Jakarta -
Tidur di kamar terpisah dengan Si Kecil tentu bukanlah hal yang mudah, ya. Terlebih jika Bunda sudah tidur bersama mereka sejak lahir.
Meski begitu, seiring dengan berkembangnya usia anak, mereka harus segera mendapatkan kamar terpisah dari orang tuanya. Hal ini turut dibenarkan dalam sisi Islam maupun psikologi.
Ketika membesarkan anak, Bunda dan Ayah pasti ingin mereka tumbuh menjadi anak yang kuat, percaya diri, serta pemberani. Pembentukan sifat-sifat ini tentu tidak akan muncul dengan sendirinya.
Orang tua perlu membina kepribadian anak sejak usia dini. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan mereka tidur terpisah dari orang tuanya.
Agama Islam mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia, termasuk cara orang tua mengasuh anak-anaknya. Salah satu ajaran yang kerap diabaikan adalah memisahkan tempat tidur anak dengan Bunda dan Ayah di usia tertentu.
Menilik dari laman detikcom, hadits riwayat Abu Daud menjelaskan bahwa anak-anak diperintahkan untuk salat ketika usianya tujuh tahun. Pada hadits ini juga disebut bahwa anak perlu dipisahkan tempat tidurnya ketika menginjak usia 10 tahun.
Rasulullah SAW bersabda:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"Perintahlah anak-anak kalian untuk melakukan salat saat mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan salat) saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur di antara mereka." (HR Abu Daud).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa pemisahan tempat tidur tersebut dimaksudkan untuk menjauhi prasangka buruk serta menjauhkan anak dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pasalnya, ketika anak berusia 10 tahun, mereka sudah memiliki syahwat.
Meski begitu, sebagian ulama berpendapat bahwa kewajiban memisahkan tempat tidur anak bisa dimulai sejak mereka berusia tujuh tahun. Hal ini turut diusung oleh Imam az-Zarkasyi berdasarkan dalil hadits lain yang menyebutkan usia tujuh tahun sebagai usia pemisahan tempat tidur anak.
Lebih lanjut, cara memisahkan tempat tidur antara anak dan orang tua bisa dilakukan dengan dua cara sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah ar-Ramli al-Kabir, yakni sebagai berikut:
- Pisahkan tempat tidur dengan memiliki tempat tidur masing-masing bagi anak dan orang tua. Ini adalah cara yang paling utama untuk diamalkan karena paling berhati-hati.
- Selanjutnya, tempat tidur cukup satu tetapi anak dan orang tua berada di tempat terpisah dan tidak saling berdekatan. Meski begitu, sebaiknya orang tua tetap bijak dan memperhatikan sarana dan prasarana yang tersedia dalam rumahnya.
- Jika ruangan terbatas dan tidak memungkinkan memisahkan tempat tidur, maka boleh menggunakan cara yang kedua.
Memisahkan tempat tidur anak dan orang tuanya juga turut dijelaskan dalam sisi psikologi, Bunda. Tidur secara terpisah ini ternyata bisa memperbaiki kualitas tidur yang baik bagi anak.
Psikolog Anak, Samanta Elsener, M.Psi., Psi, menjelaskan anak perempuan baiknya tidur terpisah dari kedua orang tuanya. Hal ini bisa dimulai sejak mereka berusia 5 tahun, Bunda.
"Sebaiknya anak tidur dengan orang tuanya hanya sampai batas usia 5 atau 6 tahun saja," ujarnya kepada HaiBunda, belum lama ini.
Sama seperti anak laki-laki, anak perempuan juga memerlukan ruang pribadi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi mereka untuk mulai tidur terpisah dari kedua orang tuanya.
Demikian informasi tentang batas usia anak boleh tidur dengan orang tuanya. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)