Benarkah Posisi IUD Dapat Bergeser karena Miom? Ini Penjelasan Dokter

5 days ago 13

Jakarta -

Kontrasepsi IUD (intrauterine device) merupakan salah satu pilihan KB dengan efektivitas tinggi untuk menunda kehamilan. Kontrasepsi ini juga dapat digunakan dalam jangka waktu lama, Bunda.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Aida Riyanti, Sp. O.G, Subsp. F.E.R, MSc.Rep, KB IUD terdiri dari dua jenis, yakni IUD hormonal dan non-hormonal. KB IUD hormonal mengandung hormon progestin yang dilepaskan secara gradual setiap harinya. Sementara itu, KB non-hormonal adalah alat plastik kecil berbentuk 'T' yang dibungkus tembaga atau cuprum.

Kedua jenis KB tersebut memiliki cara kerja yang sama, yakni mencegah kehamilan dengan membuat lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga sperma sulit menembus masuk dan melakukan pembuahan. IUD juga membuat suasana rahim menjadi tidak ideal untuk sperma masuk dan embrio melakukan implantasi.

"Efektivitas KB IUD hormonal, terutama jenis Mirena sekitar 99,5 persen dalam menunda kehamilan. Artinya, angka kegagalan penggunaan kontrasepsi ini sekitar 0,5 persen," kata Aida kepada HaiBunda, belum lama ini.

"Sedangkan, efektivitas KB IUD Copper T (IUD non-hormonal) sekitar 99 persen, dengan angka kegagalan 0,8 hingga 1 persen," sambungnya.

Meski memiliki efektivitas yang cukup tinggi, bukan berarti Bunda tidak bisa hamil setelah menggunakan IUD ya. Peluang hamil yang kecil dapat disebabkan karena bergesernya IUD di dalam rahim.

Penyebab pasti posisi IUD bergeser belum diketahui secara pasti. Namun, dikatakan dari beberapa jurnal penelitian, ada beberapa kemungkinan penyebab hamil lagi saat memakai KB IUD. Salah satunya adalah kontraksi berlebihan dari otot rahim pada perempuan yang memiliki miom dan sedang haid.

"Bunda dengan miom yang sedang haid juga dapat mengalami kontraksi otot rahim. Kondisi tersebut juga dapat menggeser posisi IUD," ujar Aida.

Ilustrasi USGIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Miom dapat menyebabkan IUD bergeser

Miom memang bisa menjadi penyebab IUD bergeser, Bunda. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Contraception tahun 2010, ditemukan bahwa pengguna IUD dengan miom (fibroid rahim) lebih mungkin mengalami IUD bergeser atau keluar yang tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki miom.

Studi menemukan, setelah pemasangan IUD, kebanyakan perempuan dengan miom rahim cenderung mengalami sedikit kehilangan darah saat haid. Sementara itu, kadar hemoglobin, hematokrit, dan feritin serumnya menjadi lebih tinggi, Bunda.

"Ada kekhawatiran bahwa penggunaan IUD oleh perempuan dengan fibroid rahim dapat meningkatkan perdarahan rahim atau risiko pengeluaran alat kontrasepsi. Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk mengevaluasi bukti mengenai keamanan dan efektivitas penggunaan IUD di antara perempuan yang memiliki fibroid rahim," demikian kata tim penulis.

Sementara itu, menurut studi yang diterbitkan di American Journal of Obstetrics and Gynecology tahun 2019 menunjukkan adanya hubungan positif dari peningkatan jumlah fibroid (miom), khususnya fibroid submukosa, dengan kesalahan posisi IUD di dalam rahim, seperti halnya gejala perdarahan, nyeri, dan benang IUD yang hilang pada saat pemeriksaan.

Kondisi miom secara khusus memang dapat menyebabkan otot rahim berkontraksi menjadi lebih kuat, Bunda. Dilansir laman Healthline, kontraksi yang sangat kuat tersebut dapat menjadi salah satu penyebab IUD bergeser.

Tanda dan penyebab lain IUD bergeser

Selain karena miom, posisi IUD juga dapat bergeser karena beberapa penyebab, seperti kontraksi setelah bayi lahir dan menyusui. Posisi IUD bergeser dapat menimbulkan gejala pada beberapa Bunda, yakni:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
  • Kram perut bagian bawah
  • Gangguan siklus haid, misalnya menjadi lebih panjang atau volume darah yang keluar menjadi lebih banyak

Hal penting yang perlu diingat saat menggunakan KB IUD

Risiko KB IUD yang bergeser dapat ditekan dengan melakukan langkah pencegahan, yaitu:

  1. Kontrol rutin ke dokter setelah pemasangan IUD, lalu satu kali per tahun, atau ketika Bunda mengalami keluhan, seperti gangguan haid dan rasa nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual.
  2. Mengganti KB IUD yang akan kedaluwarsa sesuai dengan rekomendasi dokter. Banyak pakar menyarankan untuk mengganti IUD setelah enam tahun untuk meninimalkan risikonya.

Demikian penjelasan terkait miom yang disebut dapat menyebabkan IUD bergeser. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online