Berat badan anak yang tak kunjung naik kerap menjadi hal menakutkan bagi orang tua. Oleh sebab itu, cara menaikkan berat badan anak terutama usia 5 hingga 8 tahun agar ideal pun jadi penting dipahami para orang tua.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi berat badan anak. Termasuk bagaimana proporsi tubuh anak dan apakah kedua orang tuanya juga memiliki bawaan tubuh kurus.
Diketahui bahwa sebenarnya tubuh seorang anak memiliki kecenderungan genetik dari orang tua. Jadi anak yang memiliki genetik kurus berada di posisi yang berbeda dengan anak yang tidak demikian, Bunda.
Berat badan anak bisa berubah seiring pertumbuhan
"Ingatlah bahwa berat badan anak bersifat dinamis dan berubah seiring pertumbuhannya," kata Stephen R. Daniels, M.D., Ph.D., seorang profesor pediatri di Children's Hospital Medical Center di Cincinnati dan anggota komite nutrisi American Academy of Pediatrics, dikutip dari Baby Center.
Daniels menjelaskan, ketika pertambahan tinggi badan mendahului pertambahan berat badan, anak mungkin tampak kekurangan berat badan untuk sementara waktu. Setelah itu, secara bertahap pertambahan berat badannya menyusul.
Menentukan masalah berat badan anak
Cara terbaik untuk menentukan apakah anak kekurangan berat badan atau tidak, sebenarnya adalah dengan konsultasi ke dokter. Nantinya dokter dapat membantu mengevaluasi berat badan dan menentukan pola makan yang paling tepat.
Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, yakni bagaimana genetik proporsi tubuh kedua orang tua dan sudah berapa lama anak tidak naik berat badan.
Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi kebiasaan makan anak dan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Diperiksa juga secara detail apakah anak memiliki masalah medis yang mungkin menyebabkan penurunan berat badan, seperti diare kronis atau muntah-muntah.
Dokter dapat mengukur tinggi dan berat badan anak, lalu dipantau dalam grafik pertumbuhan. Diperiksa indeks massa tubuh (IMT) anak, yang mempertimbangkan berat badan dan tinggi badan untuk membantu menentukan apakah keduanya proporsional.
Jika IMT orang dewasa dihitung dengan rumus tinggi dan berat badan, maka untuk menentukan IMT anak juga mempertimbangkan jenis kelamin dan usia, untuk memperhitungkan fakta bahwa komposisi tubuh berubah seiring bertambahnya usia anak.
Cara menaikkan berat badan anak usia 5-8 tahun
Lalu apa saja cara menaikkan berat badan anak yang dapat dilakukan orang tua di rumah? Simak ulasan berikut ini:
1. Berikan lebih banyak kalori dari lemak sehat
Dengan asumsi anak tidak memiliki masalah medis yang mendasarinya, berikan anak lebih banyak asupan kalori.
Bagi sebagian anak, cukup dengan menambahkan makanan yang merupakan sumber lemak sehat untuk jantung, termasuk seperti alpukat dan kacang-kacangan. Asupan-asupan ini dapat memberikan cukup kalori tambahan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan.
Untuk sumber protein, Bunda bisa memberikan menu dari bahan-bahan seperti telur, selai kacang, dan kacang-kacangan. Asupan karbohidrat yang dapat Bunda berikan termasuk roti, makaroni, roti panggang, kentang tumbuk, dan sereal.
2. Stop makan junk food
Jangan memberi anak junk food sebagai upaya untuk meningkatkan berat badannya. Kebiasaan makan yang sudah tertanam sejak dini berpotensi akan sulit diubah setelah terbentuk nantinya.
3. Jadikan waktu makan menyenangkan
Sediakan waktu makan bersama dengan keluarga, nikmati makanan dan waktu yang menyenangkan. Bunda juga bisa lebih melibatkan anak dalam perencanaan makanan, berbelanja dan persiapan makanan, untuk mendorong minatnya pada waktu makan.
4. Jangan melewatkan waktu makan
Jangan biarkan anak terlalu sibuk melakukan sesuatu hingga ia melewatkan waktu makan. Jika perlu, pastikan anak makan lebih sering untuk membantu proses pertambahan berat badannya.
5. Konsultasi dengan dokter gizi
Apabila anak termasuk pemilih dalam hal makanan dan menolak untuk menambahkan makanan baru ke dalam jadwal makannya sehari-hari, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.
Ingat, jangan berikan anak suplemen nutrisi apapun kecuali jika dokter menyarankan Bunda untuk melakukannya.
6. Atur jadwal makan
Dikutip dari Harvard Health Publishing, berikan anak tiga kali makan (sarapan, makan siang, dan makan malam) dan dua kali camilan sehat (saat menuju makan siang dan sore).
Jika anak makan malam lebih awal, Bunda bisa juga mempertimbangkan pemberian camilan sebelum tidur.
7. Tambahkan kalori ekstra
Setiap kali Bunda menyiapkan makanan atau camilan, tambahkan beberapa ekstra kalori ke dalamnya. Misalnya, Bunda dapat menambahkan sedikit minyak, mentega, atau keju ekstra ke pasta. Bisa juga memberikan sedikit selai kacang pada roti panggangnya.
Menurut National Health Service (NHS), sediakan camilan yang tepat jika anak mereka merasa lapar di sela waktu makan. Misalnya seperti yoghurt, roti lapis, dan roti lapis kecil.
9. Batasi asupan makanan tinggi serat
Sebisa mungkin, batasi asupan makanan tinggi serat seperti roti gandum utuh.
Makanan berserat tinggi dapat membuat anak cepat merasa kenyang dan membatasi asupan energinya. Makanan tinggi fitat juga dapat membatasi penyerapan nutrisi seperti zat besi, kalsium, seng, magnesium, dan mangan.
Tambahkan ekstra lemak dan protein ke camilan atau makanan utama anak untuk meningkatkan kepadatan kalori makanan tanpa menambah jumlahnya.
Beberapa contoh penambah protein dan kalori meliputi keju, susu bubuk, telur, dan alpukat.
Jika anak sudah mendapatkan cukup kalori tetapi berat badannya masih belum bertambah dengan baik, lanjutkan konsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab yang mendasarinya.
Di sisi lain, jika anak menolak makan, mungkin ada alasan psikologis yang perlu Bunda diskusikan dengan profesional lainnya. Untuk ini, dokter dapat memberikan rujukan. Semoga bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)