15 Cara Memancing ASI Keluar saat Hamil agar Menyusui Lancar setelah Melahirkan

6 hours ago 1

Tahukah Bunda bahwa ada beberapa cara yang dianjurkan untuk memancing produksi ASI agar cepat keluar saat masa kehamilan? Ini penting untuk membantu kelancaran proses menyusui setelah melahirkan.

Keluar ASI selama kehamilan adalah hal yang normal dan merupakan tanda bahwa payudara Bunda siap memproduksi ASI. Susu yang pertama kali diproduksi dalam payudara disebut kolostrum.

Dilansir The Bump, kolostrum merupakan cairan kuning pekat yang kaya akan protein, mineral, vitamin, dan antibodi. Cairan ini biasanya mulai keluar dari puting payudara menjelang akhir kehamilan.

Lantas, langkah apa saja yang perlu Bunda persiapkan untuk memastikan produksi ASI lancar sebelum melahirkan? Simak jawabannya berikut ini!

Kapan ASI keluar saat hamil?

Banyak orang beranggapan bahwa ASI keluar hanya setelah ibu melahirkan bayi. Nyatanya, ASI pertama yang dikenal sebagai kolostrum sudah mulai diproduksi ketika kehamilan memasuki trimester ketiga.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine pada tahun 2021, tubuh mulai memproduksi kolostrum pada pertengahan kehamilan, sekitar minggu ke-16 hingga ke-22. Kolostrum ini kemudian akan berubah menjadi ASI saat memasuki trimester ketiga.

Umumnya, Bunda dapat merasakan rembesan ASI berupa noda kuning atau oranye samar pada bra selama transisi dari trimester kedua ke trimester ketiga. Namun, ada juga calon ibu yang tidak mengalami kebocoran ASI selama kehamilan, dan hal ini adalah hal yang normal.

Bagaimana proses ASI keluar saat hamil?

Proses keluarnya ASI selama kehamilan melibatkan beberapa tahap yang dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan fisiologis dalam tubuh ibu hamil. Serangkaian perubahan ini memicu proses laktasi yang dikenal sebagai laktogenesis.

Menurut Cleveland Clinic, laktogenesis terbagi menjadi tiga tahap, yang dimulai dari kehamilan hingga masa menyusui. Kelancaran ketiga tahap ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hormon, seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin.

Tahap pertama laktogenesis dimulai sekitar minggu ke-16 kehamilan dan berlangsung hingga beberapa hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, kadar estrogen dan progesteron meningkat, yang menyebabkan saluran ASI dalam payudara berkembang pesat.

Peningkatan hormon ini membuat payudara terasa lebih penuh dan nyeri, serta menyebabkan puting susu menjadi lebih gelap dan areola membesar. Selain itu, kelenjar Montgomery juga mulai melumasi puting susu dan memproduksi kolostrum.

Selanjutnya, tahap kedua laktogenesis dimulai sekitar dua atau tiga hari setelah persalinan, di mana produksi ASI meningkat pesat. Setelah bayi dilahirkan, kadar estrogen dan progesteron menurun, sementara hormon prolaktin meningkat. 

Tahap terakhir laktogenesis terjadi ketika payudara sudah terbiasa dengan proses laktasi. Jaringan dalam payudara secara otomatis akan memproduksi lebih banyak ASI untuk menggantikan cairan yang telah dikeluarkan. Semakin sering Bunda menyusui atau memompa, semakin banyak ASI yang akan dihasilkan oleh tubuh.

Ciri-ciri ASI akan keluar saat hamil

Dikutip dari laman Healthline, konsultan laktasi Meredith Wallis, MS, APRN, CNM, IBCLC mengatakan ada sejumlah ciri yang menandakan ASI segera keluar saat hamil, yakni:

  • Payudara terasa berat, nyeri, dan perih saat disentuh.
  • Puting menjadi lebih besar dan gelap
  • ASI yang keluar merembes di bra dan akan tampak seperti noda kuning atau oranye samar.
  • Terdapat benjolan kecil bernama kelenjar Montgomery di sekitar areola

Meskipun demikian, ciri-ciri keluarnya ASI selama kehamilan bukanlah patokan untuk menilai kelancaran menyusui setelah melahirkan. 

"Penting untuk diperhatikan bahwa keluarnya kolostrum selama kehamilan tidak berarti ibu akan memproduksi banyak ASI setelah bayinya lahir. Sebaliknya, jika seorang ibu tidak mengalami keluarnya ASI saat hamil, itu tidak berarti produksi ASI nantinya akan berkurang saat bayi lahir," jelas Wallis.

5 Penyebab ASI belum keluar saat hamil 7 bulan

Umumnya, kolostrum atau ASI perdana keluar ketika usia kandungan memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar bulan ke-7 kehamilan. Jika pada masa tersebut ASI Bunda tidak kunjung keluar, ada beberapa penyebab yang mungkin menjadi biang gangguan ini. 

Mengutip dari Today's Parents, berikut adalah lima faktor yang sering menjadi penghambat produksi ASI selama kehamilan:

1. Jaringan kelenjar tidak mencukupi

Tidak semua wanita mengalami perkembangan jaringan payudara yang normal pada kehamilan pertama mereka. Berbagai faktor dapat menyebabkan kurangnya saluran untuk memproduksi ASI yang cukup bagi bayi. Namun, masalah saluran ASI ini bisa teratasi saat Bunda mengandung anak kedua atau ketiga.

2. Masalah pada hormonal atau endokrin

Masalah hormonal atau endokrin dapat menghambat produksi ASI selama kehamilan akibat ketidakseimbangan hormon seperti prolaktin, estrogen, dan progesteron. Perempuan yang mengidap kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), hipertensi, atau diabetes berisiko lebih tinggi mengalami gangguan hormonal tersebut.

Kadar hormon yang tidak tepat dapat mengganggu perkembangan kelenjar susu dan proses laktogenesis, yaitu pembentukan susu, yang pada akhirnya mengurangi produksi ASI.

3. Penggunaan KB hormonal

Ada beberapa kondisi di mana penggunaan kontrasepsi dapat berdampak signifikan pada penurunan produksi ASI. Jika Bunda menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil, patch, atau suntikan KB dan ingin meningkatkan suplai ASI, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan penghentian pengobatan.

4. Pernah operasi payudara

Operasi di area payudara dapat dilakukan untuk berbagai alasan, baik medis maupun kosmetik. Tindakan seperti peningkatan atau pengurangan ukuran payudara, serta tindik puting, merupakan contoh operasi yang berisiko merusak saluran ASI.

Pengaruh operasi tersebut terhadap kemampuan menyusui bervariasi. Hal ini tergantung pada cara prosedur dilakukan, lama waktu antara operasi dan kelahiran bayi, serta adanya komplikasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada payudara.

5. Konsumsi obat atau jamu tertentu

Tidak semua kandungan dalam obat atau jamu yang Bunda konsumsi selama kehamilan memiliki efek positif untuk proses menyusui. Beberapa bahan aktif dalam obat flu, seperti pseudoefedrin, methergine, bromokriptin, dan peppermint, diketahui dapat menurunkan pasokan ASI jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengatasi flu dan pilek dengan memperbanyak konsumsi air putih dan beristirahat.

15 Cara memancing ASI keluar saat hamil

Agar fase menyusui lancar dan tenang, Bunda bisa lakukan beberapa tindakan  untuk memancing ASI keluar sebelum melahirkan. Simak cara-caranya berikut ini seperti yang dikutip dari laman Breast Feeding Confidential dan Lactation Network.

1. Konsumsi makanan bergizi

Menyusui adalah fase yang sangat menguras energi, yakni sekitar 500 kalori per hari. Oleh karena itu, Bunda perlu menjaga kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi setiap hari. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein, untuk mendukung produksi ASI.

2. Minum banyak air putih

Mengonsumsi banyak air putih sangat penting untuk memastikan kelancaran produksi ASI. Cairan ini membantu tubuh tetap terhidrasi, sehingga semua fungsi tubuh, termasuk jaringan payudara, dapat berjalan dengan optimal.

Selain itu, ASI terdiri dari sekitar 90 persen air. Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk menetapkan target minimal 8 gelas air per hari agar tubuh dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang memadai.

3. Pijat payudara

Pijat payudara adalah salah satu cara yang sangat dianjurkan untuk melancarkan produksi ASI saat hamil dan menyusui. Bunda dapat melakukan pijat ini di berbagai klinik atau spa khusus ibu hamil yang dilengkapi dengan terapis profesional. Selain membantu melancarkan aliran ASI, pijat payudara juga efektif untuk mengencangkan payudara selama masa menyusui.

4. Gunakan pompa ASI

Salah satu cara efektif untuk memancing ASI keluar selama kehamilan adalah dengan menggunakan pompa payudara. Penggunaan pompa ini dapat merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak ASI.

Ketika payudara dikosongkan, tubuh Bunda akan otomatis menerima sinyal untuk mengisi ulang pasokan di dalam saluran ASI. Selain itu, memompa payudara juga dapat mencegah masalah seperti mastitis, yaitu peradangan pada jaringan payudara, yang dapat terjadi akibat penumpukan susu.

5. Komunikasi dengan ahli laktasi

Berkomunikasi dengan konsultan laktasi profesional adalah langkah yang tepat untuk membantu Bunda menghadapi berbagai permasalahan dalam menyusui. Mereka siap menjawab dan membantu mengatasi tantangan yang mungkin muncul, seperti cara mempercepat keluarnya ASI dan teknik pelekatan yang tepat saat menyusui.

Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Bunda untuk mulai berkonsultasi dengan para ahli sebelum persalinan agar lebih siap menghadapi fase menyusui.

6. Kompres hangat payudara

Mengompres kain hangat ke payudara dapat meningkatkan sirkulasi darah di area tersebut. Aliran darah yang lebih baik mendukung fungsi kelenjar susu dan meningkatkan produksi ASI.

Selain itu, kompres hangat juga merangsang refleks letdown, yaitu proses di mana ASI dikeluarkan dari payudara. Ini sangat membantu Bunda saat menyusui atau memompa, karena dapat mempermudah keluarnya ASI.

7. Hindari situasi yang membuat stres

Ibu hamil perlu menghindari situasi yang memicu stres, karena dapat menurunkan produksi ASI. Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu refleks letdown dan mengurangi pelepasan hormon oksitosin.

Hormon oksitosin berperan penting dalam membantu otot-otot di sekitar kelenjar susu berkontraksi. Jika Bunda mengalami stres, aliran ASI dapat melambat atau bahkan terhenti.

8. Lakukan aktivitas relaksasi

Relaksasi bagi ibu hamil dan menyusui adalah langkah yang tepat untuk melepaskan penat dan stres. Aktivitas seperti yoga, meditasi, atau sekadar berjalan santai dapat membantu meningkatkan produksi hormon oksitosin dan prolaktin. Dengan demikian, produksi ASI dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

9. Konsumsi teh laktasi

Teh laktasi adalah minuman herbal yang dirancang khusus untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Teh ini biasanya terbuat dari campuran bahan-bahan alami seperti daun katuk, daun kelor, dan daun pepaya, yang dikenal memiliki khasiat laktagogum, yaitu zat yang efektif dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin dalam tubuh.

10. Istirahat yang cukup

Mengandung dan menyusui adalah fase yang melelahkan bagi ibu, karena tubuh mengalami banyak perubahan yang memerlukan energi. Oleh karena itu, Bunda perlu beristirahat yang cukup untuk memulihkan stamina.

Istirahat yang baik membantu tubuh pulih dan menjaga keseimbangan hormon, seperti oksitosin dan prolaktin, yang penting untuk produksi dan pengeluaran ASI. Dengan cukup istirahat, pelepasan hormon ini menjadi optimal, sehingga produksi ASI dapat berjalan lancar.

11. Gunakan bra khusus

Mengenakan bra yang terlalu ketat dapat menekan payudara secara berlebihan dan menghambat aliran ASI. Oleh karena itu, pilihlah bra yang dirancang khusus untuk memberikan dukungan yang tepat bagi ibu menyusui. Pastikan bra tersebut nyaman dan terbuat dari bahan yang breathable, seperti katun.

12. Hypnobreastfeeding

Hypnobreastfeeding dapat diterapkan oleh ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan diri menghadapi proses menyusui. Teknik ini membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan motivasi, dan mempersiapkan mental ibu agar lebih siap dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

13. Hindari konsumsi alkohol, kafein, dan merokok

Ibu menyusui perlu menghindari alkohol, kafein, dan merokok karena zat-zat ini dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi membahayakan perkembangan bayi, termasuk pola tidurnya. Selain itu, konsumsi alkohol dan merokok dapat mengurangi produksi ASI, sehingga menyulitkan ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi.

14. Konsumsi makanan tinggi zat besi

Selama mengandung dan menyusui, Bunda perlu banyak mengonsumsi makanan tinggi zat besi untuk mencegah anemia. Anemia dapat menyebabkan tubuh mudah lelah dan menurunkan suplai ASI.

Untuk itu, Bunda dapat meningkatkan asupan zat besi melalui makanan seperti olahan daging merah, bayam, brokoli, kacang merah, dan kacang almond, serta sumber lainnya.

15. Ikuti kelas prenatal

Sebuah penelitian yang dimuat di laman Liebert Pub membuktikan bahwa kelas prenatal efektif dalam meningkatkan keberhasilan menyusui dan durasi ASI eksklusif. Program ini membantu Bunda mempersiapkan diri secara mental, emosional, dan pengetahuan tentang keterampilan menyusui. Selain itu, Bunda juga dapat merasa lebih tenang dan bebas stres karena memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan ibu hamil lainnya.

Kapan harus ke dokter?

Jika Bunda mengalami masalah dengan produksi ASI selama kehamilan atau setelah melahirkan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Masalah ASI yang perlu mendapatkan perhatian dokter selama pra persalinan meliputi rasa nyeri yang tidak biasa dan tidak adanya perubahan pada payudara, seperti pembesaran atau keluarnya kolostrum menjelang akhir kehamilan. Selain itu, Bunda juga perlu berkonsultasi dengan dokter jika kualitas ASI tampak tidak normal, misalnya berwarna merah, hijau, atau memiliki bau yang tidak biasa.

Demikian penjelasan tentang cara efektif memancing ASI untuk keluar saat masa akhir kehamilan. Semoga informasi ini bisa membantu dan memperlancar Bunda untuk bersiap menyusui Si Kecil, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online