Fatty liver cenderung rentan terjadi pada perempuan. Yuk pahami lebih jauh penyebab hingga gejala perlemakan hati yang berisiko pada perempuan.
Fatty liver atau perlemakan hati adalah kondisi medis di mana terdapat penumpukan lemak di dalam sel-sel hati. Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan, terutama yang memiliki gaya hidup tidak aktif atau pola makan tinggi lemak dan gula.
Penyakit hati berlemak biasanya muncul pada perempuan dan pria dengan gejala yang sama. Akan tetapi, penelitian menemukan bahwa risiko pada perempuan meningkat secara signifikan setelah menopause.
Para peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormonal, termasuk peningkatan kadar testosteron pada perempuan. Fatty liver sering kali tidak menunjukkan gejala yang signifikan diawal kemunculannya sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya.
Tanpa penanganan, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit hati yang lebih serius, seperti peradangan bahkan sirosis hati. Kondisi fatty liver umumnya dikaitkan dengan gangguan metabolisme tubuh dan sering dialami oleh Bunda yang memiliki diabetes tipe 2 atau obesitas.
Perempuan yang mengalami perubahan hormonal, seperti selama kehamilan atau menopause, juga lebih rentan terkena fatty liver. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan bisa memicu terjadinya fatty liver.
Untuk itu, penting untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu fatty liver, penyebab, gejala, cara mengobati, hingga pencegahannya. Mengutip dari Healthline, berikut serba-serbi fatty liver yang lebih rentan menyerang perempuan.
Apa itu fatty liver atau perlemakan hati?
Fatty liver atau perlemakan hati adalah kondisi ketika hati menyimpan lemak lebih dari 5 persen sampai 10 persen dari berat total organ tersebut. Hati yang sehat seharusnya mengandung sangat sedikit atau tidak mengandung lemak sama sekali.
Jika Bunda minum terlalu banyak alkohol atau makan terlalu banyak, tubuh mengatasi kelebihan ini dengan mengubah sebagian kalori menjadi lemak. Lemak kemudian disimpan dalam sel-sel hati.
Jika lemak membentuk lebih dari 5 persen hingga 10 persen dari total berat hati Bunda maka menderita fatty liver. Terdapat dua jenis fatty liver, yaitu nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) yang disebabkan oleh faktor selain alkohol dan alcoholic fatty liver disease (AFLD), penyebabnya konsumsi alkohol berlebihan.
Pada kasus NAFLD, kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria, terutama Bunda yang mengalami obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik. Hati berlemak menjadi umum terjadi karena banyak dari Bunda yang mengonsumsi kelebihan gula dan lemak tambahan. Sekitar 1 dari setiap 3 orang dewasa Australia menderita penyakit fatty liver.
Penyebab fatty liver atau hati berlemak
Beberapa penyebab utama fatty liver meliputi pola makan tinggi lemak dan gula, obesitas, serta kurangnya aktivitas fisik. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh resistensi insulin dan faktor genetik yang membuat seseorang lebih rentan mengembangkan lemak dalam hati.
Hati berlemak biasanya disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor dalam jangka waktu yang lama. Penyebab paling umum dari hati berlemak, meliputi:
- Obesitas atau kelebihan berat badan terutama di sekitar perut.
- Mengidap diabetes melitus tipe 2 atau resistensi insulin.
- Mengidap kolesterol darah tinggi atau trigliserida tinggi.
- Mengonsumsi terlalu banyak alkohol.
Penyebab yang kurang umum dari fatty liver, meliputi:
- Tiroid yang kurang aktif.
- Obat-obatan tertentu.
- Mengidap polycystic ovary syndrome (PCOS)
- Beberapa orang juga dapat mengalami hati berlemak karena komplikasi yang berkembang di akhir kehamilan.
Kondisi hormonal seperti selama kehamilan atau menopause pada perempuan juga menjadi pemicu terbentuknya lemak berlebih di hati. Dalam sebuah studi 2021 yang melibatkan hampir 17 ribu orang di Jepang, yang dilakukan selama 1 tahun, para peneliti menemukan penyakit hati berlemak secara signifikan lebih umum terjadi pada laki-laki daripada pada perempuan.
Meski demikian, penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan berusia 50 hingga 59 tahun memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan di kelompok usia lainnya. Atas dasar ini, para peneliti berpendapat bahwa ada bukti signifikan yang menunjukkan bahwa hormon seks berperan dalam perkembangan penyakit hati berlemak.
Secara khusus, peningkatan kadar testosteron serum tampaknya meningkatkan risiko terkena penyakit hati. Ada juga peningkatan risiko fatty liver pada perempuan dengan PCOS, suatu kondisi yang sebagian ditandai oleh kadar estrogen rendah.
Gejala fatty liver pada perempuan
Gejala fatty liver pada perempuan sering kali tidak disadari karena banyak penderitanya tidak menunjukkan tanda-tanda khusus di tahap awal. Beberapa gejala yang mungkin muncul, seperti kelelahan yang berkepanjangan, nyeri pada bagian kanan atas perut, serta penurunan nafsu makan.
Pada kasus yang lebih lanjut, bisa muncul gejala seperti pembesaran hati, mual, serta kulit dan mata yang terlihat kuning. Jika tidak ditangani, penyakit hati berlemak dapat menyebabkan sirosis, suatu kondisi yang melibatkan jaringan parut pada hati.
Sirosis dapat menyebabkan gejala-gejala seperti:
- Sakit perut
- Penurunan berat badan yang tidak terduga
- Kehilangan selera makan
- Mual
- Kulit menguning (penyakit kuning)
- Urine berwarna gelap
- Tinja pucat
- Kelompok pembuluh darah yang terlihat seperti jaring laba-laba
- Gatal pada kulit
- Pembengkakan pada kaki (edema)
- Disorientasi
Sirosis dapat mengancam jiwa. Jika Bunda mengalami beberapa gejala di atas harus berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin.
Cara mengobati fatty liver
Mengobati fatty liver biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik. Menghindari konsumsi alkohol dan memperbaiki pola makan dengan mengurangi asupan lemak serta gula juga sangat penting.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengontrol kadar lemak dan gula dalam darah. Selain itu, menjaga berat badan ideal dan mengelola stres juga berperan penting dalam proses pemulihan.
Berikut pengobatan utama penyakit hati berlemak yang bisa dicoba di rumah.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur, setidaknya 30 menit sehari hampir setiap hari.
- Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan rendah lemak jenuh dan lemak trans.
- Mengurangi kalori untuk mencapai berat badan ideal.
- Membatasi atau menjauhi alkohol jika Bunda memang rutin minum.
- Menghindari, jika memungkinkan, obat-obatan atau suplemen yang dapat merusak hati seiring waktu (misalnya saja, ibuprofen).
Jika penyakitnya berkembang, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan lain, termasuk:
- Obat untuk mengobati kondisi yang mendasarinya seperti kolesterol tinggi atau diabetes.
- Prosedur pembedahan seperti operasi bariatrik untuk menurunkan berat badan.
- Transplantasi hati sebagai pilihan terakhir
Meskipun menopause adalah proses alami yang tidak memerlukan perawatan khusus, mengelola beberapa efek samping dapat membantu meredakan ketidaknyamanan dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan lainnya.
Para ahli menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memasukkan suplemen baru ke dalam pola makan Bunda untuk menghindari komplikasi akibat fatty liver.
Tanda sembuh dari fatty liver
Salah satu tanda bahwa fatty liver mulai sembuh adalah berkurangnya kadar lemak yang menumpuk di hati yang biasanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan pencitraan seperti USG atau MRI. Penderita juga mungkin akan merasakan peningkatan energi, serta gejala seperti mual atau nyeri perut yang berkurang.
Pemeriksaan rutin dengan dokter sangat disarankan untuk memastikan perkembangan kondisi hati yang optimal.
Cara mencegah fatty liver
Pencegahan fatty liver melibatkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Rutin berolahraga, menjaga pola makan seimbang dengan mengurangi lemak jenuh, serta membatasi konsumsi alkohol adalah langkah utama yang sangat disarankan.
Mempertahankan berat badan ideal penting, terutama bagi perempuan yang rentan mengalami penumpukan lemak di area hati. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika memiliki faktor risiko seperti diabetes atau obesitas, dapat membantu mendeteksi fatty liver sejak dini sehingga dapat segera ditangani.
Menerapkan gaya hidup sehat bukan hanya bermanfaat untuk mencegah fatty liver namun juga menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)