Ciri-ciri Tidak Cocok Minum Pil KB Andalan Laktasi yang Perlu Diketahui Busui

1 month ago 11

Jakarta -

Ada banyak jenis alat KB yang bisa digunakan sebagai proteksi perempuan dari kehamilan, salah satunya pil KB. Tetapi, ada juga perempuan yang menggunakannya dan menunjukkan ciri-ciri tidak cocok minum pil KB andalan laktasi. Yuk, cari tahu apa saja tanda-tandanya, Bunda.

Penggunaan alat KB memang gampang-gampang susah mencari yang cocok dengan tubuh ya, Bunda. Apalagi, di masa menyusui yang membuat busui khawatir kalau alat KB justru memengaruhi pasokan ASI mereka.

Kapan mulai menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan?

Jika baru saja melahirkan dan saat ini sedang menyusui serta belum siap memiliki bayi lagi, Bunda mungkin perlu memikirkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat.

Secara keseluruhan,  alat kontrasepsi aman digunakan saat menyusui dan tidak akan memengaruhi kesehatan Bunda atau bayi. Di luaran, banyak alat kontrasepsi yang dapat dimulai segera setelah melahirkan, termasuk alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan lengan, suntikan alat kontrasepsi, dan pil progestin saja.

Selama tiga minggu pertama setelah melahirkan, Bunda tidak boleh menggunakan metode yang mengandung hormon estrogen, seperti pil, patch, atau ring. Setelah enam minggu, Anda dapat mulai menggunakan salah satu dari obat-obatan ini untuk meminimalisasi risiko yang mungkin muncul.

Meskipun merupakan ide yang baik untuk mendiskusikan pilihan alat kontrasepsi dengan dokter sebelum melahirkan, Bunda masih memiliki waktu untuk memutuskan jenis mana yang tepat untuk Bunda pasca persalinan: Sebagian besar dokter menyarankan agar orangtua baru menghindari hubungan seks selama enam minggu saat pemulihan pasca persalinan.

Manfaat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi menjadi sebuah proteksi bagi perempuan untuk memberikan jeda atau jarak dari kelahiran anak yang satu ke anak yang berikutnya. Setidaknya, Bunda perlu menunggu setidaknya 1 setengah tahun sebelum Bunda hamil lagi. Ini memberi waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya dari kehamilan terakhir Bunda sebelum siap untuk kehamilan berikutnya.

Seperti diketahui, hamil lagi sebelum 18 bulan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu pada bayi, termasuk munculnya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi, dan berbagai risiko lainnya ya, Bunda.

Memang, penggunaan alat kontrasepsi sering dikhawatirkan para ibu menyusui karena dapat berpotensi mengurangi produksi ASI. Tetapi, ini biasanya hanya relevan jika metode hormonal yang mengandung estrogen digunakan seperti dikutip dari laman Very Well Health.

Estrogen dapat menurunkan produksi ASI dan menyebabkan Anda berhenti menyusui lebih awal daripada metode kontrasepsi nonhormonal atau progestin saja.

Jenis-jenis kontrasepsi

Di luaran, ada beragam jenis alat kontrasepsi yang bisa Bunda pilih sesuai preferensi dan kebutuhan. Berikut ini beberapa alat kontrasepsi yang bisa dipilih ya, Bunda:

1. IUD

IUD ialah  alat kontrasepsi plastik berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah pembuahan. Alat ini memberikan perlindungan selama tujuh tahun. Selain itu, alat ini bekerja secara lokal, melepaskan sejumlah kecil hormon langsung ke dalam rahim. Alat ini tidak memengaruhi kualitas atau kuantitas ASI.

2. Minipil

Minipil adalah pilihan kontrasepsi yang hanya mengandung progestin. Pil ini sangat efektif, tetapi harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama agar berhasil. Tingkat kegagalannya sedikit lebih tinggi untuk kontrasepsi dibandingkan dengan pil biasa, tetapi karena orang yang menyusui tidak terlalu subur, hal ini biasanya tidak menjadi masalah.

3. Pil KB

Ada dua jenis pil KB yang bisa digunakan yakni pil kombinasi dan pil progestin saja. Pil kombinasi adalah pil harian yang mengandung estrogen dan progestin, dan merupakan jenis pil KB yang paling umum. Namun, pil ini umumnya tidak direkomendasikan hingga sekitar enam minggu pasca persalinan karena mengandung estrogen, yang dapat menurunkan produksi ASI.

4. Implan

 implan lengan yang merupakan bentuk kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron. Pil ini praktis karena, setelah dimasukkan, Bunda tidak perlu melakukan apa pun untuk mencegah kehamilan. 

5. Suntik

KB suntik dapat membantu mencegah ovulasi, dan suntikan baru diperlukan setiap tiga bulan di lengan atau bokong. Bunda bisa mendapatkan suntikan pertama segera setelah melahirkan.

Ciri-ciri tak cocok minum pil KB Andalan Laktasi

Bagi para pejuang ASI, penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi memang cukup banyak dipilih ya, Bunda. Selain simpel, alat KB ini juga tergolong efektif memproteksi kehamilan. Hanya saja, sebagian perempuan sering kali tidak cocok minum pil KB andalan laktasi. Yuk, cari tahu apa saja ciri-cirinya saat tidak cocok menggunakan alat KB ini, Bunda:

1. Migrain

Mengalami sakit kepala atau migrain usai menggunakan pil KB mungkin menjadi salah satu ciri bahwa Bunda tidak cocok menggunakan alat KB tersebut ya, Bunda. Segera hentikan dan konsultasikan dengan bidan atau dokter mengenai alat KB yang lebih tepat untuk Bunda.

2. Mengalami bercak darah

Jika Bunda masih mengalami bercak setelah beberapa bulan, sebaiknya segera hentikan pemakaian KB tersebut seperti dikutip dari laman Glamour.

Pil Kb juga berpotensi memengaruhi gairah seks seseorang. Jika Bunda menyadari libido terasa lebih rendah sejak memulai penggunaan pil KB, segera berallih ke alat KB lainnya ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online