Bunda penggemar serial drama Dawson's Creek pasti sudah tak asing dengan aktor James Van Der Beek. Baru-baru ini, kabar kurang mengenakkan datang dari pria yang berperan sebagai Dawson Leery itu.
Van Der Beek mengumumkan bahwa ia didiagnosis kanker kolorektal. Setelah mengetahui kondisinya, ia pun memutuskan untuk menjalani pengobatan.
"Saya mengidap kanker kolorektal. Saya telah menangani diagnosis ini secara pribadi dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Ada alasan untuk optimis dan saya merasa baik," katanya, dikutip dari People.
Selain buka suara di media, Van Der Beek juga mengumumkan diagnosis kanker ini di akun media sosial miliknya. Pria 47 tahun ini mengungkapkan soal perasaannya, Bunda.
"Itu kanker... Setiap tahun, sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia menerima diagnosis ini, dan saya salah satunya," ungkapnya.
"Saya telah menangani hal ini secara pribadi hingga sekarang, menjalani perawatan dan mengatur kesehatan saya secara menyeluruh dengan fokus yang lebih besar daripada sebelumnya. Saya dalam kondisi yang baik dan merasa kuat. Ini merupakan awal yang baik dan saya akan menceritakan lebih banyak saat saya siap."
Apa itu kanker kolorektal?
Kanker kolorektal yang diidap Van Der Beek merupakan suatu kondisi medis yang memang jarang didengar di Indonesia. Di Amerika Serikat, kanker kolorektal adalah kanker ketiga yang paling umum terjadi menurut American Cancer Society.
Dilansir Healthline, kanker kolorektal merupakan kanker yang berkembang di usus besar atau rektum. Kanker ini juga dapat disebut kanker usus besar atau kanker rektum.
"Sebagian besar kanker kolorektal bermula sebagai polip, yang merupakan pertumbuhan pada lapisan dalam usus besar. Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker seiring waktu, meskipun tidak semua polip menjadi kanker," kata pakar Yamini Ranchod, Ph.D., M.S.
Kanker kolorektal mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap awal, terutama ketika kanker masih kecil. Tanda dan gejala sering kali muncul setelah tumor tumbuh atau menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya.
Gejala dan faktor risiko kanker kolorektal
Ada beberapa gejala kanker kolorektal yang perlu diwaspadai, yakni:
- Sembelit
- Diare
- Perasaan tidak tuntas setelah buang air besar
- Pendarahan rektal
- Muncul darah dalam tinja
- Tinja berwarna hitam
- Perut kembung
- Nyeri perut
- Nyeri atau tekanan rektum
- Muncul benjolan di perut atau rektum
- Nafsu makan menurun
- Mual atau muntah
- Anemia
- Kelelahan dan kelemahan
- Penurunan berat badan
- Obstruksi usus
- Perforasi usus
Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, maka seseorang mungkin mengalami gejala lain. Berikut beberapa gejalanya:
- Nyeri tulang bila kanker telah menyebar ke tulang
- Penyakit kuning bila kanker telah menyebar ke hati
- Sesak napas bila kanker telah menyebar ke paru-paru
Banyak gejala kanker kolorektal dapat disebabkan oleh kondisi lain. Seseorang yang mengalami salah satu gejala di atas, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami kanker kolorektal, yakni:
- Berusia lebih dari 50 tahun
- Riwayat keluarga kanker kolorektal
- Riwayat pribadi polip adenomatosa atau kanker kolorektal
- Sindrom genetik, seperti sindrom Lynch
- Diabetes tipe 2
- Penyalahgunaan alkohol
- Merokok
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak
- Konsumsi daging merah dan daging olahan
Diagnosis kanker kolorektal
Ilustrasi Dokter dan Pasien/ Foto: iStock
Jika seseorang memiliki gejala kanker kolorektal atau pernah menjalani tes skrining yang tidak normal, maka dokter akan merekomendasikan pemeriksaan dan tes untuk menemukan penyebabnya.
Bagi orang dengan risiko rata-rata terkena kanker kolorektal, American College of Physicians merekomendasikan beberapa pilihan skrining berikut ini:
- Kolonoskopi setiap 10 tahun
- Tes imunokimia feses/fecal immunochemical test (FIT) atau tes darah okultisme feses berbasis guaiac dengan sensitivitas tinggi (gFOBT) setiap 2 tahun
- Sigmoidoskopi fleksibel setiap 10 tahun ditambah FIT setiap 2 tahun.
- Beberapa tes lainnya seperti proktoskopi, biopsi, tes pencitraan (CT scan, USG abdomen, USG endorektal
- MRI, rontgen dada, positron emission tomography (PET) scan, pemindaian PET/CT)
Orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal harus berkonsultasi dengan dokter tentang metode dan frekuensi skrining yang paling tepat bagi mereka.
Pengobatan kanker kolorektal
Pengobatan kanker kolorektal akan bergantung pada lokasi kanker, stadium, dan penyerabannya. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk kasus kanker ini, seperti:
- Pembedahan
- Radiofrequency ablation (RFA) atau krioablasi
- Terapi radiasi
- Kemoterapi
- Terapi bertarget, seperti terapi antiangiogenesis, inhibitor epidermal growth factor receptor (EGFR), dan imunoterapi.
Demikian penjelasan terkaiit kanker kolorektal yang diidap oleh aktor James Van Der Beek. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga penyebab dan cara mencegah kanker serviks, dalam video berikut:
(ank/ank)
Loading...