Studi Terbaru Sebut Kehamilan Dapat Membangkitkan Virus dalam DNA, Apa Dampaknya?

1 week ago 4

Kehamilan dapat mengubah sistem tubuh. Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Science bahkan menemukan bahwa virus yang sudah lama tak aktif bisa muncul dalam DNA selama kehamilan. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan permintaan sel darah merah dalam tubuh, terutama saat ibu hamil kehilangan darah.

Studi baru yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat (AS) dan Jerman ini telah mengungkap fragmen virus yang telah lama tidak aktif. Virus ini disebut dapat memicu respons imun yang meningkatkan produksi darah merah saat dibutuhkan.

Penemuan yang mengejutkan ini dilakukan melalui analisis sel induk hematopoietik (pembentuk darah) pada tikus, di mana fragmen kode genetik yang dikenal sebagai retrotransposon menjadi aktif selama kehamilan.

Sel induk hematopoietik tampaknya mengaktifkan virus yang telah lama dilupakan oleh sel. Namun, hal tersebut bukan tanpa risiko. Saat muncul, fragmen virus dapat melompat dari satu tempat ke tempat lain dan menyebabkan perubahan.

Studi ini menganalisis sampel darah dari ibu hamil dan tidak hamil. Peneliti menemukan bahwa kemungkinan reaktivasi retrotransposon sama yang terlihat pada tikus juga terjadi pada manusia.

Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa ketika proses ini diblokir pada tikus, hewan tersebut mengalami anemia. Kondisi kekurangan sel darah merah diketahui sangat rentan dialami oleh ibu hamil, karena adanya tekanan tambahan pada tubuh.

Retrotransposon sering disebut sebagai 'DNA tidak terpakai'. Retrotransposon pernah dianggap sebagai segmen kode yang tampaknya tidak terlalu penting. Tetapi, saat ini diketahui bahwa banyak dari bentuk genetik ini masih dapat aktif, bahkan terkadang menguntungkan manusia.

Di sini, tim peneliti melihat bahwa retrotransposon dapat mengaktifkan sinyal protein yang disebut interferon, yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas sel induk hematopoietik.

Penelitian baru ini tidak hanya menunjukkan betapa kelirunya istilah 'DNA terpakai', tetapi juga menambah pemahaman kita tentang pertahanan alami yang digunakan untuk menjaga ibu dan bayi tetap aman selama kehamilan.

Selama menyangkut manusia, DNA yang diturunkan dari infeksi virus akan membentuk sekitar 8 persen dari seluruh genom manusia. Para ilmuwan masih mempelajari tentang betapa pentingnya sumber kode ini.

"Wawasan ini membantu kita memahami beberapa mekanisme mendasar yang berkontribusi terhadap anemia selama kehamilan," kata ahli genetika dari Universitas Duisburg-Essen di Jerman, Alpaslan Tasdogan, dilansir laman Science Alert.

"Langkah kami selanjutnya adalah memulai uji klinis untuk memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana retrotransposon berfungsi pada pasien."

Dampak anemia pada ibu hamil

Ilustrasi Ibu Hamil

Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tran Van Quyet

Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2019, kejadian anemia pada ibu hamil atau bumil di Indonesia masih tergolong tinggi, yakni sebanyak 48,9 persen.

Sementara itu, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius, terutama memengaruhi anak-anak dan ibu hamil. WHO memperkirakan 40 persen ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia.

WHO menjelaskan, anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Hemoglobin diperlukan untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh.

"Jika seseorang memiliki sel darah merah yang terlalu sedikit atau abnormal, atau tidak cukup hemoglobin, maka akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh," demikian penjelasan WHO di laman resminya.

Banner Cara Atasi Anak Susah Berteman di Sekolah

Ada beberapa penyebab atau faktor risiko anemia pada kehamilan, yaitu:

  • Asupan nutrisi seperti kurang zat besi, kadar asam folat, dan vitamin B12.
  • Diabetes gestasional
  • Kehamilan kembar atau multiple
  • Kehamilan remaja
  • Inflamasi dan infeksi dalam kehamilan, seperti cacing, tuberculosis, HIV, malaria, atau penyakit lain.

Demikian penjelasan mengenai studi terbaru terkait virus pada ibu hamil dan dampak anemia. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Loading...

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online