Jakarta -
Pasangan suami istri yang ingin mendapatkan momongan perlu menjalani program hamil yang terencana dengan baik. Salah satunya dengan menjaga berat badan tetap ideal.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Purnomo Hyaswicaksono, Sp.OG, berat badan dapat memengaruhi kesuburan yang berhubungan dengan peluang hamil. Tak hanya pada perempuan, berat badan yang tidak ideal juga dapat mengganggu kesuburan laki-laki, Bunda.
"Pada perempuan, berat badan yang kurang (underweight) dan berlebih atau obesitas, dapat memengaruhi siklus haid, ovulasi, serta tingkat sensitivitas indung telur terhadap hormon kehamilan," kata Purnomo kepada HaiBunda, belum lama ini.
"Pada laki-laki, berat badan berlebih dapat memengaruhi kualitas sperma. Perlu diketahui, tingkat hormon testosteron akan berkurang satu persen setiap tahunnya pada laki-laki berusia di atas 30 tahun," sambungnya.
Sampai saat ini, sudah banyak studi yang mengungkap pentingnya menjaga berat badan tetap ideal saat program hamil. Beberapa di antaranya bahkan mengaitkan dengan komplikasi kehamilan, Bunda.
Dampak berat badan tidak ideal pada perempuan yang sedang promil
Studi terbaru mengungkap bahwa kelebihan berat badan sebelum hamil dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional pada perempuan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Public Health ini meneliti hampir dua juta kelahiran di Swedia dari tahun 2000 hingga 2020, pada perempuan yang melahirkan di Swedia dan pindah ke negara tersebut dari berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk Eropa, Amerika Latin, dan Asia Selatan.
Para peneliti di Universitas Linkoping, Swedia, mengatakan bahwa sekitar setengah dari kasus diabetes gestasional dapat dihindari bila berat badan dipertahankan dalam kisaran normal.
"Misalnya, kami menyimpulkan bahwa sekitar setengah dari semua kasus diabetes gestasional berpotensi dapat dicegah," kata mahasiswa PhD di Universitas Linkoping dan penulis pertama studi, Maryam Shirvanifar, dilansir laman Hindustan Times.
Tak hanya diabetes gestasional, para peneliti juga menemukan bahwa lebih dari seperempat kasus preeklamsia dapat dihindari bila berat badan yang sehat dipertahankan sebelum kehamilan. Preeklamsia merupakan tekanan darah tinggi yang dapat disertai dengan sakit kepala parah, penglihatan kabur, dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
Selain itu, komplikasi lainnya dari berat badan berlebih sebelum hamil juga dikaitkan dengan kematian bayi di tahun pertama kehidupan, kelahiran prematur, dan ukuran bayi yang tidak biasa saat lahir.
Melalui studi ini, penulis menekankan bahwa berat badan sehat sangat penting dalam perencanaan kehamilan. Kenaikan berat badan yang tepat saat hamil akan mengurangi risiko komplikasi.
"Meningkatkan berat badan yang sehat selama kehamilan berpotensi mengurangi beban hasil kehamilan yang merugikan dan mungkin mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan reproduksi," tulis para penulis.
Ilustrasi Berat Badan Ideal saat Program Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrii Zorii
Dampak berat badan tidak ideal pada kesuburan laki-laki
Studi yang diterbitkan di Archives of Internal Medicine tahun 2012 mengungkapkan bahwa laki-laki yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin menghasilkan jumlah sperma yang lebih sedikit, atau bahkan tidak menghasilkan sperma sama sekali, dibandingkan dengan laki-laki dengan berat badan normal (ideal).
"Meskipun hasilnya tidak membuktikan bahwa kelebihan berat badan dapat menyebabkan masalah kesuburan, tetapi memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit dapat membuat seorang laki-laki lebih sulit untuk mendapatkan anak," ujar tim penulis, dikutip dari laman Harvard School of Public Health.
Dalam studi, para peneliti menggabungkan data dari 14 studi yang membandingkan jumlah sperma pada laki-laki yang kelebihan berat badan, obesitas, dan berat badan normal. Peneliti menemukan bahwa laki-laki yang kelebihan berat badan 11 persen lebih mungkin memiliki jumlah sperma rendah dan 39 persen lebih mungkin tidak memiliki sperma saat ejakulasi.
Sementara pada laki-laki yang obesitas, 42 persen lebih mungkin memiliki jumlah sperma rendah dibandingkan laki-laki dengan berat badan normal dan 81 persen lebih mungkin tidak menghasilkan sperma.
Cara menjaga berat badan ideal saat program hamil
Saat merencanakan kehamilan, pasangan suami istri dapat menjaga berat badan ideal dengan menjalani pola hidup sehat. Berikut beberapa cara menjaga berat badan ideal saat program hamil:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti mengandung protein dan mikronutrien (vitamin dan mineral). Makanan bernutrisi bisa didapatkan di makanan mengandung biji-bijian, sayuran hijau, buah-buahan, daging, ikan, dan ayam.
- Menghindari makanan tinggi gula yang diproses dan makanan cepat saji atau junk food yang mengandung banyak kalori.
- Rutin olahraga untuk meningkatkan hormon testosteron pada laki-laki dan meningkatkan kemampuan indung telur untuk berovulasi pada perempuan. Olahraga dianjurkan untuk dilakukan setidaknya tiga kali per minggu dengan durasi 45-60 menit dengan jenis olahraga yang menyesuaikan profil metabolisme serta kebugaran fisik.
- Cukup tidur dan menghindari stres untuk mengoptimalkan kerja enzim dan fungsi tubuh.
Demikian penjelasan terkait pentingnya menjaga berat badan ideal saat program hamil bagi pasangan suami istri. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)