Jakarta -
Berat badan bayi yang naik turun memang memusingkan ibu menyusui. Sebenarnya apa penyebab BB bayi yang menyusui langsung atau DBF jadi seret ya, Bunda?
Kebanyakan bayi memang akan diukur dan ditimbang berkali-kali selama beberapa tahun pertama kehidupannya. Pemeriksaan ini dapat membantu Bunda mengetahui apakah bayi Bunda sehat dan tumbuh dengan baik. Pola pertambahan dan pertumbuhan berat badan bayi yang disusui nantinya dapat terpantau dengan baik dengan penimbangan rutin.
Semua bayi memang berbeda satu sama lain ya, Bunda. Termasuk bayi yang disusui karena mereka biasanya akan kehilangan berat badan hingga 10 persen dari berat lahirnya pada minggu pertama dan kembali mendapatkan berat lahirnya dalam dua minggu.
Kenaikan berat badan bayi ASI
Bayi juga dapat bertumbuh lebih lambat setelah 3 hingga 4 bulan pertama dan mereka juga dapat menggandakan berat lahirnya dalam 4 bulan. Pertambahan berat badan mereka juga cenderung bervariasi dari minggu ke minggu. Sehingga, diperlukan pemantauan secara berkala untuk memastikan grafik pertumbuhannya berjalan dengan baik seperti dikutip dari laman Breastfeeding.asn.
Pertambahan berat badan melambat seiring waktu ya, Bunda. Setelah beberapa bulan pertama, Bunda mungkin memperhatikan bayi bertambah berat badan lebih lambat dan hal ini sangatlah normal terjadi. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang pertumbuhan bayi yang diberi ASI:
1. Pada 3 bulan pertama, berat badan bayi yang diberi ASI biasanya bertambah sedikit lebih cepat daripada bayi yang diberi susu formula.
2. Dari usia 3 hingga 4 bulan dan seterusnya, pertambahan berat badan mereka melambat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Ini berarti mungkin tidak perlu khawatir jika berat badan bayi Bunda yang berusia 4 bulan tidak lagi bertambah secepat dulu.
3. Bayi yang diberi ASI yang sehat biasanya berat badannya lebih ringan daripada bayi yang diberi susu formula pada usia satu tahun.
Berat Badan Bayi BB Normal Sesuai Jenis Kelamin & Tips Dokter/ Foto: HaiBunda/Novita Rizki
Kapan kenaikan berat badan yang lambat jadi masalah?
Biasanya, berat badan bayi bertambah dua kali lipat dalam 4 hingga 6 bulan pertama kehidupannya dan tiga kali lipat pada tahun pertama. Misalnya, bayi yang lahir dengan berat enam pon biasanya akan memiliki berat sekitar 12 pon saat berusia 6 bulan dan sekitar 18 pon saat berusia 1 tahun.
Dalam perjalanannya, kenaikan berat badan bayi memang tak sepesat sejak awal kelahirannya ya, Bunda. Tetapi, selama masih dalam garis aman sesuai grafik pertumbuhan, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan mengenai tumbuh kembangnya.
Kenaikan berat badan yang lambat bisa menjadi masalah jika berada dalam kondisi berikut ini ya, Bunda:
1. Bayi baru lahir tidak mendapatkan kembali berat badannya saat lahir dalam waktu 10 hingga 14 hari setelah lahir.
2. Bayi hingga usia 3 bulan mengalami kenaikan berat badan kurang dari satu ons per hari.
3. Bayi antara usia 3 dan 6 bulan mengalami kenaikan berat badan kurang dari 0,67 ons per hari.
4. Bayi dari segala usia telah tumbuh dengan stabil dan tiba-tiba berhenti tumbuh seperti dikutip dari laman Children Hospital.
Meskipun demikian, Bunda harus selalu mendiskusikan kenaikan berat badan yang lambat dengan dokter anak. Di luar itu, kenaikan berat badan yang lamban tidak terlalu menjadi masalah jika dalam kondisi berikut ya, Bunda:
1. Bayi baru lahir bangun sendiri dan ingin menyusu 8 hingga 12 kali sehari.
2. Bayi tumbuh dengan kecepatan yang stabil.
3. Bayi memiliki jumlah popok basah dan kotor yang hampir sama dengan bayi lainnya.
Oh iya, Bunda, ketika kenaikan berat badan Si Kecil lambat, biasanya mereka menunjukkan gejala-gejala yang berbeda dari anak-anak lain seusianya. Anak yang tidak mendapatkan cukup kalori, dapat terlihat dari gejala berikut ini ya, Bunda:
1. Kehilangan minat pada dunia di sekitarnya.
2. Sangat mengantuk.
3. Sering menangis dan rewel.
4. Terlewatnya tonggak kenaikan perkembangannya yakni tidak berguling, duduk, atau berjalan pada saat yang sama dengan anak-anak lain seusianya.
Beberapa faktor yang mungkin dapat menyebabkan pertambahan berat badan yang lambat pada anak, mulai dari kondisi medis hingga kesulitan sosial atau keuangan. Apa pun yang mengganggu akses anak terhadap makanan atau kemampuan mencerna makanan dapat mengganggu pertumbuhannya. Dan, sering kali hal itu disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
Jika Bunda menemui kendala terkait kesehatan Si Kecil, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter agar tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik ya, Bunda. Semoga informasinya membantu, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)