Ini yang Terjadi pada Otak Anak saat Tidur, Ternyata...

1 month ago 6

Bunda mungkin mengira terlalu banyak tidur akan menyebabkan hal yang negatif. Namun, tidur menjadi waktu penting bagi otak anak, lho.

Selama tidur, otak sangat aktif untuk melakukan hal-hal yang penting. Ketika anak tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, otaknya mungkin tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya.

"Otak sebenarnya sangat aktif selama tidur untuk melakukan hal-hal yang penting, bukan hanya untuk istirahat. Jika Anda tidak tidur, Anda tidak akan berfungsi sebagaimana seharusnya," kata Carl W. Bazil, MD, PhD, Profesor Neurologi Caitlin Tynan Doyle di Columbia University Medical Center, mengutip dari laman NBC News.

Para ilmuwan sepakat bahwa ada empat tahap tidur yang akan dialami anak setiap malamnya. Tiga tahap yang pertama membentuk apa yang disebut dengan tidur non-rapit eye motion (REM) dan yang keempat adalah tidur REM di mana mimpi terjadi.

Ada berbagai hal yang bisa terjadi pada otak sesuai dengan fasenya. Lantas, seperti apa penjelasannya?

Hal yang terjadi pada otak ketika anak tidur

Ketika anak tertidur, ada berbagai hal yang terjadi pada otaknya, Bunda. Menilik dari laman Medical News Today, berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Otak mengubah gelombang aktif menjadi ritme lambat

Pada tahap non-REM, tubuh dan otak akan bertransisi dari terjaga ke tidur. Otak pun mengubah osilasi listriknya dari pola gelombang otak yang aktif dan terjaga menjadi ritme yang lebih lambat.

Tidak hanya itu, tonus otot di seluruh tubuh ikut menjadi rileks. Ini adalah fase di mana tubuh mungkin bergerak-gerak saat kita memasuki fase tidur.

2. Gelombang otak melambat

Pada tahap non-REM yang kedua, melibatkan penurunan suhu tubuh, detak jantung, serta pernapasan dan gelombang otak menjadi lebih lambat. Semburan singkat aktivitas listrik di otak mungkin masih menjadi ciri khas pada tahapan tidur ini.

3. Aktivitas otak turun di titik terendah

Tahap ketiga dari tidur non-REM adalah tahap tidur nyenyak, Bunda. Ini adalah yang dibutuhkan oleh tubuh agar bangun dengan perasaan segar dan pulih. Pada tahap ini, detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak, akan turun ke titik yang paling rendah.

Setelahnya, anak akan memasuki tahap tidur REM. Ini adalah tidur ringan yang dipenuhi mimpi. Menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke, tidur REM terjadi sekitar 90 menit setelah anak tertidur.

Tidur REM berlangsung kira-kira 10 menit untuk pertama kalinya dan meningkat di setiap siklus REM. Ini juga disebut dengan gerakan mata cepat karena mata benar-benar bergerak cepat di balik kelopak mata yang tertutup.

Selama anak berada di fase tidur REM, pernapasannya menjadi lebih cepat dan tidak teratur. Tidak hanya itu, tekanan darahnya meningkat ketika mendekati saat bangun tidur.

Lantas, apa manfaat tidur bagi kesehatan otak?

Manfaat tidur bagi otak

Ilustrasi Anak Tidur

Ilustrasi Anak Tidur/Foto: iStock

Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan otak ketika anak tertidur. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Tidur dapat membentuk memori

Banyak studi yang meneliti hubungan antara tidur dan pembelajaran atau pembentukan memori, Bunda. Para ilmuwan mengetahui dengan pasti bahwa tidur sangat penting untuk pembelajaran.

2. Tidur membantu otak belajar dan fleksibel

Para peneliti merusak tahap tidur nyenyak non-REM peserta penelitian setelah meminta mereka mempelajari serangkaian gerakan baru. Para ilmuwan pun memantau aktivitas otak peserta, khususnya bagian korteks motorik.

Tim yang dipimpin oleh para ilmuwan Swiss ini menemukan bahwa tidur yang nyenyak mengakibatkan penurunan efisiensi belajar. Para peneliti menjelaskan bahwa hasil ini bergantung pada sinapsis (titik temu neuron satu dan neuron lain) otak dan peran mereka dalam belajar.

“Di wilayah otak yang sangat bersemangat, efisiensi pembelajaran sudah jenuh dan tidak dapat diubah lagi, sehingga menghambat pembelajaran keterampilan motorik,” kata Nicole Wenderoth, seorang profesor di Departemen Ilmu dan Teknologi Kesehatan di ETH Zurich sekaligus salah satu penulis penelitian tersebut, mengutip Medical News Today.

“Kami telah mengembangkan metode yang memungkinkan kami mengurangi kedalaman tidur di bagian tertentu di otak dan dengan demikian membuktikan hubungan sebab akibat antara tidur nyenyak dan efisiensi belajar,” kata rekan penulis studi Prof. Reto Huber.

Banner Perbedaan Operasi Caesar

3. Tidur membantu otak membentuk ingatan baru

Studi lain menunjukkan bahwa tidur tidak hanya memungkinkan otak mempelajari hal-hal baru, Bunda. Tidur juga membuat otak melupakan hal-hal yang baru.

Studi di tahun 2017 memantau aktivitas listrik otak para relawan menggunakan electroencephalogram (EEG). EEG menangkap spindle sleep (gangguan tidur) yang terjadi ketika otak yang sedang tidur mempelajari suara-suara baru.

Setiap sesi tidur berakhir, peneliti meminta peserta untuk mendengarkan kembali rangkaian suara dan mengenalinya. Ketika dihadapkan pada suara-suara baru selama tidur nyenyak non-REM, mereka mengalami kesulitan mengenali urutan suara saat terjaga.

Temuan ini menunjukkan bahwa tidur nyenyak non-REM bukan untuk mempelajari hal-hal baru, melainkan untuk menekan informasi.

"(Kejutan) terbesar datang dari kemampuan otak untuk melupakan pembelajaran. Jadi, tampaknya selama tidur, kita bisa membentuk ingatan baru, belajar, atau melakukan sebaliknya: menekan ingatan dan melupakan," tutur Thomas Andrillon, penulis pertama studi tersebut.

Demikian informasi tentang hal yang terjadi pada otak ketika anak tidur, Bunda. Semoga bisa memberikan informasi, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan juga video tanda anak kurang tidur dan cara mengatasinya berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online