Tahukah Bunda, bahwa kesehatan mental ibu dapat memengaruhi perkembangan dan kesejahteraan anak di masa depan. Satu dari lima ibu setidaknya mengalami gangguan kesehatan mental selama masa kehamilan atau setelah melahirkan.
Gangguan kesehatan mental ibu selama mengandung dan setelah melahirkan diketahui dapat memberikan efek negatif terhadap perkembangan emosi, sosial, mental, dan fisik anaknya. Sejatinya, kesehatan mental adalah hal yang harus dijaga agar seseorang memiliki hidup yang berkualitas.
Oleh karena itu, Bunda perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan mental seorang ibu, baik kesehatan mental ibu rumah tangga maupun kesehatan mental ibu yang bekerja. Kalau begitu, mari simak penjelasan seputar kesehatan mental ibu dan perannya bagi masa depan anak berikut ini.
Mengenal gangguan kesehatan mental yang terjadi pada ibu rumah tangga dan ibu bekerja
Tugas seorang perempuan tampaknya tidak ada habisnya, baik bagi ibu rumah tangga maupun ibu bekerja. Mulai dari mengurus dapur, anak-anak, suami, hingga urusan pribadi mereka. Hal ini membuat seorang ibu lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.
Dilansir laman Hindustan Times, sebuah survei diadakan oleh Researchgate yang melibatkan 80 perempuan menikah berusia 25-40 tahun, termasuk 40 ibu bekerja dan 40 ibu rumah tangga. Hasil survei mencatat bahwa meskipun ibu pekerja memiliki kemandirian finansial dan harga diri yang tinggi, mereka masih mengalami rasa tidak aman dan kehidupan sosial yang buruk. Survei tersebut menyimpulkan bahwa ibu pekerja dan ibu rumah tangga memiliki serangkaian masalah sendiri yang dapat menyebabkan perbedaan dalam kualitas hidup mereka.
Pertemuan internasional diadakan oleh United Nations Population Fund (UNFPA) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 untuk membahas keterkaitan antara kesehatan reproduksi dan kesehatan mental. Laporan dari pertemuan tersebut menunjukkan tinjauan sistematis dari negara-negara industri yang menyimpulkan bahwa 10-15 persen perempuan mengalami depresi mayor selama kehamilan.
Diskusi tersebut menyimpulkan bahwa kesehatan mental ibu yang buruk merupakan masalah kesehatan masyarakat serius di negara dengan sumber daya terbatas, yang membalikkan pandangan sebelumnya bahwa ibu di negara dengan sumber daya terbatas tidak mengalami gangguan kesehatan mental. Tercatat bahwa masalah kesehatan mental umum seperti depresi dan kecemasan sebagian besar ditentukan oleh faktor sosial sehingga memerlukan intervensi lintas sektor untuk mengatasinya.
Fakta kesehatan mental ibu rumah tangga dan bunda pekerja
Ahli kesehatan mental, Dr. RC Jiloha, menjawab pertanyaan mengenai tantangan yang dihadapi oleh ibu rumah tangga dan ibu pekerja, serta apakah salah satu dari mereka lebih tertekan dibandingkan ibu lainnya.
“Ada beberapa alasan yang menyebabkan kesehatan mental perempuan terganggu. Ada alasan biologis, sosial, dan budaya dengan perbedaan gender yang tak terelakkan dalam insiden dan prevalensi gangguan kesehatan mental,” ujar Dr. RC Jiloha, Konsultan Senior Psikiatri di Paras Hospitals, Gurugram, mengutip laman Hidustan Times.
Penyebab gangguan kesehatan mental ibu rumah tangga
“Ibu rumah tangga menghabiskan seluruh waktu mereka untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, tetapi tidak demikian halnya dengan ibu pekerja. Oleh karena itu, mereka pandai merawat dan mempercantik diri,” tutur Dr. Jiloha.
Meskipun ibu rumah tangga memiliki lebih banyak waktu luang karena tinggal di rumah, hal ini tetap dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Berbeda dengan ibu bekerja yang lebih berkesempatan untuk menjadi mandiri sehingga membantu mereka mencegah pikiran negatif.
Telah banyak terjadi kekerasan rumah tangga dan keterbelakangan yang dialami oleh perempuan. Bekerja memungkinkan seorang ibu untuk membuat keputusan sendiri dan membangun kepercayaan diri yang lebih kuat.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan ibu rumah tangga yang tidak memiliki ruang untuk bersikap praktis dan menerima dukungan untuk menyelesaikan masalah. Masyarakat memandang tugas-tugas ibu rumah tangga memang merupakan kewajibannya dan tidak diperlukan adanya penghargaan.
Tantangan kesehatan mental ibu bekerja
Terkadang, keinginan yang dimiliki oleh ibu pekerja sangat berlawanan dengan impian ibu rumah tangga. Di saat ibu rumah tangga bermimpi untuk menjalani kesibukan sebagai wanita karier, ibu bekerja sangat menginginkan waktu luang dan istirahat yang layak.
Saat hari libur pun, ibu bekerja harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membereskan ulang dapur, mencuci seprai kasur, maupun kegiatan lainnya yang terlewat di hari-hari kerja. Akibatnya, ibu pekerja semakin kehilangan waktu luangnya untuk beristirahat.
Bekerja dari jam 7 sampai jam 4 adalah tantangan tersendiri bagi seorang ibu, ditambah jika memiliki pekerjaan sampingan atau tanggung jawab lainnya yang memperburuk rutinitas sehari-hari. Ibu pekerja harus ahli dalam mengerjakan banyak tugas sekaligus, mulai dari menyiapkan makanan untuk anak-anak hingga mengelola keuangan keluarga.
Dalam keadaan sehat, semua beban tersebut mungkin masih dapat ditanggung. Namun, bagaimana jika ibu pekerja jatuh sakit? Semua peran dan tanggung jawab yang ia miliki akan menyebabkan kelelahan yang lebih parah sehingga menguras mentalnya.
Peran kesehatan mental ibu untuk masa depan anak
Kesehatan mental ibu yang terganggu juga akan mengancam masa depan anak. Ibu yang mengalami gangguan kesehatan mental selama kehamilan dan setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko anak menjadi depresi, cemas, terhambat belajar, dan bahkan melakukan perbuatan kriminal. Dampak negatif pada anak ini dapat berlangsung hingga dewasa.
Setelah melahirkan, ibu yang mengalami depresi akan sangat menderita dan mungkin tidak dapat makan dengan benar atau merawat dirinya sendiri dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang buruk. Selain itu, risiko berbahaya lainnya juga harus jadi pertimbangan.
Bayi yang masih sangat muda dapat terpengaruh dan sangat sensitif terhadap lingkungan dan kualitas perawatannya. Bayi juga kemungkinan besar akan terpengaruh oleh ibu yang memiliki gangguan mental. Gangguan kesehatan mental ibu yang parah dan berkepanjangan dapat menghambat keterikatan ibu dan bayi, pemberian ASI, dan perawatan terhadap bayi.
Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan mental ibu agar tidak memengaruhi tumbuh kembang anak? Dapatkan perawatan kesehatan umum yang tepat termasuk kesehatan wanita, perawatan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi, dan perawatan terkait lainnya.
Pastikan untuk mendapat dukungan terbaik dari pasangan atau keluarga lainnya untuk membagi beban yang selama ini dialami. Jangan ragu untuk menceritakan keluh-kesah dan perasaan yang dimiliki agar tidak menumpuk di dalam pikiran yang menyebabkan terganggunya kestabilan mental.
Demikian penjelasan mengenai kesehatan mental ibu yang dapat memengaruhi perkembangan anak di masa depan. Semoga bermanfaat, Bunda.
Nantikan perubahan HaiBunda dengan wajah baru.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)