19 Jenis Penyakit dan Kelainan Mata pada Anak Beserta Penyebab dan Cara Mengatasinya

1 month ago 13

Penyakit mata adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Terdapat banyak jenis penyakit mata yang dapat dialami oleh anak dengan tingkat keparahan tertentu.

Sistem tubuh yang bermasalah juga dapat menyebabkan jenis kelainan mata tertentu. Karenanya, penyakit mata dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal.

Lalu, apa saja jenis penyakit dan kelainan mata yang dapat dialami anak-anak dan apa penyebabnya? Simak rangkumannya berikut ini.

Apa itu penyakit mata (sakit mata)?

Penyakit mata atau sakit mata adalah kondisi yang memengaruhi bagian mana pun pada mata termasuk struktur di sekitarnya. Penyakit mata dapat bersifat akut yang berkembang dengan cepat dan kronis yang berkembang lebih lambat dan berlangsung lama.

Bola mata merupakan sebagian besar tempat penyakit mata terjadi, tetapi penyakit mata bisa muncul di area mata lainnya. Penyakit mata juga mencakup masalah pada otot mata, kelopak mata, rongga mata, atau kulit dan otot di sekitar mata.

Penyakit mata dan gangguan penglihatan adalah jenis penyakit yang sangat umum terjadi. Hal ini karena mata manusia bekerja dengan pengaruh sistem tubuh lainnya. Jika terjadi masalah pada sistem tubuh tertentu, kondisi mata seseorang juga dapat terpengaruh.

19 Jenis-jenis penyakit dan kelainan mata yang bisa dialami anak beserta penyebabnya

Terdapat banyak jenis penyakit atau kelainan mata yang dapat memengaruhi penglihatan anak. Deteksi dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah adanya gangguan penglihatan di kemudian hari.

Maka dari itu, Bunda perlu mengetahui berbagai jenis penyakit yang umum dialami anak-anak. Berikut 19 jenis kelainan mata yang dapat dialami anak beserta penyebabnya:

1. Mata silinder (astigmatisme)

Mata silinder atau astigmatisme adalah jenis penyakit mata saat kondisi kornea berbentuk tidak teratur, dan dapat menyebabkan penglihatan kabur. Secara normal, kornea dan lensa di bagian depan mata berbentuk bulat dan rata yang membantu memfokuskan cahaya secara tajam ke retina.

Mata dengan astigmatisme cahayanya tidak dibiaskan (dibelokkan) dengan benar saat memasuki bagian depan mata. Kondisi ini disebabkan oleh kornea atau lensa yang berbentuk abnormal. Penyebab mata silinder juga sering dikaitkan dengan membaca dalam gelap atau duduk terlalu dekat dengan TV.

2. Saluran air mata tersumbat

Jenis penyakit mata pada anak ini juga biasa disebut dengan penyumbatan saluran nasolakrimal saat mata dipenuhi air mata dan mengeluarkan lendir. Saluran air mata yang tersumbat akan menghambar air mata mengalir normal sehingga mata dapat teriritasi.

Saluran air mata tersumbat dapat disebabkan oleh penyakit bawaan sejak lahir, perubahan terkait usia, infeksi atau peradangan, cedera atau trauma, tumor, penggunaan obat mata tertentu, dan efek samping perawatan kanker. Anak dengan penyakit mata ini saluran air matanya dapat dipijat dengan lembut untuk meredakan penyumbatan.

3. Katarak pediatrik

Katarak lebih sering menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak atau bahkan bayi baru lahir juga dapat mengalaminya. Jenis kelainan mata ini disebut dengan katarak pediatrik atau katarak pada anak.

Katarak adalah kondisi saat terjadi perubahan pada lensa mata sehingga menjadi kurang transparan. Hal ini menyebabkan penglihatan anak menjadi keruh atau berkabut.

Katarak pediatrik dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua atau kondisi genetik tertentu seperti down syndrome. Katarak pada anak juga dapat disebabkan oleh infeksi selama masa kandungan termasuk rubella dan cacar air.

4. Kalazion

Kalazion adalah jenis penyakit mata berupa benjolan keras dan tidak nyeri pada kelopak mata akibat tersumbatnya kelenjar minyak. Kalazion sering kali dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan bantuan pengobatan di rumah.

Kalazion disebabkan oleh kelenjar minyak yang tersumbat di kelopak mata. Kondisi ini dapat terjadi setelah anak terinfeksi virus atau akibat masalah kulit lainnya. Kalazion merupakan jenis kelainan mata yang lebih umum dialami oleh orang dewasa dibandingkan anak-anak.

5. Kelopak mata turun (ptosis)

Ptosis adalah jenis penyakit mata saat kelopak mata anak turun. Kondisi ini biasanya dialami orang dewasa karena proses penuaan alami. Terdapat otot yang bertugas untuk mengangkat kelopak mata. Pada penyakit ptosis, otot tersebut meregang dan menyebabkan kelopak mata turun.

Meskipun begitu, anak-anak atau bayi juga bisa mengalami kelopak mata turun. Kondisi ini merupakan bawaan lahir yang disebut dengan ptosis kongenital akibat otot levator yang tidak berkembang dengan baik.

6. Mata tidak sejajar (pseudostrabismus)

Mata tidak sejajar atau pseudostrabismus adalah jenis penyakit mata saat mata anak tampak tidak sejajar, padahal sebenarnya normal. Anak dengan jenis kelainan mata ini biasanya memiliki pangkal hidung yang datar dan lipatan kelopak mata bagian dalam yang lebih besar.

Kondisi tersebut menyebabkan sklera atau bagian putih mata yang terlihat lebih sedikit antara iris dan kelopak mata bagian dalam. Hal ini membuat mata anak tampak melihat ke arah yang berbeda atau biasa disebut dengan istilah juling palsu.

7. Rabun dekat (hiperopia)

Hiperopia atau hipermetropi adalah jenis penyakit mata rabun dekat atau mata plus saat anak kesulitan melihat benda dekat dengan jelas. Rabun dekat terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan ke retina, melainkan ke belakang retina.

Rabun jauh adalah jenis kelainan mata yang umum dialami anak-anak. Kondisi ini sering kali membaik seiring bertambahnya usia anak. Jika tidak, dokter akan meresepkan kacamata atau lensa kontak.  

8. Glaukoma

Glaukoma adalah gangguan pada mata yang jarang terjadi pada anak-anak. Namun, anak yang menderita glaukoma biasanya tidak menunjukkan gejala dengan jelas. Banyak anak yang didiagnosis mengidap glaukoma sebelum berusia 6 bulan.

Glaukoma terjadi ketika cairan yang mengalir dari mata tersumbat oleh perkembangan abnormal atau cedera pada jaringan drainase. Kondisi ini  menyebabkan peningkatan tekanan intraokular (IOP), kerusakan saraf optik, dan kehilangan penglihatan.

9. Mata malas (ambliopia)

Mata malas atau ambliopia adalah kondisi saat mata dan otak tidak bekerja sama dengan baik. Anak yang mengalami jenis penyakit ini dapat memiliki penglihatan yang buruk pada salah satu atau kedua matanya.

Penyebab ambliopia pada anak meliputi gangguan koneksi antara otak dan mata seperti mata juling, gangguan pada struktur mata, dan kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, dan silinder. Untuk mengobatinya, anak mungkin disarankan untuk menggunakan kacamata atau penutup mata, obat tetes, hingga operasi.

10. Mata juling (strabismus)

Strabismus atau mata juling adalah kondisi saat mata anak tidak sejajar. Misalnya, mata kanan anak fokus, sementara mata kirinya melihat ke kanan, kiri, atas, atau bawah. Anak yang menderita strabismus juga dapat mengalami mata malas.

Jenis penyakit mata ini biasanya terjadi pada balita di bawah usia 3 tahun. Mata juling pada anak dapat disebabkan oleh gangguan otak seperti cerebral palsy (CP) dan down syndrome.

11. Rabun jauh (miopi)

Rabun jauh atau miopi adalah jenis kelainan refraksi mata yang juga biasa disebut dengan mata minus. Rabun jauh adalah masalah penglihatan umum yang sering kali muncul saat anak berusia 6-14 tahun.

Miopi terjadi akibat bola mata anak terlalu panjang dari depan ke belakang. Miopi juga dapat terjadi ketika kornea melengkung terlalu curam sehingga cahaya yang masuk ke mata diarahkan ke bawah retina. Hal ini menyebabkan objek yang jauh menjadi kabur dan objek yang dekat menjadi jelas.

12. Mata merah (konjungtivitis)

Konjungtivitis atau mata merah adalah jenis penyakit mata yang umum terjadi pada anak dan biasanya menular. Penyakit mata ini disebabkan oleh adanya peradangan pada konjungtiva, bagian putih mata dan kelopak mata bagian dalam.

Mata merah adalah infeksi ringan yang terlihat parah meskipun sebenarnya tidak serius. Kebanyakan mata merah pada anak dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi beberapa kasus memerlukan pengobatan dari dokter.

13. Kornea tergores (abrasi kornea)

Kornea adalah bagian bening mata yang menutupi iris dan pupil mata. Abrasi kornea disebabkan oleh sesuatu yang menggores atau menggesek permukaan mata. Zat asing sekecil apa pun atau bahan kimia dapat melukai mata dan menyebabkan abrasi kornea.

Kebanyakan abrasi kornea pada anak dapat sembuh dalam waktu 24 hingga 48 jam. Dokter juga dapat meresepkan obat tetes antibiotik untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi.

14. Bintitan (hordeolum)

Bintitan atau hordeolum adalah jenis penyakit mata yang sering terjadi pada anak-anak. Bintitan disebabkan oleh infeksi pada kelenjar keringat yang memproduksi minyak di kelopak mata. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang disebut Staphylococcus aureus.

Untuk mengatasi bintitan, gunakan kompres hangat dan basah atau salep antibiotik pada mata. Pastikan anak mencuci muka dengan rutin dan tidak menggunakan bahan kimia seperti riasan hingga bintitan sembuh.

15. Peradangan di kelopak mata (blefaritis)

Blefaritis adalah jenis penyakit mata berupa peradangan pada kelopak mata. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu, tetapi biasanya tidak membahayakan penglihatan.

Peradangan di kelopak mata disebabkan oleh infeksi bakteri pada bulu mata atau penyumbatan kelenjar minyak. Penyakit mata ini tidak menular dan dapat disembuhkan dengan pengobatan rumahan.

16. Nistagmus

Nistagmus adalah kondisi saat mata bergerak terus menerus dan tak terkendali, dan tampak bergoyang-goyang ke atas dan ke bawah. Jenis kelainan mata ini dapat terjadi pada anak-anak dengan gangguan penglihatan, namun juga bisa dialami oleh anak dengan mata sehat.

Nistagmus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya terlahir dengan kondisi tersebut atau bersifat bawaan. Anak-anak juga dapat mengalami nistagmus dikarenakan suatu penyakit atau cedera.

17. Penglihatan ganda (diplopia)

Penglihatan ganda atau diplopia adalah jenis penyakit mata yang dapat bersifat sementara atau berlangsung lama tergantung pada penyebabnya. Penglihatan ganda dapat terjadi saat anak melihat dua objek, satu dari masing-masing matanya.

Penglihatan ganda pada anak sering kali disebabkan oleh adanya kelainan otot mata atau strabismus. Penglihatan ganda dapat terjadi dalam berbagai kondisi mulai dari yang ringan hingga parah, dan bahkan mengancam jiwa.

18. Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah jenis penyakit mata yang dapat terjadi pada bayi yang lahir prematur. ROP terjadi ketika pembuluh darah abnormal tumbuh di retina.

Sebagian bayi dengan ROP dapat membaik dengan sendirinya tanpa melakukan pengobatan. Namun, beberapa bayi memerlukan pengobatan untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah kebutaan.

19. Gangguan penglihatan kortikal (cortical visual impairment)

Cortical visual impairment (CVI) adalah respons penglihatan yang menurun akibat masalah neurologis yang memengaruhi bagian visual otak. Anak dengan jenis penyakit ini biasanya memiliki hasil pemeriksaan mata yang normal, tetapi tidak menjelaskan penglihatan yang abnormal.

CVI dapat disebabkan oleh segala hal yang merusak bagian visual otak. Seperti kelainan otak akibat lahir prematur, stroke, penurunan volume darah, infeksi otak, peningkatan tekanan di otak, kejang, penyakit metabolik, trauma kepala, dan gangguan neurologis lainnya.

Faktor risiko penyakit dan kelainan mata pada anak

Berbagai jenis penyakit mata pada anak dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Beberapa di antaranya merupakan penyebab langsung, ada juga yang merupakan faktor risiko.

Dilansir laman Cleveland Clinic, berikut penyebab dan faktor risiko penyakit dan kelainan mata pada anak:

1. Genetika

DNA merupakan bagian penting dari perkembangan dan fungsi mata. Perubahan atau mutasi DNA dapat menyebabkan berbagai masalah mata. Salah satunya seperti bentuk genetik buta warna.

2. Kelainan perkembangan mata

Penyakit mata pada anak dapat disebabkan oleh perbedaan dalam cara mata terbentuk dan berkembang. Perbedaan ini dapat dimulai saat anak masih berada dalam kandungan atau seiring pertumbuhannya di masa kanak-kanak.

3. Faktor lingkungan

Kebanyakan penyakit mata juga dapat terjadi akibat hal-hal di lingkungan sekitar anak. Paparan sinar UV, kelembapan dan suhu, debu atau partikel udara, dan elemen lainnya dapat menjadi penyebab gangguan pada mata anak.

4. Penyakit kronis

Mata anak rentan terhadap banyak kondisi yang memengaruhi sistem tubuhnya. Penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis tiroid dapat memengaruhi kondisi mata.

5. Cedera mata

Anak yang pernah mengalami cedera atau luka pada matanya lebih rentan terkena penyakit mata di kemudian hari.

6. Penyebab idiopatik

Idiopatik adalah istilah untuk penyakit yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini berarti penyakit mata tertentu tidak bisa diidentifikasi penyebab pastinya, meskipun dapat berubah seiring waktu.

Gejala penyakit dan kelainan mata pada anak

Gejala penyakit dan kelainan mata pada anak dapat diketahui dengan memerhatikan perubahan pada penampilan fisiknya, perilakunya, dan keluhan yang diberikan anak. Gejala penyakit mata pada anak dapat bervariasi tergantung dengan jenis kelainan matanya.

Adapun gejala penyakit mata pada anak meliputi hal-hal berikut:

  • Penglihatan kabur atau ganda
  • Mata juling
  • Mata berputar ke dalam atau ke luar dan tidak fokus
  • Mata merah dan bengkak
  • Mata sensitif terhadap cahaya
  • Mata tampak melotot
  • Air mata yang berlebihan
  • Anak suka menyipitkan mata
  • Anak sering mengucek mata
  • Terlihat pantulan putih di mata anak
  • Anak mengalami kesulitan membaca atau suka melihat benda dekat dengan wajahnya
  • Anak memiringkan kepala untuk melihat
  • Mata anak bergoyang-goyang
  • Mata anak terlalu besar atau kecil
  • Kelopak mata anak terkulai
  • Sakit kepala
  • Rentang perhatian anak pendek

Diagnosis penyakit mata

Dokter atau spesialis mata dapat mendiagnosis penyakit mata menggunakan beberapa metode. Hal pertama yang penting untuk mendiagnosis penyakit mata adalah dengan pemeriksaan mata. Pemeriksaan mata secara rutin tidak hanya dilakukan untuk mengetahui ketajaman penglihatan, tetapi juga dapat membantu dokter mendeteksi masalah sedini mungkin.

Setelah mengetahui adanya indikasi masalah, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan cara yang lebih spesifik. Bagian tertentu dalam pemeriksaan seperti pelebaran pupil dan pemeriksaan lampu celah dapat berguna untuk mendiagnosis penyakit mata.

Beberapa tes juga dapat dilakukan untuk diagnosis penyakit mata. Di antaranya seperti tonometri, pencitraan retina, topografi kornea,  tes darah, USG, CT Scan, MRI, dan tes neurologis untuk menganalisis kondisi otak.

Cara mengatasi dan mengobati penyakit mata

Cara mengatasi penyakit mata dapat bervariasi sesuai dengan jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Kelainan refraksi adalah jenis penyakit mata yang paling umum. Perawatan untuk kelainan mata ini adalah dengan menggunakan lensa korektif seperti kacamata atau lensa kontak, untuk membantu meningkatkan ketajaman penglihatan.

Untuk jenis penyakit mata yang lebih serius, perawatan seperti operasi LASIK, operasi glaukoma, dan operasi katarak mungkin perlu dilakukan. Di samping itu, dokter juga akan memberikan resep obat-obatan untuk membantu menjaga kondisi mata.

Komplikasi penyakit mata

Komplikasi penyakit mata dapat berbeda-beda tergantung dengan jenis penyakit dan keparahannya. Dokter atau spesialis mata adalah sumber informasi terbaik selama melakukan perawatan. Pasien sebaiknya menanyakan selengkap mungkin mengenai kemungkinan komplikasi, efek samping, dan hal terkait lainnya.

Pada kasus tertentu, penyakit mata yang tidak diobati dengan baik akan memburuk seiring waktu dan menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen. Infeksi mata yang tidak ditangani dengan layak dapat membahayakan mata dan mengakibatkan kebutaan.

Pencegahan penyakit mata

Untuk mencegah terkena penyakit mata, Bunda perlu menerapkan kebiasaan rutin untuk menjaga kesehatan mata. Berikut ini di antaranya:

  • Lakukan pemeriksaan mata dengan teratur, setidaknya satu atau dua tahun sekali.
  • Gunakan pelindung mata ketika mengalami cedera pada mata.
  • Jangan abaikan infeksi dan obatilah dengan benar.
  • Hindari penggunaan nikotin seperti merokok dan vaping karena dapat memengaruhi sistem peredaran darah.
  • Segera temui dokter jika menyadari adanya gejala penyakit mata seperti penglihatan kabur atau ganda.
  • Konsumsi makanan kaya nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan mata.
  • Atur pola hidup yang sehat dan jaga berat badan seimbang.

Demikian rangkuman mengenai jenis-jenis penyakit mata pada anak beserta penyebabnya yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online