Jakarta -
Pernikahan menjadi momen yang spesial bagi pasangan. Kebanyakan pasangan berharap pesta pernikahannya bisa dihadiri oleh tamu undangan, Bunda.
Tapi, bagaimana bila banyak tamu undangan justru tak hadir di pernikahan kita? Pengalaman miris tersebut pernah dialami pengantin asal Australia yang pernah viral di media sosial pada tahun 2023 lalu.
Akibat beberapa tamu undangan yang tak hadir, pengantin harus menanggung kerugian. Pesta pernikahan ini sendiri diadakan di luar kota.
Menagih uang ke tamu yang tak hadir
Setidaknya ada 10 tamu undangan tidak hadir di pernikahan pasangan asal Australia ini. Di Indonesia, 10 tamu yang tak hadir mungkin bukan perkara besar, Bunda.
Namun, bagi pengantin Australia tersebut, hal itu membuat mereka rugi secara materi. Mereka merasa rugi karena 10 bangku yang dipesan menjadi sia-sia.
Merasa dirugikan, pengantin tersebut akhirnya mempertimbangkan untuk mengenakan 'biaya ketidakhadiran' kepada para tamu undangan yang tidak datang. Kisah tersebut diungkapkan sendiri oleh sang pengantin lewat sebuah podcast berjudul She's on the Money pada bulan Desember 2023.
Kisah ini sempat ramai dibicarakan online dan menuai berbagai respons dari netizen. Dikutip New York Post, sang pengantin yang tidak disebutkan namanya itu menceritakan kekesalannya selama hadir di podcast tersebut.
"Sudah tinggal seminggu lagi menuju hari pernikahan, aku sudah mengonfirmasi jumlah tamu ke penyedia tempat dan membayar uang yang harus dibayarkan sebesar US$12.426 (sekitar Rp195 juta)," kata sang pengantin.
"Seminggu sebelum acara, sepuluh tamu yang telah mengonfirmasi akan hadir tiba-tiba mengatakan bahwa mereka tidak akan datang, dengan alasan terlalu mahal bagi mereka untuk bepergian ke luar kota," lanjutnya
Pengantin tersebut kemudian menjelaskan bahwa ia berusaha keras mengganti biaya tempat duduk mereka karena jika tidak, ia akan kehilangan US$1.336 (sekitar Rp20,9 juta) dengan sia-sia.
Ia pun menambahkan, "Apakah masuk akal untuk meminta mereka menanggung sendiri biaya tersebut?"
Pengantin perempuan itu juga mengatakan bahwa para tamu undangan telah diberikan 'Save the Date' atau pengingat tanggal dari satu setengah tahun sebelum waktu pernikahan, dan mendapat undangan resmi pada bulan Januari 2023. Sebagian besar tamu pun mengonfirmasikan kehadiran mereka pada bulan Juli.
Namun ternyata tidak semuanya hadir di pernikahan. Salah satu tamu yang tidak hadir mengirimkan pesan kepada sang pengantin yang berbunyi, "Maaf sekali, kami memang sudah mengonfirmasi kehadiran dan pernikahannya minggu depan. Tapi kami tidak mampu untuk bepergian keluar kota saat ini."
Pesan dari tamu lainnya mengatakan, "Semoga kamu mengerti, aku juga ingin sekali hadir di sana."
Ilustrasi Pernikahan/ Foto: iStock
Siapa yang salah, pengantin atau tamu undangan?
Setelah podcast kisah pengantin itu disiarkan, pendapat publik pun terpecah menjadi dua. Sebanyak 51 persen pendengar berpendapat bahwa para tamu harus membayar pembatalan tersebut. Sementara 49 persen lainnya mengatakan bahwa calon pengantin harus menanggung biayanya.
"Tidak ada yang pesan tiket pesawat seminggu sebelum acara pernikahan. Tamu itu 100 persen bersalah dan mereka bukan teman yang baik karena melakukan hal tersebut," ujar seorang pendengar.
Pendengar lain yang sependapat berkomentar, "Dalam situasi seperti ini, para tamu harusnya sadar bahwa mereka harus ganti rugi kepada pasangan pengantin."
"Mengingat mereka mengatakan akan datang pada bulan Juli, seharusnya mereka menabung dalam waktu enam bulan tersebut. Sangat mengecewakan mendengar mereka ingin datang, tetapi tidak merencanakan biaya perjalanannya," ujar penyimak lainnya.
"Investasi apa pun selain hubungan memiliki kebijakan pembatalan, lol. Jadi, menurutku masuk akal jika mereka berutang uang kepada pasangan tersebut, setidaknya itu hal yang benar untuk dilakukan... jika mereka membatalkannya terlambat," kata yang lain.
Di sisi lain, beberapa orang melihat kisah pengantin ini seperti transaksi yang dilakukan dengan mengundang tamu pernikahan. Para pendengar berpendapat bahwa tidaklah pantas untuk pengantin perempuan meminta uang kepada para tamu undangannya.
"Kalau tidak sanggup membayar biayanya, adakan pesta pernikahan yang lebih murah saja," ujar seorang penyimak.
Seorang mantan pengantin berkomentar, "Tamu tidak hadir itu hal yang biasa. Masukkan dalam anggaran pernikahanmu."
"Ini adalah acara pasangan pengantin, jadi merekalah yang menanggung biayanya, bukan orang-orang yang mereka undang," ungkap yang lain.
Seseorang mengatakan, "Rasanya aneh untuk meminta seseorang mengganti biaya kursi. Bahkan mengundang mereka terlihat seperti transaksi. Itu bukan acara berbayar, tapi acara yang diselenggarakan."
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/som)