Jakarta -
Masalah serius yang dihadapi ibu hamil adalah kematian saat melahirkan. Kemajuan di bidang medis memang telah mengurangi angka kematian medis, namun masih ada beberapa faktor risiko penyebab kematian saat melahirkan. Untuk itu, ibu hamil harus berhati-hati sehingga dapat melakukan pencegahan yang tepat.
Dilansir laman World Health Organization (WHO), angka kematian ibu sangat tinggi. Sekitar 287.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2020. Hampir 95 persen dari semua kematian ibu terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2020, dan sebagian besar dapat dicegah.
"Tingginya angka kematian ibu di beberapa wilayah di dunia mencerminkan ketidaksetaraan dalam akses ke layanan kesehatan yang berkualitas dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin," tulis WHO dalam situsnya.
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara berpendapatan rendah pada tahun 2020 adalah 430 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan 13 per 100.000 kelahiran hidup di negara-negara berpendapatan tinggi.
Perempuan di negara-negara berpendapatan rendah memiliki risiko kematian ibu seumur hidup yang lebih tinggi. Risiko kematian ibu seumur hidup pada seorang perempuan adalah perempuan berusia 15 tahun kemungkinan akan meninggal karena penyebab maternal.
Di negara-negara berpendapatan tinggi, ini adalah 1 banding 5.300, dibandingkan dengan 1 banding 49 di negara-negara berpendapatan rendah.
Sementara itu laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa di antara kematian terkait kehamilan dengan informasi tentang waktu, 22 persen kematian terjadi selama kehamilan, 25 persen terjadi pada hari persalinan atau dalam 7 hari setelahnya, dan 53 persen terjadi antara 7 hari dan 1 tahun setelah kehamilan.
Faktor risiko kematian saat melahirkan
Perempuan meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan serta persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan dan sebagian besar dapat dicegah atau diobati.
Selain itu, komplikasi mungkin ada sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak ditangani sebagai bagian dari perawatan perempuan. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75 persen dari semua kematian ibu adalah:
1. Perdarahan hebat (kebanyakan pendarahan setelah melahirkan)
Pendarahan pasca persalinan adalah penyebab utama kematian pada ibu melahirkan, terutama di negara berkembang. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Global Health, pendarahan postpartum berkontribusi pada hampir 27 persen kematian ibu di seluruh dunia.
2. Infeksi (biasanya setelah melahirkan)
Infeksi merupakan faktor risiko utama lain yang dapat berakibat fatal pada ibu. Sepsis dapat berkembang setelah persalinan, terutama jika ada intervensi medis seperti operasi caesar.
Berdasarkan laporan dari WHO, infeksi menyumbang sekitar 10 persen dari kematian ibu di dunia. Untuk itu, pencegahan infeksi dan penanganan cepat sangat penting, terutama dalam lingkungan rumah sakit yang penuh risiko.
3. Preeklamsia dan eklamsia
Preeklamsia adalah kondisi ketika tekanan darah ibu meningkat, yang jika tidak terkontrol dapat berkembang menjadi eklamsia, menyebabkan kejang, kerusakan organ, bahkan kematian.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa preeklamsia menyumbang sekitar 14 persen kematian ibu.
Preeklamsia harus dideteksi dan ditangani dengan tepat sebelum timbulnya eklamsia dan komplikasi lain yang mengancam jiwa. Pemberian obat-obatan seperti magnesium sulfat untuk preeklamsia dapat menurunkan risiko wanita terkena eklamsia.
Deteksi dini dan pengelolaan tekanan darah selama kehamilan sangat penting untuk mengurangi risiko preeklamsia.
4. Kegemukan
Obesitas meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, termasuk diabetes gestasional, hipertensi, dan masalah jantung. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Obstetrics and Gynaecology menyatakan bahwa obesitas meningkatkan risiko kematian ibu hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan ibu dengan berat badan normal.
5. Usia ibu, terlalu muda atau terlalu tua
Usia ibu juga menjadi faktor risiko kematian saat melahirkan. Ibu yang melahirkan pada usia di bawah 20 atau di atas 35 tahun lebih berisiko mengalami komplikasi serius. Kehamilan pada usia tua cenderung berisiko preeklamsia dan diabetes gestasional lebih tinggi.
Pencegahan dan penanganan risiko
Untuk meminimalkan risiko kematian saat melahirkan, para ahli merekomendasikan pemeriksaan antenatal secara teratur, deteksi dini masalah kesehatan, dan akses yang lebih baik ke fasilitas kesehatan. Pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter, bidan, dan penyedia layanan kesehatan lainnya sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)