Jakarta -
Periode masa nifas dimulai setelah melahirkan dan pada umumnya akan berlangsung selama enam hingga delapan minggu. Masa nifas juga disebut dengan istilah postpartum atau postnatal (pasca persalinan), ketika perempuan dapat mengalami serangkaian perubahan fisik dan emosional.
Selama masa nifas, beberapa gejala juga dapat muncul pada tubuh perempuan dan mungkin berlangsung hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Bunda perlu menjaga kesehatan tubuh dengan maksimal selama masa nifas dengan beristirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi agar cepat pulih.
Selama masa kehamilan, perempuan telah mengalami berbagai macam perubahan pada tubuh. Sama halnya dengan masa nifas ketika seorang ibu akan sekali lagi mengalami perubahan pada tubuhnya. Terdapat gejala yang dapat muncul selama masa nifas hingga larangan selama masa nifas yang harus dihindari. Simak selengkapnya berikut ini.
Apa itu masa nifas?
Masa nifas adalah periode pasca persalinan yang terjadi setelah melahirkan. Sebagian besar orang mengalami masa nifas selama enam hingga delapan minggu pertama setelah melahirkan, atau sampai tubuh kembali ke keadaan normal seperti sebelum hamil.
Baik melahirkan secara normal maupun dengan operasi caesar, semua ibu pasti akan mengalami masa nifas setelah persalinan. Namun, gejala dan perubahan yang terjadi selama periode masa nifas dapat berlangsung lebih lama hingga berbulan-bulan.
Masa nifas adalah masa yang membahagiakan sekaligus menjadi masa untuk menyesuaikan dan menyembuhkan diri. Beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari memang merupakan tantangan tersendiri, terutama bagi ibu baru.
Kebanyakan perempuan tidak kembali bekerja selama masa nifas atau setidaknya enam minggu setelah melahirkan. Hal ini membantu seorang ibu untuk dapat beradaptasi dan memulihkan diri, serta mengurus bayi seperti memberi ASI dan mengganti popok.
Berapa hari masa nifas setelah melahirkan normal atau pervaginam?
Bunda mungkin bertanya-tanya masa nifas akan berlangsung selama berapa hari jika melahirkan normal atau pervaginam. Setelah melahirkan normal, perempuan dapat mengalami nyeri perineum dan pembengkakan vagina.
Mengutip laman What to Expect, ibu yang melahirkan normal dapat pulih dalam waktu tiga minggu jika tidak mengalami robekan. Sementara itu, ibu yang mengalami robekan perineum atau episiotomi dapat pulih dalam waktu enam minggu atau lebih.
Untuk meredakan rasa tidak nyaman, dokter biasanya menyarankan untuk duduk di atas bantal atau mendinginkan area nyeri dengan kompres es. Selain itu, mandi dengan air hangat juga dapat merelaksasi tubuh yang mengalami nyeri selama masa nifas.
Penting untuk melakukan check-up rutin untuk mendapat perawatan masa nifas yang tepat. Seorang ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dalam dua hingga tiga minggu setelah melahirkan untuk membicarakan masalah yang dialami.
Setelah 6-12 minggu, kunjungan ke dokter juga perlu dilakukan untuk pemeriksaan pasca persalinan lengkap. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengecek kondisi perut, vagina, serviks, dan rahim untuk melihat seberapa baik pemulihan pasca persalinan.
Berapa lama masa nifas setelah operasi caesar?
Periode masa nifas dapat menjadi masa yang lebih menantang bagi para ibu yang melahirkan dengan operasi caesar. Sangat penting bagi perempuan untuk merawat dirinya semaksimal mungkin setelah menjalani operasi caesar.
Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar biasanya akan menginap selama tiga sampai empat hari di rumah sakit. Sementara masa pemulihan di rumah umumnya akan membutuhkan waktu 4-6 minggu sebelum benar-benar merasa kembali normal.
Setelah melahirkan, rahim akan mengalami proses involusi, yakni penyusutan rahim ke ukuran sebelum hamil. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pendarahan yang disebut dengan lokia dan dapat berlangsung selama enam minggu. Kondisi ini terjadi pada semua ibu, baik melahirkan normal maupun dengan operasi caesar.
Pendarahan setelah operasi caesar dapat berbeda-beda pada setiap orang yang dapat berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu. Pada kebanyakan kasus, pendarahan masa nifas akan berhenti dalam waktu 3-4 minggu. Namun, cairan dapat terus keluar hingga lebih dari enam minggu.
Tubuh masih mengeluarkan darah selama masa nifas
Pendarahan selama masa nifas merupakan kondisi normal selama periode pemulihan. Darah nifas atau lokia awalnya terasa seperti menstruasi yang sangat deras. Darah kemudian akan berkurang secara bertahap hingga menjadi bercak-bercak kecil.
Lokia adalah cairan vagina yang mengandung darah, lendir, dan jaringan yang terlepas dari lapisan rahim. Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, lokia mengandung cukup banyak darah sehingga berwarna merah terang dan tampak seperti menstruasi.
Darah nifas dapat keluar sesekali dalam bentuk semburan kecil atau mengalir rata. Jika berbaring terlalu lama, darah dapat terkumpul di vagina dan pendarahan menjadi terasa lebih banyak.
Melansir dari BabyCenter, pendarahan pasca persalinan terjadi ketika plasenta terpisah dari rahim setelah melahirkan. Terdapat pembuluh darah terbuka di tempat plasenta menempel dan pembuluh darah tersebut mulai berdarah ke dalam rahim.
Setelah plasenta keluar, rahim terus berkontraksi dan menutup pembuluh darah tersebut sehingga mengurangi pendarahan secara drastis. Kontraksi juga membantu melepaskan lapisan rahim yang tersisa dan mengembalikan rahim ke ukuran normalnya.
Ilustrasi Ibu dan Bayi Baru Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
10 Hal yang terjadi pada tubuh ibu selama masa nifas
Perubahan pada tubuh tidak hanya terjadi selama masa kehamilan, tetapi juga terus muncul bahkan setelah melahirkan. Berikut adalah hal-hal yang terjadi pada tubuh selama masa nifas:
1. Nyeri vagina
Saat melahirkan normal, seseorang mungkin mengalami robekan pada vaginanya. Dokter juga mungkin membuat sayatan pada lubang vagina atau juga disebut dengan episiotomi untuk mempermudah persalinan.
Luka tersebut dapat terasa sakit selama beberapa minggu dan robekan yang besar akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Berikut hal yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri vagina:
- Duduk di atas bantal atau bantal donat.
- Kompres area nyeri dengan es atau gunakan witch hazel dingin pada pembalut.
- Berendam air hangat.
- Gunakan botol penyemprot untuk menyemprotkan air hangat saat buang air kecil.
- Minum obat pereda nyeri sesuai resep dokter.
2. Keputihan
Setelah melahirkan, cairan berisi campuran darah, lendir, dan jaringan dari rahim akan keluar dari vagina. Keputihan biasanya akan berkurang dalam waktu 4-6 minggu setelah melahirkan.
Keputihan awalnya berwarna merah terang dan dapat berubah warna menjadi merah tua, kemudian berubah lagi menjadi kuning atau putih. Keputihan akan melambat dan menjadi encer sebelum berhenti keluar.
3. Kontraksi
Selama masa nifas, kontraksi juga dapat terjadi selama beberapa hari setelah melahirkan. Kontraksi ini sering kali terasa seperti kram menstruasi.
Kontraksi membantu mencegah pendarahan berlebihan karena memberi tekanan pada pembuluh darah di rahim. Kontraksi adalah hal yang umum terjadi selama menyusui karena terjadinya pelepasan hormon oksitosin.
4. Kebocoran urine
Melahirkan normal dapat meregangkan atau melukai otot dasar panggul yang menopang rahim, kandung kemih, dan rektum. Akibatnya, urine dapat bocor ketika bersin, batuk, atau tertawa.
Kebocoran urine juga disebut dengan inkontinensia yang biasanya dapat membaik dalam seminggu. Namun, kondisi ini dapat bertahan lebih lama. Untuk mengatasinya gunakan pembalut dan lakukan latihan otot dasar panggul atau kegel untuk mengencangkan otot dan membantu mengendalikan kandung kemih.
5. Perubahan suasana hati
Melahirkan dapat memicu banyak perasaan seperti rasa sedih dan cemas yang biasa disebut baby blues. Gejalanya meliputi perubahan suasana hati, sering menangis, cemas, dan sulit tidur.
Perasaan-perasaan ini biasanya akan menghilang setelah dua minggu. Penting untuk menjaga kesehatan emosional dengan berbagi perasaan dan meminta bantuan pasangan, keluarga, atau teman terdekat.
6. Depresi postpartum
Depresi postpartum dapat terjadi selama masa nifas. Kondisi ini umumnya ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis, tidak ingin makan, kelelahan parah, dan tidak memiliki kegembiraan hidup setelah melahirkan.
Jika merasakan gejalanya, pastikan hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Obat-obatan dan konseling umumnya dapat membantu meringankan depresi pasca persalinan.
7. Nyeri payudara
Beberapa hari setelah melahirkan, payudara biasanya akan terasa penuh, kencang, dan nyeri. Hal ini terjadi karena payudara terisi penuh oleh susu, darah, dan cairan lainnya.
Untuk meredakan nyeri, letakkan kain hangat di atas payudara atau mandi air hangat sebelum menyusui. Susui bayi sesering mungkin pada kedua payudara untuk membantu mencegah payudara terisi penuh.
8. Rambut rontok dan perubahan kulit
Selama kehamilan, kadar hormon yang tinggi membuat rambut lebih cepat tumbuh sehingga kepala memiliki lebih banyak rambut. Namun, beberapa bulan setelah melahirkan, rambut akan lebih banyak yang rontok daripada yang tumbuh.
Sementara itu, guratan kulit atau stretch mark umumnya tidak hilang setelah melahirkan. Akan tetapi, stretch mark dan kulit yang menghitam selama kehamilan dapat memudar seiring waktu.
9. Penurunan berat badan
Pada umumnya, seseorang yang masih terlihat hamil setelah melahirkan dapat kehilangan berat badan sekitar 6 kg. Penurunan berat badan ini terjadi setelah keluarnya bayi, plasenta, dan cairan ketuban.
Selama masa nifas, sisa cairan yang keluar akan menyebabkan penurunan berat badan. Setelah pulih, pola makan sehat dan olahraga teratur dapat membantu mengembalikan berat badan normal sebelum hamil.
10. Wasir
Wasir adalah kondisi ketika terjadi pembengkakan pembuluh darah vena pada anus atau rektum bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri saat buang air besar dan pembengkakan di dekat anus.
Untuk mengatasinya, konsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Selain itu, bisa juga menggunakan obat seperti suppositoria atau bersihkan area anus dengan witch hazel.
5 Hal yang harus diperhatikan ibu selama masa nifas
Untuk mempercepat proses penyembuhan selama masa nifas, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan selama masa nifas agar lebih cepat pulih:
1. Redakan rasa sakit dan nyeri
Rasa sakit dan nyeri yang muncul selama masa nifas sebaiknya jangan dibiarkan. Sebaiknya, redakan dengan mengonsumsi obat-obatan seperti ibuprofen atau asetaminofen. Ibuprofen lebih sering digunakan karena hanya sedikit yang masuk ke tubuh bayi dan berfungsi sebagai antiradang untuk mengatasi nyeri.
Selain itu, mandilah dengan air hangat agar tubuh menjadi lebih rileks. Mendapatkan pijatan juga dapat membantu merelaksasi otot-otot tubuh yang nyeri.
2. Rawat perineum agar cepat pulih
Kompres perineum dengan es setiap beberapa jam setelah melahirkan. Semprotkan air hangat ke area tersebut sebelum dan sesudah buang air kecil agar urine tidak mengiritasi kulit yang robek. Hindari berdiri atau duduk dalam waktu lama dan tidurlah dengan posisi miring.
3. Bersihkan bekas luka operasi caesar
Setelah menjalani operasi caesar, bekas luka perlu dibersihkan dengan air dan sabun sekali sehari. Keringkan sepenuhnya dengan handuk bersih. Tanyakan juga ke dokter mengenai cara merawat bekas luka, serta hindari mengangkat benda berat dan olahraga hingga luka sembuh.
4. Konsumsi makanan sehat dan olahraga teratur
Selama masa nifas, seorang ibu sebaiknya makan dalam porsi kecil dan dengan frekuensi yang lebih sering. Konsumsi makanan kaya akan karbohidrat, protein, dan serat untuk menghasilkan energi dan membantu mencegah wasir.
Tubuh juga perlu bergerak aktif, tetapi olahraga belum boleh dilakukan selama beberapa minggu jika menjalani operasi caesar. Sebaiknya, jaga tubuh agar tetap aktif dengan berjalan-jalan ringan sambil menghirup udara segar.
5. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter
Kunjungan ke dokter adalah hal yang penting untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Dokter juga dapat memberikan saran jika seseorang mengalami perubahan dan ketidaknyamanan pada tubuh setelah melahirkan.
Tanda berakhirnya masa nifas
Enam minggu pertama setelah melahirkan disebut dengan masa nifas. Pada umumnya, masa nifas akan berlangsung selama 6-8 minggu sampai tubuh benar-benar pulih setelah melahirkan. Namun, gejalanya dapat berlangsung lebih dari delapan minggu, yakni hingga berbulan-bulan setelahnya.
Adapun tanda berakhirnya masa nifas meliputi kondisi-kondisi berikut:
Minggu ke-6
- Rahim kembali ke ukuran normal sebelum hamil.
- Pendarahan berhenti, tetapi dapat terjadi kembali.
- Mampu mengangkat barang/sesuatu selain bayi.
- Bekas luka operasi terasa kebas atau gatal.
- Mampu menerima dan mengatasi rasa lelah.
Bulan ke-6
- Rambut berhenti rontok.
- Kebocoran urine berhenti.
- ASI mulai mengering.
- Mengalami menstruasi.
- Kesehatan mental lebih positif.
Larangan masa nifas
Setelah melahirkan, hal-hal yang tidak bisa dilakukan selama hamil kini dapat dilakukan lagi. Seperti tidur tengkurap, atau makan makanan tertentu. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dihindari selama masa nifas karena dapat menghambat proses penyembuhan.
Berikut merupakan beberapa larangan selama masa nifas:
- Mengangkat barang berat selain bayi.
- Olahraga berat hingga dokter mengizinkan.
- Melakukan hubungan seks sampai diizinkan dokter.
- Menggunakan tampon atau douche pada vagina.
- Mengabaikan rasa sakit dan nyeri pada tubuh.
- Mengonsumsi alkohol dan merokok.
- Menyimpan atau menyembunyikan rasa stres.
- Berenang di kolam renang umum.
- Terlalu sering menggunakan tangga.
Demikian rangkuman mengenai hal yang terjadi selama masa nifas, tanda berakhirnya masa nifas, hingga larangan selama masa nifas yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)