari risiko alergi yang juga dapat memicu asma.
3. Alkohol
Dalam minuman beralkohol terkandung sulfit yang merupakan bahan pengawet. Sedangkan, sulfit merupakan zat yang perlu dihindari oleh pengidap asma.
Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI) yang dilansir dari Woodruff Medical And Wellness Training, terdapat sekitar 1 dari 40 hingga 100 penderita asma memiliki sensitivitas terhadap sulfit, yang dapat memperburuk gejala asma.
Menghindari minuman beralkohol dapat meminimalisasi terjadinya peradangan yang dapat membuat kesulitan bernapas.
4. Pemanis buatan
Pemanis buatan dapat memicu serangan asma yang parah. Untuk itu, pengidap asma sebaiknya memastikan apakah makanan yang dikonsumsi mengandung pemanis buatan atau tidak.
5. Produk olahan susu
Olahan susu yang meliputi susu, yogurt, dan keju berisiko memperburuk asma. Hal ini dikarenakan susu mengandung alergen yang umum.
6. Gorengan dan makanan olahan
Dalam gorengan dan makanan olahan seperti kentang goreng dan kerupuk terkandung lemak yang tinggi. Hal ini dapat memicu peradangan. Selain itu makanan bertepung yang digoreng mengandung senyawa Akrilamida yang dapat menyebabkan iritasi.
7. Makanan atau minuman berkafein
Kafein dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan dan minuman seperti kopi, teh, soda, coklat dan minuman berenergi. Kafein dapat merangsang saluran pernapasan secara berlebihan. Oleh karena itu, penderita asma sebaiknya membatasi konsumsi kafein per hari.
Itu dia, Bunda. Informasi tentang asma pada anak. Ada berbagai gejala, penyebab, serta cara mengobati asma pada anak. Selain itu, terdapat pantangan asma pada anak yang dapat membantu mengurangi risiko asma pada anak kambuh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)