TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei seputar pelaksanaan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024. Dalam survei tersebut, IPO menemukan sebagian besar warga Jakarta masih menilai bahwa politik uang sebagai sesuatau yang wajar.
"Tapi tidak lantas kemudian mampu mempengaruhi pilihan politik responden," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulisnya, pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Dalam survei IPO itu sebanyak 24 persen warga Jakarta akan memilih paslon yang memberikan uang, 43 persen tidak memilih, 27 persen memilih yang lain, dan sisanya menjawab tidak tahu.
Sedangkan soal cara kampanye pasangan calon (paslon), sebanyak 29,7 persen responden penelitian menyatakan bahwa mereka akan memilih kandidat jika ada bagi-bagi uang. Selain bagi-bagi uang, sebanyak 28,4 persen responden juga cenderung akan memilih paslon yang memberikan sembilan bahan pokok.
Selain itu, 11,5 persen akan memilih jika dibagikan alat-alat pertanian. Di samping itu, sebanyak 48 persen masyarakat akan memilih menerima pemberian apapun dari paslon, saat melakukan kampanye. "Sedangkan 32 persen lainnya memilih menolak," ucapnya.
Hasil survei ini juga memperlihatkan pemberian seperti apa yang diharapkan oleh paslon saat melakukan kampanye. Dalam kategori ini, sebanyak 68 persen pemilih mengharapkan pemberian berupa uang tunai. Kategori tersebut menjadikan jenis pemberian yang paling diharapkan. Kemudian diikuti dengan pemberian paket sembako dengan jumlah 14,2 persen.
Iklan
Meski mereka menerima pemberian dari paslon saat kampanye, IPO menemukan bahwa 43 persen tidak akan memilih kandidat yang memberinya bantuan apabila bukan paslon pilihannya. Sementara itu, 24 persen lainnya akan memberikan suara mereka terhadap paslon yang memberikan bantuan.
Temuan ini menjadi kesimpulan IPO yang menunjukkan bahwa tingginya kesadaran masyarakat atas buruknya politik uang tidak lantas memengaruhi pilihan politik responden. “Hal ini menunjukkan jika money politik tidak signifikan dalam meningkatkan elektabilitas,” mengutip dokumen survei IPO.
Metode survei yang digunakan IPO metode multistage random sampling (RMS) dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2.50 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden berasal dari seluruh Kota administratif di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Jumlah sampel sebanyak 800 orang. Teknik pengambilan data dengan melakukan wawancara secara langsung, dilakukan pada 21-27 September 2024.
Pilihan editor: Cagub Maluku Utara Benny Laos Meninggal Dunia, Sempat Dirawat Intensif