Jakarta -
Breastfeeding Grief atau kesedihan selama menyusui pasti pernah dirasakan oleh Bunda. Ada yang ASI tidak keluar, sampai perasaan sedih saat Bunda sedang mengASIhi Si Kecil. Suka duka atau kesedihan menyusui bisa disebabkan oleh banyak hal.
Pertama, mungkin Bunda mempunyai pengalaman yang sangat sulit yang tidak seperti yang harapkan. Kedua, tidak mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga. Ketiga, mencoba cara menyusui dengan cara terbaik tapi tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Masalah besar dari kesedihan saat menyusui adalah alih-alih melihatnya dan mendukung tapi orang-orang malah bereaksi buruk kepada Bunda.
Profesor Amy Brown, peneliti kesehatan masyarakat yang pernah menulis buku tentang kesedihan menyusui, menjelaskan bahwa perasaan sedih atas pengalaman menyusui adalah hal yang biasa.
"Banyak wanita berhenti menyusui lebih awal dari yang mereka inginkan dan merasa kecewa atau kehilangan pengalaman,” kata Amy Brown dikutip HaiBunda dari laman BBC.
Breastfeeding grief
Menurut data BBC, pada penelitian di beberapa negara menunjukkan masih banyak wanita yang ingin menyusui. Di Inggris, 81 persen perempuan memulai pemberian ASI eksklusif, namun setelah enam bulan, hanya sekitar 1 persen yang masih memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Sementara UNICEF mencatat bahwa menyusui mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), diabetes pada masa kanak-kanak, penyakit jantung, dan obesitas.
Secara global, persentase bayi di bawah enam bulan yang mendapat ASI eksklusif telah mencapai 48 persen meningkat 10 persen dibandingkan dekade terakhir.
Beberapa alasan perempuan berhenti menyusui
Ada beberapa alasan mengapa seorang ibu kesulitan menyusui. Puting yang sakit, pecah-pecah, atau berdarah karena masalah pelekatan, dan suplai ASI yang rendah atau tinggi adalah masalah yang umum terjadi.
Selain itu, pembengkakan juga menjadi masalah yang kerap dialami Bunda memutuskan berhenti menyusui. Pembengkakan terjadi ketika payudara menjadi terlalu penuh dengan susu.
Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan mastitis, infeksi yang disebabkan oleh penyumbatan saluran susu yang mengakibatkan rasa sakit dan nyeri saat menyusui.
Lisa Mandell dari Asosiasi Konsultan Laktasi Internasional memberikan konseling dan nasihat kepada wanita yang mengalami masalah dalam menyusui. Dia mengatakan sangat penting bagi perempuan untuk mendapatkan nasihat ahli laktasi dan dukungan menyusui sedini mungkin.
"Masalahnya bisa bermacam-macam, misalnya jika seorang ibu dengan produksi ASI rendah memiliki masalah tiroid, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi dan diobati, maka kemungkinan besar produksi ASI-nya akan meningkat," tuturnya.
Lisa menekankan bahwa menyusui tidak boleh menyakitkan dan merupakan tanda bahwa bayi tidak diposisikan atau dilekatkan dengan baik. "Penghentian menyusui tidak boleh dianggap sebagai kegagalan ibu," ucapnya.
Clare Murphy, direktur Feed UK, mengatakan bahwa memberi makan bayi tidaklah mudah dan kita harus fokus untuk mendukung perempuan, bagaimanapun mereka memilih untuk memberi makan bayinya.
“Tidak seorang pun apalagi para ibu dan bayinya mendapat manfaat dari lingkungan di mana perempuan merasa bersalah dan kesehatan mental mereka terganggu karena mereka harus menggunakan susu formula padahal mereka ingin menghindarinya," tuturnya.
Cara mengatasi breastfeeding grief atau kesedihan menyusui
Mengutip laman Professoramybrown.co.uk, ada beberapa hal yang mungkin bisa membantu jika Bunda kesulitan dengan pengalaman menyusui atau bagaimana pengalaman itu berakhir. Masing-masing cara ini mungkin cocok untuk orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
1. Menyadari kesedihan menyusui normal
Bunda harus tahu jika kesedihan menyusui adalah normal dan biasa terjadi pada ibu yang baru melahirkan.
2. Kenali emosi
Penting bagi Bunda untuk mengenali emosi dan memberi waktu untuk menyadari apa yang Bunda rasakan. Ketahuilah bahwa kesedihan menyusui hal tersebut wajar dan normal. Bahkan seiring berjalannya waktu, perasaan Bunda kemungkinan besar akan berubah, meski belum tentu hilang.
3. Jangan menyalahkan diri sendiri
Bunda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, tanyakan apakah Bunda benar-benar mendapatkan semua dukungan profesional saat menyusui Si Kecil. Misal tes medis dan diagnosis berjalan baik. Apakah keluarga benar-benar memberi dukungan.
Apakah pasangan benar-benar melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu Bunda? Apakah saya didukung dan dihargai sebagai seorang ibu yang berusaha menyusui bayinya? Ketika menyusui tidak berhasil karena alasan fisiologis, hal ini bukan merupakan kesalahan Bunda.
4. Membuka diri
Bunda juga bisa membuka diri Bunda saat merasa kesedihan menyusui. Misalnya membicarakan perasaan Bunda ke seorang teman yang bisa mengerti dan memiliki pengalaman sama. Bunda juga bisa membuka diri dengan menghubungi seseorang yang terlatih secara profesional dalam bidang konseling.
5. Konsultasi
Alternatif lain Bunda bisa konsultasi laktasi, terutama jika mengalami komplikasi menyusui yang menyebabkan berhenti menyusui. Sekali lagi, mereka akan berada di posisi yang tepat untuk membantu Bunda mengeksplorasi apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Bunda saat ini.
Mereka tidak hanya hadir untuk membuat pemberian ASI berhasil, namun juga melakukan pendekatan holistik terhadap pemberian makan bayi secara keseluruhan. Mereka juga dapat membantu Bunda dengan pertanyaan apa pun yang miliki tentang pemberian susu botol dan susu formula.
6. Datangi dokter atau bidan
Pilihan lainnya adalah berbicara dengan doula atau tenaga medis profesional seperti dokter dan bidan. Bunda mungkin mengira doula berfokus pada mendukung wanita selama proses melahirkan, namun dukungan dan pembekalan pasca melahirkan adalah bagian penting dari peran mereka.
Terdapat juga sejumlah bidan spesialis, serta pakar kelahiran dan pengasuhan anak lainnya yang kini memberikan pilihan mendengarkan dan konseling khusus bagi mereka yang mengalami kesedihan saat menyusui.
7. Olahraga
Bunda bisa melakukan olahraga. Olahraga dapat membantu membakar adrenalin dan melepaskan endorfin yang membuat Bunda merasa nyaman. Cobalah dan fokus pada tubuh saat bergerak. Rasakan gerakannya, detak jantung dan perhatikan sekeliling.
Cobalah untuk tidak menutup diri dari semua orang. Pilihlah teman dengan hati-hati, tetapi jangan mengasingkan diri. Bicarakan tentang perasaan kepada seseorang yang mau mendengarkan. Jangan takut untuk meminta dukungan profesional. Jelajahi konseling, dukungan dari organisasi menyusui, atau dukungan holistik dari doula atau tenaga profesional seperti dokter atau bidan.
Semoga informasi tentang breastfeeding grief bermanfaat ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)