TEMPO.CO, Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa dirinya tidak lagi memiliki keinginan untuk menjadi menteri, jika ditawari oleh presiden terpilih pada Pemilu 2024. Ia mengaku tidak mendapatkan restu dari sang istri, Devi Simatupang. Namun, ia mengaku bersedia, jika diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.
“Nggak, kalau saya jadi menteri cukup lah. Istri saya sudah tidak setuju saya menteri lagi. Kalau beri saran-saran iya,” ucap Luhut, pada 14 Februari 2024, seperti diberitakan Antara.
Sebelumnya, Luhut juga mengatakan dirinya enggan menjadi pejabat publik setelah 2024.
“Istri saya bilang, ‘Pah, kamu kalau sudah selesai jangan lagi jadi menteri-menteri ya, cape gua’. Saya bilang, yes, 2024 kita selesai, enggak mau lagi,” kata Luhut dalam podcast Deddy Corbuzier, pada Selasa, 6 Juli 2021.
Luhut menyampaikan, setiap orang harus mengetahui kapan dirinya mesti berhenti. Namun, semua orang berambisi harus menjadi presiden agar bisa mengabdi.
“Ngapain mesti jadi presiden. Bisa ngabdi apa saja. Kalau engga jadi presiden langsung mati?” ujarnya.
Tak hanya itu, Luhut juga pernah menyampaikan dirinya telah berjanji kepada sang istri untuk tak lagi menjabat sebagai menteri saat masa kepemimpinannya berakhir pada 2024. Janji itu ia ungkapkan dalam momentum hari ulang tahun Devi yang ke-71 tahun, pada 16 Oktober 2020.
“Saya pernah berjanji padanya (Devi) bahwa selesai masa jabatan saya di 2024 nanti,” kata Luhut, pada 16 Oktober 2024.
Iklan
Melalui akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut menjelaskan rencana selanjutnya, jika tidak lagi duduk di kursi menteri. Ia mengungkapkan akan beristirahat dan berfokus mengurus Yayasan Del. Adapun, Yayasan Del merupakan yayasan yang berbasis di Sumatera Utara dan bergerak di bidang pendidikan. Yayasan tersebut didirikan oleh Luhut beserta Devi pada 2001.
Selain mengurus yayasan, Luhut ingin memberikan contoh kepada publik bahwa pejabat negara yang sudah purna-tugas seharusnya tidak lagi mengurusi apa pun yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Sebaliknya, kata Luhut, era pensiun itu sebaiknya dimanfaatkan untuk menikmati hidup.
“Karena saya percaya bahwa semua yang di bawah langit ada waktunya,” ujarnya.
Pada unggahan tersebut, Luhut berkisah hanya bisa menuliskan pesan singkat kepada Devi. Dalam suratnya yang pendek, ia mengingat pertama kali menjalin hubungan dengan Devi seusai pertemuan di Bandung pada 1965. Ia juga mengilas balik pernikahannya enam tahun setelah keduanya bertemu, yaitu pada 1971. Luhut memuji Devi sebagai teman bicara yang baik, orang yang selalu mempercayainya, pasangan yang mengorbankan cita-cita demi mendidik anak, serta sosok pendukung setia.
Setelah pensiun dari dunia militer, Luhut menjadi pejabat publik sejak era Presiden BJ Habibie. Pada 1999, ia diangkat sebagai Duta Besar RI Berkuasa Penuh untuk Singapura. Di era Presiden Gus Dur, ia dipercaya sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian. Lalu, pada 2014, era Jokowi, ia diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Setahun menjabat, ia kemudian menempati jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Sejak 2016 sampai sekarang, Luhut menjabat Menko Marves.
RACHEL FARAHDIBA R | FRISKI TIANA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Pilihan Editor: Profil Devi Pandjaitan, Mengapa Luhut Terapkan Semua Aset dan Uang Simpanannya atas Nama Istri? Ini Alasannya