TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, membantah bahwa partainya mendapatkan lebih banyak jatah menteri karena tukar guling dengan Partai Gerindra, yang mengisi kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dia menyebut, pemilihan pimpinan MPR dilakukan secara musyawarah. Sebelumnya, Golkar dikabarkan akan mendapatkan jatah 7 kursi menteri.
"Enggak. Urusan ketua MPR-nya siapa, itu permusyawaratan. Dunianya lain, kamarnya lain. Itu sebenarnya bukan sebuah tradisi, misalkan pemenang kedua (Pemilu) menjadi Ketua MPR," kata Sarmuji di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 14 Oktober 2024.
Dia menyebut, bisa saja suatu saat pemenang pertama di Pemilu yang menjadi Ketua MPR. "Itu hasil permusyawaratan saja. Kebetulan saat ini, permusyawaratan hasilnya begitu."
Sarmuji tak mau terang-terangan mengatakan berapa jatah menteri yang diberikan Prabowo untuk Golkar. Dia meyakini Prabowo memahami kompetensi para kader Golkar.
Iklan
Sebelumnya, santer disebut bahwa Golkar yang akan mendapatkan tujuh kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. "Kalau untuk jumlah menteri, saya tidak tahu berapa jumlahnya, tapi kami meyakini pak Prabowo tahu betul kompetisi kader Golkar, karena pak Prabowo adalah alumni Partai Golkar," ujar Sarmuji.
Menurut dia, Prabowo adalah seorang yang adil dalam memberikan jatah menteri bagi partai koalisinya. "Pak Prabowo adalah orang yang adil, orang yang sangat bijak memandang bagaimana partai-partai mendukung Pak Prabowo," tuturnya.
Pilihan Editor: Mensesneg Pratikno Benarkan Bakal Ditunjuk sebagai Menteri oleh Prabowo