11 Kebiasaan Penyebab Lemak Perut Menumpuk, Jangan Disepelekan Bun!

1 month ago 11

Perut makin membuncit dan sulit kempes? Yuk hindari kebiasaan penyebab lemak perut menumpuk yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya.

Lemak perut merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dikeluhkan. Selain memengaruhi penampilan, lemak perut juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga stroke.

Sering kali, lemak perut muncul akibat kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele tapi berdampak besar dalam jangka panjang. Gaya hidup sedentari, hormon, dan makanan yang dikonsumsi dapat meningkatkan lemak perut.

Ada dua jenis lemak perut, visceral dan subkutan. Mengutip Healthline, visceral mengacu pada lemak yang mengelilingi hati dan organ perut lainnya.

Memiliki kadar lemak visceral yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti sindrom metabolik, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu. Di sisi lain, subkutan adalah lapisan lemak yang berada tepat di bawah kulit.

Jenis subkutan tidak terlalu berbahaya berbahaya bagi kesehatan. Lemak ini berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi organ Bunda serta isolasi untuk mengatur suhu tubuh.

Meski begitu, memiliki jumlah lemak subkutan yang tinggi dikaitkan dengan lemak visceral yang lebih tinggi. Tentu meningkatkan risiko masalah kesehatan.

Untuk itu, mari setidaknya hindari kebiasaan sehari-hari yang bisa menyebabkan lemak perut menumpuk. Berikut beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan lemak perut menumpuk.

Berikut kebiasaan yang tanpa Bunda sadari bisa menyebabkan lemak perut menumpuk.

1. Konsumsi makanan tinggi gula

Salah satu penyebab utama lemak perut adalah konsumsi makanan yang tinggi gula. Makanan manis seperti permen, kue, minuman bersoda, dan jus buah kemasan mengandung banyak gula tambahan.

Gula berlebih dalam tubuh diubah menjadi lemak dan sering kali menumpuk di area perut. Untuk mencegah penumpukan lemak, kurangi asupan gula tambahan dan pilih alternatif yang lebih sehat, seperti buah segar.

2. Gaya hidup sedentari

Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama lain penyebab lemak perut menumpuk. Jika Bunda sering duduk dalam waktu lama tanpa disertai olahraga, lemak perut cenderung lebih mudah menumpuk.

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, atau latihan kekuatan dapat membantu membakar kalori dan lemak berlebih, termasuk di area perut. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak dan orang dewasa tidak memenuhi pedoman aktivitas fisik yang direkomendasikan.

Faktanya, hingga 80 persen orang dewasa tidak memenuhi rekomendasi latihan aerobik dan ketahanan yang direkomendasikan yang diuraikan dalam Physical Activity Guidelines for Americans.

3. Makan berlebihan malam hari

Banyak orang yang cenderung makan lebih banyak pada malam hari, terutama setelah seharian beraktivitas. Makan dalam porsi besar sebelum tidur membuat tubuh sulit mencerna makanan dengan baik, dan kalori yang tidak terbakar akan disimpan sebagai lemak. Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk makan malam dengan porsi kecil dan hindari ngemil sebelum tidur.

4. Mengabaikan konsumsi serat

Serat merupakan salah satu komponen penting dalam pola makan sehat yang membantu menjaga pencernaan tetap lancar serta mencegah penumpukan lemak perut. Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, membantu Bunda merasa kenyang lebih lama dan mencegah makan berlebihan.

Sebaliknya, makanan rendah serat seperti roti putih dan nasi putih dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di perut.

5. Terlalu banyak makanan cepat saji

Makanan cepat saji umumnya mengandung lemak trans, kalori, dan gula tinggi yang dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di perut. Makanan-makanan ini juga rendah nutrisi sehingga tidak memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Hindari terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji. Ganti dengan makanan yang lebih sehat, seperti salad, ikan, atau makanan yang dimasak sendiri.

6. Stres

Stres yang berlebihan dapat memicu peningkatan hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab untuk menyimpan lemak di area perut.

Saat Bunda stres tak menutup kemungkinan cenderung mencari kenyamanan dari makanan, terutama makanan manis dan berlemak. Untuk itu, penting untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau berjalan santai.

7. Kurang tidur

Kualitas dan durasi tidur yang tidak cukup dapat berdampak buruk pada metabolisme tubuh dan memicu penumpukan lemak di perut. Kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar, seperti leptin dan ghrelin sehingga meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori.

Usahakan tidur cukup selama tujuh sampai delapan jam setiap malam untuk menjaga keseimbangan hormon dan mencegah penumpukan lemak.

8. Minum alkohol berlebihan

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan lemak perut menumpuk. Alkohol mengandung banyak kalori kosong yang tidak memiliki nilai gizi.

Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu metabolisme lemak dan memicu penyimpanan lemak di area perut. Jika Bunda ingin menjaga berat badan dan kesehatan perut, batasi konsumsi alkohol atau hindari sama sekali.

9. Diet rendah protein

Mengonsumsi protein yang cukup dapat mendukung manajemen berat badan. Diet tinggi protein juga meningkatkan penurunan berat badan dan mencegah penambahan berat dengan meningkatkan rasa kenyang. Itu karena protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan zat gizi makro lainnya.

Protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot yang berkontribusi pada metabolisme lebih tinggi dan banyak kalori yang dibakar saat istirahat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi protein dalam jumlah tertinggi cenderung tidak memiliki lemak perut berlebih.

10. Menopause

Menopause secara resmi terjadi satu tahun setelah Bunda mengalami menstruasi terakhirnya. Sekitar waktu ini, kadar estrogen turun drastis.

Meskipun menopause memengaruhi semua wanita secara berbeda. Secara umum hal itu cenderung menyebabkan lemak disimpan di perut, bukan di pinggul dan paha. Peningkatan lemak perut selama menopause sangat umum terjadi. 

Menopause secara resmi terjadi satu tahun setelah seorang wanita mengalami menstruasi terakhirnya. Sekitar waktu ini, kadar estrogen turun drastis. Meskipun menopause memengaruhi semua wanita secara berbeda, secara umum hal itu cenderung menyebabkan lemak disimpan di perut, bukan di pinggul dan paha.

Meskipun menopause merupakan bagian alami dari proses penuaan, intervensi seperti terapi estrogen dapat menurunkan risiko penyimpanan lemak perut dan risiko kesehatan terkaitnya.

11. Bakteri usus yang salah

Ratusan jenis bakteri hidup di usus Bunda, terutama di usus besar. Beberapa bakteri ini bermanfaat bagi kesehatan, sementara yang lain dapat menyebabkan masalah.

Bakteri usus secara kolektif dikenal sebagai flora usus atau mikrobioma Bunda. Kesehatan usus penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat dan mengurangi risiko penyakit.

Penelitian terkini menunjukkan ketidakseimbangan bakteri usus dapat meningkatkan risiko Bunda terkena sejumlah penyakit, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, obesitas, dan gangguan usus

Lemak perut adalah masalah kesehatan yang sering diabaikan, tetapi sebenarnya sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Dengan mengenali kebiasaan yang menyebabkan penumpukan lemak dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat, Bunda dapat mencegah lemak perut menumpuk. 

Olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan mental, dan cukup tidur adalah langkah-langkah sederhana yang dapat membantu Bunda mendapatkan perut yang lebih sehat dan tubuh yang lebih bugar.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online