Terapi anak tidak mau mengunyah dapat diatasi dengan menerapkan terapi makan atau feeding therapy. Untuk menentukan apakah Si Kecil perlu terapi tersebut, Bunda sebaiknya segera melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan profesional terkait, ya.
Memang sebenarnya wajar jika anak mungkin pemilih dalam hal makanan, tetapi dalam beberapa kasus ada anak yang lebih sulit untuk mengunyah dan makan daripada yang lain.
Jika anak yang sedang sulit makan biasanya tetap memiliki pertumbuhan yang normal, anak yang membutuhkan terapi mungkin memiliki kondisi lain sehingga memerlukan bantuan untuk mau mengunyah dan mencoba makanan baru.
Nah, feeding therapy bisa menjadi menjadi salah satu solusi untuk terapi anak tidak mau mengunyah atau menelan dengan benar.
Mengenal terapi makan
Dikutip dari laman Web MD, terapi makan adalah jenis terapi khusus yang bekerja dengan orang-orang, biasanya bayi atau anak-anak, untuk membantu mereka mengembangkan pola dan perilaku normal dalam hal makan.
Terapis, seperti terapis okupasi atau wicara, bekerja dengan pasien untuk mengajari mereka cara makan atau cara memperbaiki kebiasaan makan mereka saat ini.
Termasuk sebagai terapi anak tidak mau mengunyah dan menelan dengan tepat, sehingga rentan mengganggu proses makan dan menghambat pertumbuhan anak dalam jangka panjang.
Namun perlu dicatat bahwa terapi makan lebih dari sekadar mengajari anak cara makan. Jenis terapi ini bertujuan untuk membuat proses makan menjadi waktu yang menyenangkan bagi anak dan juga seluruh anggota keluarga.
Terapi ini dapat membuat waktu makan lebih mudah secara fisik bagi anak dan mengurangi stres secara mental bagi orang tua.
Terapis terlatih akan menangani kesulitan anak dalam makan, baik itu karena sangat pemilih dalam hal makanan, atau keterbatasan fisik, seperti kesulitan mengunyah dan menelan.
Kelompok anak yang perlu ikut terapi saat tidak mau mengunyah dan makan
Penelitian menunjukkan bahwa 20 persen anak mengalami kesulitan makan sebelum mencapai usia tujuh tahun. Sementara sekitar setengah dari anak-anak ini dapat mengatasinya, yang lainnya membutuhkan bantuan ekstra, termasuk dari terapi makan.
Anak-anak dengan masalah makan sering kali menjadi cemas atau stres ketika diminta untuk mencoba makanan baru atau jika ada perubahan pada pola makan mereka.
Ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan jika Bunda merasa Si Kecil mengalami masalah makan. Berikut ini beberapa tanda peringatan, yang dipecah berdasarkan kelompok usia:
Bayi 0-6 bulan
- Batuk atau tersedak saat menyusu
- Masalah dalam mengoordinasikan makan dan bernapas
- Sering muntah terus-menerus
Bayi 6-12 bulan
- Kesulitan mencoba makanan padat
- Menolak membuka mulut atau memalingkan muka saat menyusu
- Kurang berminat mencoba makanan kecil
- Sering batuk atau tersedak saat makan
- Anak tidak mau mengunyah
Anak-anak di atas 1 tahun
- Pola makan sangat terbatas
- Menghindari seluruh kelompok makanan atau makanan dengan tekstur tertentu
- Batuk atau tersedak saat minum
- Tidak dapat minum dari sedotan
- Selalu tantrum saat diberi makanan baru
- Berat badan rendah atau turun berat badan karena menolak makan
Selain melihat dari usia, ada beberapa kelompok anak yang mungkin perlu mengikuti terapi jika mereka mengalami kesulitan dalam mengunyah dan makan. Termasuk di antaranya seperti:
1. Anak dengan gangguan makan
Anak-anak yang mengalami anoreksia, bulimia, atau binge eating disorder mungkin memerlukan terapi untuk mengatasi masalah perilaku makan.
2. Anak dengan sensitivitas sensorik
Beberapa anak memiliki sensitivitas terhadap tekstur, rasa, atau suhu makanan, yang dapat membuat mereka enggan untuk mengunyah atau mencoba makanan baru.
3. Anak dengan gangguan perkembangan
Anak-anak dengan gangguan perkembangan, termasuk autisme atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sering mengalami kesulitan dalam kebiasaan makan, termasuk tidak mau mengunyah.
4. Anak dengan masalah gigi atau mulut
Masalah fisik di area mulut, seperti masalah gusi atau kesulitan dalam mengunyah akibat masalah ortodontik, juga dapat membuat anak jadi enggan makan dan mungkin memerlukan bantuan terapi.
Dalam beberapa kasus, anak mungkin memerlukan kerja sama beberapa profesional. Termasuk dari terapi perilaku, terapi okupasi, atau konsultasi dengan ahli gizi.
Cara kerja terapi makan
Jika Bunda menduga bahwa anak mungkin mengalami masalah makan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meminta dokter anak untuk melakukan pemeriksaan dan penilaian.
Berdasarkan hasil konsultasi, dokter dapat merujuk anak ke terapis khusus. Setelah itu, terapis biasanya akan melakukan sesi perkenalan awal untuk menentukan apakah masalah makan pada anak bersifat sensorik, motorik, atau mungkin keduanya.
Setelah terapis wicara atau okupasi menangani masalah anak, mereka dapat bekerja sama dengan anak untuk mengatasinya dengan:
- Mencoba makanan baru, terutama yang bertekstur
- Meningkatkan koordinasi saat menelan dan makan
- Meningkatkan keterampilan motorik oral
- Mencicipi makanan yang biasanya tidak dicicipi oleh anak
Teknik terapi makan
Terapis dapat menggunakan berbagai berbagai teknik dan pendekatan untuk mengatasi masalah makan pada anak-anak. Dikutip dari Speak, Live, Play, dua kategori utamanya meliputi:
Teknik yang berfokus pada anak
Pendekatan ini mencakup keterlibatan aktif dari orang tua dan pengasuh, diterapkan dengan tujuan untuk memahami mengapa seorang anak mengalami kesulitan makan, seperti jika mereka memiliki pengalaman buruk dengan makanan tertentu.
Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama, menggunakan pendekatan yang berfokus pada anak membantu terapi pemberian makan dengan mengatasi masalah yang sebenarnya.
Dalam teknik ini, terapis memberikan perhatian penuh pada proses makan anak secara bertahap. Mulai dari fokus pada rasa, tekstur, dan aroma makanan, serta bagaimana cara 'mendengarkan' sinyal lapar dan kenyang dari tubuh.
Teknik pola perilaku
Sebuah metode yang digunakan banyak orang untuk membantu anak-anak mencoba makanan baru disebut pendekatan pola perilaku atau behavioral pattern. Metode ini menggunakan insentif untuk menginspirasi anak-anak agar mencoba makanan yang tidak dikenal.
Pada akhirnya, 'hadiah' tersebut akan dihilangkan dan anak-anak dapat makan secara mandiri tanpa stres. Metode ini cocok untuk anak-anak yang tidak memiliki masalah makan yang berarti.
Tips untuk orang tua saat anak tidak mau mengunyah dan makan
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari terapi anak yang tidak mau mengunyah atau makan, diperlukan kerja sama dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Bahkan selama evaluasi awal, penting bagi Bunda dan terapis untuk berdiskusi supaya bisa memiliki tujuan yang sama. Misalnya, jika anak merespons pendekatan atau kepribadian tertentu, pastikan untuk menyampaikannya.
Berikut adalah beberapa ide terapi makan untuk diperkenalkan di rumah dan dipraktikkan bersama keluarga:
1. Tetapkan rutinitas
Saat tiba waktunya makan, tetapkan rutinitas dengan mematuhi jadwal makan. Pastikan waktu makan bebas dari distraksi seperti gadget atau mainan, sehingga Bunda dan anak dapat hadir sepenuhnya fokus selama makan.
Anak juga harus dalam kondisi rileks, jadi batasi rangsangan apa pun di ruangan agar mereka dapat nyaman makan tanpa merasa kewalahan.
2. Tawarkan berbagai jenis makanan
Jangan ragu untuk memperkenalkan berbagai tekstur dan rasa makanan. Cobalah sajikan makanan dalam bentuk yang menarik, seperti potongan kecil atau menggunakan cetakan. Tapi ingat, jangan memaksa jika anak belum mau langsung lahap mencobanya.
3. Beri contoh yang baik
Tunjukkan kebiasaan makan yang sehat dengan menjadi teladan. Anak cenderung meniru perilaku orang tua dan orang dewasa terdekat di sekitarnya.
4. Fokus pada proses, bukan hasil saja
Berikan apresiasi atas usaha dan kemajuan anak untuk proses makannya. Termasuk saat anak mau mencoba makanan baru, meskipun awalnya mungkin mereka tidak mau mengunyah.
Adanya apresiasi bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri anak dan membuatnya lebih bersemangat mencoba di lain waktu.
5. Ajak anak menyiapkan makanan
Ajak anak memilih makanan saat berbelanja atau membantu menyiapkan makanan. Ini juga dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan.
Selain itu, kegiatan serupa juga memberi kesempatan untuk mengeksplorasi makanan dengan berbagai indra saat makanan disiapkan. Terpenting, jaga suasana tetap santai dan positif.
Demikian ulasan tentang terapi anak tidak mau mengunyah, termasuk cara kerja, teknik terapi, dan tips untuk orang tua terapkan di rumah saat anak tidak mau makan. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)