Jakarta -
Pil KB sering digunakan sebelum dan terkadang selama kehamilan. Lantas, adakah efek samping minum pil KB sebelum punya anak dan benarkah bahayakan janin di kemudian hari?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB sebelum kehamilan dapat meningkatkan risiko dampak pernapasan pada anak, tetapi datanya tidak meyakinkan. Tidak ada penelitian yang menganalisis dua jenis Oral Contraceptive Pills (OCP), pil kombinasi estrogen-progestin dan pil progestin saja, secara terpisah.
Melalui studi bertajuk Norwegian Mother and Child Cohort Study (MoBa), para peneliti secara prospektif meneliti kaitan penggunaan OCP sebelum kehamilan, berdasarkan jenisnya, dengan infeksi saluran pernapasan bawah pada 60.225 anak yang diteliti hingga berusia 6 bulan, infeksi saluran pernapasan bawah dan mengi pada 42.520 anak yang diteliti hingga berusia 18 bulan, dan asma pada 24.472 anak yang diteliti hingga berusia 36 bulan seperti dikutip dari laman Ncbi.
Peneliti menggunakan regresi logistik untuk memperkirakan rasio peluang dan interval kepercayaan 95 persen secara kasar dan dengan penyesuaian untuk berbagai macam faktor pengganggu potensial. Pil kombinasi digunakan jauh lebih umum daripada pil progestin saja.
Efek samping minum pil KB
Dalam hal ini, mengonsumsi pil kombinasi sebelum kehamilan tidak dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bawah, mengi, atau asma. Penggunaan pil progestin saja pada tahun sebelum kehamilan memiliki sedikit hubungan positif dengan mengi pada usia 6–8 bulan dengan rasio peluang yang disesuaikan (interval kepercayaan 95 persen)=1,19 (1,05–1,34).
Studi tersebut pun menemukan bahwa penggunaan pil kombinasi sebelum kehamilan tidak berhubungan dengan hasil pernapasan. Ini memberikan kepastian bagi sebagian besar ibu yang menggunakan kontrasepsi oral sebelum hamil.
Hubungan kecil dengan penggunaan pil progestin saja dan hasil pernapasan dini mungkin mencerminkan bias yang tidak terkontrol atau bias lainnya, tetapi menunjukkan bahwa kedua jenis pil ini harus diperiksa secara terpisah dalam analisis pernapasan dan hasil masa kanak-kanak lainnya di masa mendatang.
Memang, pil KB kerap digunakan di kalangan perempuan usia reproduksi. Kehamilan yang diinginkan sering terjadi segera setelah menghentikan pil KB dan hampir dari setengah kehamilan yang tidak diinginkan terjadi saat perempuan menggunakan kontrasepsi.
Beberapa efek biologis OCP bertahan pada perempuan beberapa bulan hingga tahun setelah penghentian, seperti efek pada kadar hormon. Mengingat progesteron membantu mengatur perubahan lingkungan imunologis selama kehamilan, dapat dibayangkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung progestin sebelum kehamilan dapat mengganggu keseimbangan imunologis dan memengaruhi perkembangan pernapasan janin.
Wjst dan Dold pertama kali mendalilkan bahwa penggunaan OCP oleh ibu dapat meningkatkan risiko asma pada anak. Sejak saat itu, beberapa penelitian telah mendukung hubungan positif antara penggunaan OCP oleh ibu sebelum kehamilan dan risiko asma serta gangguan pernapasan lainnya pada anak-anak, tetapi datanya tidak meyakinkan.
OCP mencakup pil estrogen-progestin (disebut pil kombinasi) dan pil progestin saja (disebut pil mini). Pil mini yang jarang digunakan direkomendasikan untuk ibu menyusui dan perempuan dengan kontraindikasi atau efek samping klinis dari pil kombinasi.
Meskipun ada perbedaan, pil kombinasi dan pil mini belum pernah diteliti secara terpisah dalam penelitian sebelumnya tentang penggunaan OCP sebelum kehamilan dan dampak pernapasan pada anak-anak.
Apakah Pil KB sebabkan cacat lahir jika dikonsumsi di awal kehamilan?
Dikatakan Myra Wick, M.D, Ph.D bahwa mengonsumsi pil KB pada awal kehamilan tampaknya tidak meningkatkan risiko cacat lahir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB menjelang pembuahan dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, atau masalah saluran kemih pada bayi baru lahir. Namun, secara umum, penyedia layanan kesehatan belum melihat masalah tersebut terjadi seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.
Pil KB menurunkan risiko kehamilan dan pil KB juga mengurangi risiko sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim (kehamilan ektopik). Kehamilan ektopik paling sering terjadi di salah satu saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim (tuba fallopi). Jika perempuan hamil saat mengonsumsi pil KB progestin saja, yang terkadang disebut pil mini, ada kemungkinan sedikit lebih tinggi bahwa kehamilan tersebut akan menjadi ektopik.
Sebagai tindakan pencegahan, jika Bunda menduga hamil, lakukan tes kehamilan di rumah. Jika hasil tes tersebut positif, hentikan penggunaan pil KB. Jika tes kehamilan di rumah tidak memungkinkan, hentikan penggunaan pil KB hingga Bunda dapat menemui penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui apakah Bunda hamil. Sementara itu, gunakan metode kontrasepsi lain, seperti kondom.
Jika Bunda khawatir karena Bunda mengonsumsi pil KB sebelum mengetahui bahwa Bunda hamil, bicarakan dengan dokter mengenai hal tersebut. Namun, ketahuilah bahwa risiko cacat lahir sangat kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)