TEMPO.CO, Jakarta - Hasil hitung cepat atau quick count pemilihan wali kota Depok 2024, mencatatkan duet yang diusung PKS dan Golkar, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq, kalah dari pesaingnya Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Supian-Chandra adalah calon yang diusung Partai Nasdem, PAN, PKB, Gerindra, PPP, PDIP, Demokrat, Perindo, Partai Buruh, Gelora, Partai Ummat, dan PSI.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mengatakan kekalahan PKS di Depok menjadi sinyal bakal berakhirnya dominasi PKS di Depok selama dua dekade.
Menurut dia, terdapat banyak faktor yang menyebabkan PKS tak lagi memiliki taji di wilayah yang dijuluki sebagai Kota Belimbing itu. Dorongan perubahan menjadi faktor yang menyebabkan Imam-Ririn tak begitu banyak memperoleh suara.
"Kejenuhan masyarakat terhadap hasil pemerintahan PKS di Depok menjadi faktor Utama yang menyebabkan perolehan suara Imam-Ririn cenderung rendah," kata Agung saat dihubungi, Sabtu 30 November 2024.
Agung mengatakan, pelbagai persoalan dalam tata pemerintahan Kota Depok yang belakangan menyeruak, tak maksimal dibenahi PKS. Misalnya perihal infrastruktur dan solusi kemacetan.
Persoalan tersebut, kata dia, sedikit banyak berdampak signifikan terhadap partisipasi masyarakat untuk memilih PKS. Sebab, dengan persoalan yang tak kunjung selesai membuat tingkat kejenuhan masyarakat meningkat.
"Ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang dikelola selama dua dekade terus terakumulasi, sehingga dorongan perubahan pun kian menguat di masyarakat," ujar dia.
Peneliti Politik dari Populi Center Usep Saepul Ahyar berpendapat serupa dengan Agung. Ia mengatakan, ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan yang dikelola PKS menjadi penyebab kalahnya duet Imam-Ririn di Pilwalkot Depok.
Meski begitu, kata Usep, terdapat faktor lain yang menyebabkan dominasi PKS di Depok terancam runtuh. Faktor tersebut, misalnya, PKS dinilai inkonsistensi terhadap sikap politik dan pengusungan calon di pilkada.
Pada periode ini, PKS menjadi bagian pendukung pemerintahan Prabowo Subianto, setelah pada dua periode pemerintahan sebelumnya berpredikat sebagai partai yang berada di luar pemerintahan atau oposisi.
"Kekecewaan terhadap sikap politik PKS ini juga cenderung besar, terutama di wilayah lumbung suara PKS seperti di Jakarta dan Jawa Barat," ujar Usep.
Merujuk hasil quick count yang dirilis VoxPol Center, duet Imam-Ririn memperoleh 46,81 persen suara atau lebih rendah dari perolehan suara Supian-Chandra yang memperoleh 53,19 persen suara.
Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan partainya menunggu hasil rekapitulasi suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menyebut, PKS akan menerima apa pun hasil untuk Pilwalkot Depok. "Kami biasa saja, yang namanya konstestasi kan ada menang ada kalah," kata Mabruri.