Kasus stroke pada bayi baru lahir jarang terjadi. Namun, penanganan dini dapat memberikan dampak besar pada pemulihan kesehatan anak di masa mendatang.
Stroke terjadi saat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah. Stroke pada bayi baru lahir juga dikenal dengan istilah perinatal stroke atau neonatal stroke, yang dapat terjadi pada janin dalam kandungan atau bayi baru lahir.
Gumpalan atau pembekuan darah di otak pada bayi baru lahir dapat menyebabkan stroke. Terdapat dua jenis stroke yang dapat dialami oleh anak, yakni stroke iskemik dan hemoragik.
Lalu, apa penyebab stroke pada anak dan seperti apa gejala yang menandakan stroke pada bayi baru lahir? Simak selengkapnya berikut ini.
Mengenal stroke pada bayi baru lahir
Stroke pada bayi baru lahir adalah kondisi yang berkaitan dengan cedera lokal di pembuluh darah otak. Stroke pada anak dapat terjadi selama periode neonatal, yang berlangsung dari pertengahan kehamilan hingga bulan pertama setelah kelahiran.
Mengutip laman Cleveland Clinic, stroke pada anak dapat terjadi sebelum usia 18 tahun yang meliputi:
- Stroke perinatal yang dialami bayi sejak lahir
- Stroke pada anak sebelum usia 28 hari
- Stroke pada anak setelah usia 28 hari dan sebelum usia 18 tahun.
Stroke terjadi ketika darah tidak mengalir ke otak sebagaimana mestinya. Kondisi ini sangat mengancam jiwa dan biasanya lebih sering dialami oleh orang dewasa. Namun, stroke juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.
Kelainan jantung dan pembekuan darah pada bayi baru lahir merupakan penyebab umum stroke. Penyakit ini juga dapat terjadi karena cedera yang diakibatkan oleh rendahnya pasokan oksigen di otak atau kondisi bawaan sejak lahir.
Penyakit stroke pada bayi baru lahir hingga anak remaja memiliki jenis yang sama dengan stroke yang dialami orang dewasa. Jenis stroke pada anak terbagi menjadi dua:
- Stroke iskemik: Disebabkan oleh adanya penyumbatan yang menghalangi darah mencapai seluruh area otak, sehingga area yang tidak mendapat aliran darah berhenti berfungsi dan mati.
- Stroke hemoragik: Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan terjadi pendarahan. Stroke ini perlu penanganan segera dan dapat berakibat fatal.
Stroke pada bayi baru lahir masih jarang terjadi. Para peneliti memperkirakan bahwa terdapat 1-2 kasus stroke per 100.000 anak di bawah usia 18 tahun setiap tahunnya. Sementara itu, terdapat satu kasus stroke perinatal per 3.500 kelahiran hidup. Namun, angka-angka tersebut sulit diperkirakan karena stroke pada anak sulit didiagnosis.
Penyebab stroke pada bayi baru lahir
Secara umum, stroke pada bayi baru lahir terjadi ketika otak tidak mendapatkan cukup darah. Kondisi ini disebabkan oleh adanya pembekuan darah pada bayi baru lahir atau pendarahan otak.
Penyebab stroke pada anak dan bayi baru lahir meliputi:
- Gangguan darah yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah atau pendarahan otak seperti penyakit anemia sel sabit
- Malformasi pembuluh darah yang meningkatkan risiko pendarahan di otak bayi, seperti bayi yang terlahir dengan malformasi arteri vena
- Penyakit jantung bawaan yang sudah ada sejak lahir.
Adapun faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke pada bayi baru lahir meliputi:
- Kondisi genetik yang menyebabkan pembekuan darah.
- Penyakit jantung bawaan.
- Kekurangan oksigen di otak (hipoksia serebral) saat lahir.
- Penyakit kencing manis.
- Tekanan darah tinggi.
- Obesitas atau kelebihan berat badan.
- Cedera otak traumatis atau cedera leher.
- Sindrom genetik seperti down syndrome.
- Trombofilia (darah mudah membeku) atau hemofilia (kelainan sistem peredaran darah).
Ciri stroke pada bayi baru lahir
Ciri-ciri dan gejala stroke pada bayi dapat terjadi sejak hari pertama kelahiran. Berikut beberapa gejala stroke yang dapat terlihat pada bayi baru lahir:
1. Hipotonia
Bayi dengan penyakit stroke dapat mengalami hipotonia atau kelainan pada tonus otot yang menyebabkan penurunan motorik kasar bayi. Bayi mungkin akan lebih sering mengantuk dan terlihat sangat lesu.
2. Apnea
Apnea adalah kondisi ketika bayi berhenti bernapas dalam beberapa saat. Kondisi ini biasanya terjadi berulang kali saat bayi sedang tidur.
3. Kesulitan menyusu
Masalah pemberian ASI pada bayi juga berkaitan erat dengan stroke. Bayi dengan penyakit stroke mungkin mengalami kesulitan makan ketika menyusu.
4. Hemiparesis
Hemiparesis adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh bayi mengalami kelemahan. Stroke perinatal adalah penyebab utama kelumpuhan otak unilateral (hemiparetik) yang dapat mengganggu fungsi motorik anak.
5. Gangguan neurologis
Kebanyakan bayi dengan penyakit stroke akan mengalami gangguan neurologis jangka panjang. Cerebral palsy adalah bentuk kelainan saraf otak yang sering dikaitkan dengan stroke perinatal.
Cara mengatasi stroke pada bayi baru lahir
Kebanyakan kasus stroke pada bayi baru lahir sulit didiagnosis karena gejalanya tidak mudah dikenali. Biasanya, dokter baru dapat mengetahui anak terkena stroke jika terjadi keterlambatan perkembangan.
Stroke pada bayi baru lahir adalah keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera. Jika orang tua menyadari adanya gejala stroke pada bayi, segeralah hubungi rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dokter untuk mendiagnosis stroke pada bayi baru lahir:
- Pencitraan otak dan pembuluh darah di kepala dengan MRI dan CT scan
- Evaluasi kardiologi untuk memeriksa kondisi jantung yang mungkin menyebabkan stroke
- Tes darah terkait pembekuan darah, gangguan inflamasi atau gangguan metabolisme
- Pemeriksaan ultrasonografi untuk mengevaluasi aliran darah di otak
- Studi genetik untuk mencari faktor risiko keturunan pembekuan darah.
Lalu, bagaimana pengobatan untuk mengatasi stroke pada bayi baru lahir?
Bayi yang menderita stroke iskemik umumnya akan diberikan obat-obatan seperti trombolitik atau dengan prosedur trombektomi untuk memulihkan darah ke otak. Sementara stroke hemoragik pada bayi kemungkinan akan memerlukan pembedahan untuk menghentikan pendarahan.
Perawatan jangka panjang diperlukan untuk mengobati stroke pada bayi baru lahir. Gejala stroke seperti kelemahan otot dan mati rasa terkadang dapat membaik seiring berjalannya terapi. Setelah periode akut berlalu, anak akan dipantau secara ketat oleh tim dokter yang biasanya melibatkan ahli saraf anak, ahli hematologi, ahli fisioterapi, dan ahli radiologi saraf.
Demikian informasi mengenai penyebab dan gejala stroke pada bayi baru lahir hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
(rap/rap)