ASI Terasa Asin, Normalkah? Kenali 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

1 month ago 6

Jakarta -

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan ideal bagi bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan. ASI mengandung nutrisi yang berfungsi untuk melindungi tubuh Si Kecil dari penyakit, Bunda.

Sebagai makanan bayi, ASI memiliki rasa yang unik. Rasa ASI dapat asin atau bervariasi tergantung dengan faktor-faktor yang berasal dari Bunda dan bayi.

Lantas, apakah normal ASI terasa asin? Apa saja yang menyebabkan perubahan rasa pada ASI ya?

Simak penjelasan lengkap dari Bubun berikut ini!

Penyebab rasa ASI asin

Ada lima hal yang dapat menyebabkan rasa ASI asin atau perubahan rasa pada ASI, yakni:

1. Makanan yang Bunda konsumsi

Apa yang Bunda konsumsi bisa saja memengaruhi bau dan rasa ASI. Terdapat beberapa makanan dengan rasa unik yang mempengaruhi rasa ASI, misalnya makanan mengandung natrium tinggi dapat membuat ASI terasa asin.

"Jika seorang ibu makan berbagai macam makanan yang berbeda selama kehamilan, itu mengubah rasa dan bau cairan ketuban yang terpapar dan tercium oleh bayi di dalam rahim. Begitu juga dengan ASI. Pada dasarnya, menyusui adalah langkah selanjutnya dari cairan ketuban ke dalam ASI," kata ahli laktasi di Chicago, Amerika, Paula Meier, Ph.D, dikutip dari Parents.

Meski rasa ASI berubah, Bunda yang menyusui tetap bisa mendapatkan manfaatnya untuk Si Kecil. Perubahan rasa ASI dapat menjadi salah satu alasan mengapa bayi yang disusui cenderung menikmati variasi makanan dan rasa, dibandingkan bayi yang diberi susu formula saat mereka mulai konsumsi makanan padat.

2. Menyusui saat hamil

Rasa ASI juga dapat berubah pada ibu hamil yang tengah menyusui. Menurut konselor laktasi, F.B. Monika dalam Buku Pintar ASI dan Menyusui, tubuh Bunda mulai memproduksi kolostrum sejak kehamilan trimester kedua atau tahap laktogenesis I.

Pada kondisi tersebut, anak dapat merasakan perbedaan rasa ASI menjadi lebih asin dibandingkan ASI matang yang biasa diminumnya. Hal tersebut terjadi karena kandungan sodium dan protein dalam ASI meningkat, sementara konsentrasi glukosa, laktosa dan potasium secara bertahap menurun.

"Ada bayi yang menolak untuk menyusui untuk sementara waktu dan banyak bayi yang juga tidak mempermasalahkan perubahan rasa ASI ini," tulis Monika.

3. Olahraga

Beberapa ahli berpendapat bahwa saat Bunda melakukan olahraga berat, tubuh akan memproduksi asam laktat, yang dapat memengaruhi rasa ASI. Namun, penelitian lain di jurnal Pediatrics tahun 2002 menemukan bahwa olahraga sedang atau bahkan berat saat menyusui tidak memengaruhi penerimaan bayi terhadap ASI.

Kemungkinan, rasa ASI yang asin berasal dri keringat yang menempel pada kulit. Beberapa bayi mungkin akan menolak untuk menyusu setelah ibunya berolahraga karena perubahan rasa ASI ini.

"Jika mendapati bahwa bayi menolak untuk menyusu setelah ibunya berolahraga, mungkin karena keringat telah membuat kulit di payudara terasa asin," ujar konsultan laktasi Kate Shand, dilansir Baby Center.

4. Mastitis

Mastitis adalah masalah menyusui yang masih dialami banyak Bunda. Mastitis terjadi ketika bakteri masuk ke payudara atau karena saluran ASI tersumbat. Gejalanya dapat berupa nyeri payudara, bengkak, atau tanda mirip flu seperti demam hingga menggigil.

"Saluran ASI tersumbat dapat menyebabkan mastitis. Akibatnya, puting pecah-pecah dan meningkatkan risiko infeksi payudara," kata psikolog dan perawat, Debra Rose Wilson, Ph.D., melansir dari Healthline.

Infeksi pada mastitis dapat menyebabkan perubahan rasa ASI, Bunda. Bayi dapat menolak untuk menyusui karena rasa asin yang ditimbulkan.

5. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat dapat memengaruhi bau dan rasa ASI, termasuk mengubah rasa menjadi asin. Selain dapat mengubah rasa ASI, hampir semua obat yang dikonsumsi Bunda dapat ditransfer ke ASI hingga berdampak pada bayi.

Sebelum konsumsi obat, Bunda menyusui sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter ya. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan ibu menyusui untuk memberi tahu dokter anak tentang semua obat yang mereka minum, termasuk produk herbal. Kelas obat tertentu dapat menimbulkan masalah, baik karena akumulasi dalam ASI atau karena efeknya pada bayi atau ibu menyusui.

ASI PerahIlustrasi ASI Perah/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Rasa ASI yang normal

Shand mengatakan bahwa rasa ASI dapat bervariasi. Tetapi, rasa ASI paling sering digambarkan sengat manis. Kandungan laktosa yang menyusui sekitar 7 persen ASI membuat rasanya manis seperti gula, Bunda.

Menurut tinjauan yang diterbitkan dalam Current Biology tahun 2013, bayi memiliki preferensi bawaan untuk menyukai rasa manis ASI. Hal tersebut juga menandakan bahwa makanan yang dikonsumsinya memiliki nutrisi yang bermanfaat.

"Bayi secara naluri akan menolak rasa pahit, atau yang terkait dengan hal-hal berbahaya seperti zat racun," ungkap Shand.

Rasa ASI juga dapat berubah menyesuaikan kebutuhan bayi, Bunda. Rasanya dapat berbeda-beda pada setiap ibu, dari satu sesi menyusui ke sesi berikutnya, bahkan dari awal hingga akhir menyusui.

"ASI berubah untuk memenuhi kebutuhan bayi Anda, mengandung nutrisi yang tepat dalam rasio yang tepat di setiap tahap pertumbuhan," kata Shand.

Rasa ASI yang diproduksi pertama kali atau kolostrum, misalnya, tidak terlalu manis karena kandungan proteinnya yang tinggi sementara lemak dan laktosanya lebih rendah. Sedangkan, ASI matur yang keluar beberapa hari setelah lahir akan mengandung banyak gula dan rasanya lebih manis. Rasa ASI matur juga bisa berbeda-beda, tergantung pada sejumlah faktor, termasuk waktu menyusui dan apa yang Bunda makan.

ASI matur adalah kombinasi foremilk dan hindmilk. Ketika bayi menyusu, ASI pertama yang keluar dari payudara adalah foremilk. Foremilk berbentuk tipis, berair, dan rendah lemak dan kalori. Saat bayi terus menyusui, hindmilk akan keluar dan berbentuk lebih tebal, creamy, tinggi lemak, dan kalori.

Sebuah penelitian di Journal of Dairy Science tahun 2019 menemukan bahwa rasa manis foremilk dan hindmilk serupa. Tetapi, rasa hindmilk seperti rasa vanila yang kuat.

Cara mengatasi perubahan rasa ASI

Perubahan rasa ASI adalah hal normal, Bunda. Namun, bila perubahan ini membuat bayi menolak menyusu, maka Bunda perlu mencari tahu penyebabnya.

Berikut beberapa cara mengatasi perubahan rasa ASI yang membuat bayi menolak menyusu:

  1. Membatasi asupan makanan yang bisa memengaruhi rasa ASI, seperti makanan asin atau tinggi natrium.
  2. Jangan konsumsi obat sembarangan atau tanpa resep dokter selama menyusui.
  3. Menghangatkan ASI perah dengan tepat.
  4. Gunakan peralatan untuk ASI perah yang benar.
  5. Sebelum menyusui Si Kecil, Bunda sebaiknya membersihkan diri (mandi) setelah olahraga.
  6. Konsultasi ke dokter bila mengalami keluhan mastitis.

Demikian serba-serbi terkait perubahan rasa ASI dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online