5 Kondisi Psikologis Setelah Keguguran dan Cara Menjaga Mental

3 days ago 7

Jakarta -

Kondisi psikologis setelah keguguran adalah dampak emosional yang perlu diatasi. Dampak emosional setelah keguguran yang paling umum dapat berupa kecemasan dan depresi.

Kebanyakan orang akan mengalami efek psikologis segera setelah mengalami keguguran. Merasa sedih, bersalah, dan emosi yang berlebihan merupakan perasaan-perasaan yang sering muncul setelah kehilangan janin.

Rasa sedih dan emosi yang berlebihan dapat menjadi tanda adanya masalah mental seperti depresi. Simak beberapa kondisi psikologis setelah keguguran hingga cara mengatasinya berikut ini.

5 Kondisi psikologis setelah keguguran, antisipasi dampaknya

Keguguran merupakan peristiwa traumatis yang dapat memengaruhi setiap perempuan secara berbeda. Namun, keguguran akan menyebabkan kesedihan mendalam, kecemasan, depresi, dan bahkan gejala PTSD.

Mengutip laman International Federation Gynecology and Obstetrics, sekitar 12-15 persen kehamilan secara global berakhir dengan keguguran. Penelitian menunjukkan bahwa setelah keguguran, 30-50 persen perempuan mengalami kecemasan dan 10-15 persen mengalami depresi yang biasanya berlangsung selama empat bulan.

Adapun kondisi-kondisi psikologis yang dapat dialami setelah keguguran meliputi:

1. Depresi

Depresi adalah kondisi psikologis yang dapat terjadi baik setelah melahirkan maupun keguguran. Depresi postpartum adalah kondisi mental yang umumnya terjadi pada ibu setelah melahirkan.

Namun, depresi ini juga dapat terjadi pada seseorang yang mengalami keguguran. Hal ini karena keguguran atau lahir mati adalah peristiwa yang dapat menyebabkan tekanan emosional hebat.

2. Kecemasan

Kecemasan setelah keguguran adalah hal yang sangat umum terjadi. Mengutip laman Choosing Therapy, 1 dari 4 ibu mengalami kecemasan sebulan setelah keguguran. Sementara 1 dari 5 ibu melaporkan gejala kecemasan setelah 9 bulan.

Selain itu, kecemasan adalah kondisi psikologis yang lebih sering terjadi setelah keguguran dibandingkan depresi. Kecemasan setelah keguguran meliputi kekhawatiran akan kesuburan dan kehamilan di masa mendatang, hingga membayangkan keguguran jika hamil kembali.

3. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Sebuah studi pada tahun 2016 menyoroti sifat traumatis dari keguguran, di mana empat dari 10 perempuan mengalami gejala PTSD dalam waktu tiga bulan setelah keguguran atau kehamilan ektopik.

Gejala PTSD yang dilaporkan peserta studi meliputi mimpi buruk, kilas balik, dan mengalami perasaan kehilangan terus menerus. Beberapa di antaranya juga menyatakan bahwa mereka berusaha menghindari situasi yang akan mengingatkan mereka pada kehilangan, seperti teman atau saudara yang sedang hamil.

4. Kesedihan mendalam

Perempuan yang mengalami keguguran sering kali merasakan kesedihan mendalam yang dapat memberikan pukulan emosional. Perasaan ini juga dapat berupa rasa malu dan bersalah karena mungkin telah menyebabkan dirinya keguguran.

Menurut National Institute of Health and Care Excellence (NICE), kesedihan mendalam setelah keguguran setara dalam sifat, intensitas, dan durasinya dengan kesedihan pada orang yang mengalami kehilangan lainnya selain keguguran.  

5. Kemarahan

Sering marah dan tidak bisa menahan emosi juga dapat merupakan kondisi psikologis setelah keguguran. Orang yang mengalami keguguran biasanya akan meluapkan amarahnya terhadap takdir, dokter/perawat di rumah sakit, pasangan, dan lainnya.

Gejala depresi setelah keguguran

Depresi merupakan kondisi psikologis pasca keguguran yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Beberapa di antaranya meliputi mereka yang memiliki riwayat infertilitas, riwayat depresi dan kecemasan, serta berusia lebih muda. Perempuan yang pernah keguguran sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami depresi pasca keguguran.

Gejala depresi setelah keguguran mirip dengan gejala yang dialami oleh ibu dengan baby blues. Jika gejala baby blues biasanya berlangsung selama dua minggu setelah melahirkan, gejala setelah keguguran berlangsung lebih lama.

Adapun gejala depresi setelah keguguran dapat diketahui dengan tanda-tanda berikut:

  • Sedih yang mendalam
  • Merasa putus asa
  • Hilangnya minat pada hal yang biasanya disukai
  • Kehilangan selera makan
  • Sulit tidur bahkan saat ingin tidur
  • Sulit berkonsentrasi
  • Menangis berlebihan
  • Mudah marah
  • Merasa lemah/hilang energi

6 Cara menjaga kondisi mental pasca keguguran

Masalah mental dan kondisi psikologis yang muncul setelah keguguran memang hal yang sulit. Namun, ada beberapa cara untuk dapat mengatasi hal tersebut. Dilansir laman Parents, berikut cara menjaga kondisi mental pasca keguguran yang direkomendasikan oleh para ahli. 

1. Dapatkan dukungan

Penting untuk mendapatkan bantuan baik dari pasangan, orang terdekat, komunitas, atau terapi untuk mengatasi pengalaman keguguran. Keluarga adalah tempat bersandar paling utama yang meskipun tidak terlalu mengerti, mereka selalu ada menjadi sistem pendukung.

Grup atau komunitas tertentu juga dapat memberikan dukungan mental. Mereka memungkinkan seseorang untuk merasa didengarkan agar dapat berbagi dan bersuara mengenai perasaannya.

2. Batasi media sosial

Perempuan yang mengalami masalah mental pasca keguguran sebaiknya membatasi penggunaan media sosial. Hindari akun-akun yang memiliki konten negatif dan tetapkan batasan waktu untuk menggunakan ponsel.

3. Hindari pemicu kesedihan

Tidak apa-apa menghindari acara sosial bila memungkinkan, terutama jika hal tersebut memicu kesedihan. Acara sosial yang dimaksud seperti mengunjungi teman yang baru melahirkan, baby shower, atau tujuh bulanan. Sebaliknya, lakukan hal yang disukai bahkan jika itu adalah meringkuk di sofa dan menonton acara TV.

4. Manfaatkan waktu untuk sembuh

Penyembuhan tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi dapat menjadi perjalanan yang sangat panjang. Jangan merasa terburu-buru, berikan diri sendiri waktu dan kelonggaran untuk dapat sembuh sepenuhnya.

5. Terima kehilangan

Kebanyakan orang tidak mampu mengatasi kehilangan sehingga cenderung ingin melupakan hal itu dengan cepat. Untuk menghargai kepergian, seseorang bisa menemukan pelipur lara seperti membuat kotak kenang-kenangan, atau membuat jurnal/catatan harian.

6. Lakukan pengobatan

Gangguan mental setelah keguguran dapat diobati dan sangat bermanfaat untuk memahami seluk-beluk kondisi psikologisnya. Ahli kesehatan mental khusus pasca persalinan juga dapat menilai apakah pengobatan bersifat membantu atau memang harus dilakukan.

5 Cara mengatasi baby blues pasca keguguran

Berikut merupakan cara mengatasi dampak emosional setelah keguguran yang dapat dilakukan jika mengalami gejala mirip baby blues:

1. Menjaga dan merawat diri

Menjaga kesejahteraan diri dapat membantu meningkatkan ketangguhan. Beberapa perawatan juga dapat membuat seseorang lebih tenang, seperti melakukan yoga, terapi akupunktur, atau olahraga ringan. Pola makan sehat, tidur berkualitas, dan olahraga teratur adalah kunci untuk membangun ketahanan dan kekuatan fisik dan mental.  

2. Tingkatkan harga diri

Keguguran dapat membuat seseorang merasa harga dirinya jatuh. Untuk mengatasinya, yakinkan diri sendiri bahwa keguguran adalah hal yang wajar dialami siapa saja.

Temukan hobi baru yang dapat membantu di masa-masa sulit, seperti terapi atau ikut kelas merajut. Mencari tantangan juga dapat membantu memulihkan diri seperti ikut marathon maupun kegiatan menyenangkan lainnya.

3. Atasi kesepian

Banyak orang merasa kesepian dan terisolasi setelah kehilangan. Membicarakan pengalaman, berbagi perasaan, atau menanyakan pendapat perempuan lain dapat membantu mengatasi rasa kesepian. Jalin komunikasi yang sehat untuk mendapat hal-hal positif dan motivasi baru.

4. Mencari dukungan

Zaman sekarang, internet memiliki banyak manfaat, salah satunya memberikan dukungan mental. Terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa memungkinkan seseorang untuk meminta dukungan, mengekspresikan diri, dan saling berbagi pengalaman.

5. Pengobatan

Meskipun sulit diakui, pengobatan lebih serius menjadi cara untuk mengatasi masalah psikologis pasca keguguran. Bicarakan dengan dokter mengenai perasaan yang selama ini dimiliki. Kemudian, dokter akan mendiagnosis dan meresepkan obat atau merujuk ke konseling.

Demikian penjelasan seputar kondisi psikologis setelah melahirkan hingga cara mengatasi dampak emosionalnya. Semoga bermanfaat!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online