Jakarta -
Kasus flu Singapura kembali mengalami peningkatan di Indonesia pada beberapa bulan lalu, Bunda. Menurut data dari Kementerian Kesehatan tahun 2024, tercatat setidaknya ada lebih dari lima ribu pasien yang terinfeksi penyakit ini.
Hal ini turut diungkapkan oleh Ketua Satgas COVID PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Erlina Burhan. Ia menyebut bahwa beberapa kasus ditemui di Banten hingga Depok.
"Januari sampai Maret 2024 ini juga laporan dari Dinas Kesehatan. Banten dan baru-baru ini juga ada berita kita peroleh bahwa ada 14 kasus suspek seluruh flu Singapura di Depok. Nah ini dari Dinas Kesehatan Depok dan 10 orang di antaranya dirawat di satu rumah sakit," ujarnya dalam konferensi pers dikutip dari laman CNNIndonesia, beberapa waktu lalu.
Apa itu flu Singapura?
Mengutip dari situs resmi yankes.kemkes.go.id, flu Singapura merupakan penyakit infeksi virus yang biasanya menyerang anak-anak, Bunda. Infeksi ini sering kali disebabkan oleh Coxsackievirus A 16 (CVA16) dan Enterovirus 71 (EV-71).
Virus ini dapat ditularkan melalui jalur oral maupun fekal. Tidak hanya itu, proses penularannya juga bisa terjadi melalui udara atau kontak langsung dengan cairan yang keluar dari tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur, cairan sepuhan, maupun feses.
Kapan flu Singapura dianggap berbahaya?
Dikutip dari laman Mayo Clinic, flu Singapura umumnya memperlihatkan gejala yang ringan. Penyakit ini biasanya hanya menyebabkan demam dan gejala ringan selama beberapa hari.
Meski begitu, segera hubungi dokter ketika anak mengidap kondisi ini di usia di bawah enam bulan, ya. Hal ini karena anak masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Selain itu, flu Singapura juga dianggap berbahaya ketika anak memiliki sariawan atau sakit tenggorokan yang membuat mereka kesulitan minum. Hubungi juga penyedia kesehatan jika gejala yang terlihat pada anak tidak membaik setelah 10 hari.
Berapa lama sembuh dari flu singapura?
Menilik dari laman Kemenkes RI, kebanyakan pasien yang mengidap flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya. Masa inkubasinya pun sekitar tiga sampai enam hari.
Flu Singapura pun bersifat self-limiting yang bisa sembuh dalam waktu tujuh sampai 10 hari. Masa penyembuhan ini bergantung pada sistem imun masing-masing anak karena belum ditemukan anti-virus yang spesifik.
Mereka yang mengidap flu Singapura akan menularkan penyakit ini pada satu minggu pertama. Kondisi ini juga bisa terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah sembuh bahkan tanpa gejala.
Apakah boleh mandi saat terkena flu Singapura?
Mengutip laman Vinmec International Hospital, anak dengan flu Singapura perlu membersihkan tubuh mereka setiap hari. Oleh karena itu, mereka perlu mandi dengan bersih untuk menghilangkan bakteri dan virus serta membantu mencegah superinfeksi.
Meski begitu, sebaiknya proses memandikan anak ini dilakukan dengan hati-hati, Bunda. Pastikan tempat mandi harus kedap udara dengan cara menutup pintu kamar mandi untuk membatasi angin yang masuk.
Air yang digunakan pun harus hangat dan gunakan sabun antibakteri khusus anak-anak, ya. Gunakan kain lembut untuk menyerap air dan basuh seluruh tubuh anak dengan lembut.
Gunakan handuk kering untuk menyeka anak. Jangan sampai Si Kecil basah kuyup, Bunda.
Apakah orang yang sudah terkena flu Singapura bisa tertular lagi?
Anak bisa terkena penyakit flu Singapura lebih dari satu kali, Bunda. Menilik dari laman Healthline, hal ini karena flu Singapura disebabkan oleh beberapa jenis virus. Meski anak pernah tertular, mereka dapat tertular kembali.
Ketika anak pulih dari infeksi virus, mereka menjadi kebal terhadap virus tersebut. Ini berarti, tubuh akan mengenali virus dan mampu melawannya. Sehingga, gejalanya akan lebih ringan dan mirip seperti flu atau pilek biasa.
Ketika Bunda merasa Si Kecil tertular flu Singapura untuk kedua kalinya, segera pergi ke dokter, ya. Bukan tanpa alasan, bisa saja mereka mengalami penyakit lain dengan gejala serupa seperti ruam. Dengan pergi ke dokter, Si Kecil akan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisinya.
Penyebab flu Singapura pada anak
Penularan flu Singapura sangat cepat terjadi terutama pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Umumnya, penularan terjadi ketika anak berada di tempat penitipan ataupun sekolah.
Anak dapat terinfeksi serta tertular karena sistem imun di dalam tubuhnya masih sangat lemah. Oleh karena itu, Bunda dan Ayah perlu melakukan deteksi dini untuk mengetahui kondisi anak. Selain itu, penting juga untuk menambah informasi mengenai flu Singapura termasuk cara pencegahan penularan pada anak.
Faktor risiko flu Singapura
Menurut laman WebMD, faktor risiko utama pada penyakit flu Singapura adalah usia. Biasanya, bayi dan anak-anak yang berusia di bawah lima hingga tujuh tahun paling mungkin terkena penyakit ini.
Flu Singapura umumnya menyebar dengan cepat di antara anak-anak yang berada di tempat penitipan maupun sekolah. Hal ini karena mereka memiliki kontak langsung dengan orang lain.
Meski begitu, anak-anak yang berusia lebih besar dan orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini. Terlebih jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah,.
Ciri-ciri gejala flu Singapura pada anak
Ilustrasi anak demam/Foto: Getty Images/iStockphoto/yaoinlove
Merangkum dari laman Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa ciri atau gejala yang terlihat ketika anak mengidap flu Singapura, Bunda. Berikut ini beberapa deretannya:
1. Demam
Ketika enterovirus masuk ke dalam tubuh, anak akan mengalami masa inkubasi selama tiga sampai enam hari. Selanjutnya, mereka akan mengalami gejala awal dari penyakit ini yang dikenal dengan gejala prodormal.
Saat masuk fase ini, anak akan mengalami demam dengan suhu mencapai 38 sampai 39 derajat celsius, Bunda. Kondisi ini akan berlangsung selama satu sampai dua hari.
2. Gejala flu
Tidak hanya itu, anak juga akan merasa tidak enak badan. Terkadang, kondisi ini turut disertai dengan nyeri perut dan batuk.
Sering pula terjadi nyeri tenggorokan atau nyeri mulut. Hal ini bisa menyebabkan asupan makanan yang kurang, sehingga anak berisiko terkena dehidrasi.
3. Muncul lesi pada kulit
Tanda dan gejala flu Singapura berikutnya yang sangat khas adalah munculnya lesi yang menyerupai penyakit lain. Misalnya seperti sariawan, campak, serta skabies.
Umumnya, lesi ini akan terlihat pada tangan, kaki, serta mulut anak. Kondisi ini membuat orang tua salah menduga kondisi yang tengah diderita Si Kecil.
Bunda dan Ayah bisa saja beranggapan bahwa penyakit yang dialami anak adalah penyakit biasa. Hasilnya, penanganan yang diberikan pun salah, sehingga anak bisa mengalami komplikasi bahkan kematian.
Diagnosis flu Singapura
Dilansir dari laman WebMD, dokter akan menanyakan apa gejala yang anak alami. Mereka juga akan memeriksa apakah anak memiliki luka atau ruam di sekitar tubuhnya.
Pemeriksaan ini biasanya cukup untuk dokter agar bisa memutuskan apakah anak mengidap flu Singapura atau tidak. Namun, dokter mungkin juga akan mengambil sampel dari tenggorokan anak, sampel kotoran, maupun darah, untuk pengujian laboratorium.
Cara mencegah flu Singapura pada anak
Flu Singapura dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan benda-benda yang bisa menjadi media penularan. Berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda ajarkan pada Si Kecil untuk mencegah penyakit flu Singapura menurut Kementerian Kesehatan:
- Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah buang air besar, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, serta sebelum makan.
- Tidak berbagi alat makan dan minum serta kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit.
- Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, bisa dengan tisu atau menggunakan siku yang dilipat ke bagian dalam.
- Rutin membersihkan benda yang bisa menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote tv.
- Beristirahat di rumah bisa sedang mengalami gejala flu Singapura sampai kondisi benar-benar pulih.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah flu Singapura. Oleh karena itu, jika anak terinfeksi penyakit ini, ada baiknya untuk melakukan isolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.
5 rekomendasi obat flu Singapura pada anak
Ada beberapa rekomendasi obat flu Singapura pada anak yang bisa Bunda perhatikan. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya dari berbagai sumber:
1. Parasetamol
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi flu Singapura pada anak, Bunda. Dilansir dari laman IDAI, pengobatan flu Singapura hanya bersifat simptomatik, di mana obat diberikan untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkan.
Umumnya, pengobatan yang diberikan adalah parasetamol. Obat ini bisa membantu mengatasi demam dan nyeri pada Si Kecil.
2. Kompres air hangat
Bunda juga bisa memberikan kompres air hangat untuk mengobati flu Singapura. Hal ini diberikan untuk menurunkan demam Si Kecil.
3. Obat kumur
Untuk anak yang berusia di atas lima tahun, Bunda bisa memberikan obat kumur. Obat ini berguna untuk mengurangi rasa nyeri akibat luka-luka di mulut anak.
4. Beri makanan dan minuman dingin
Menurut Dermatologi Anak, Megha Tollefson, M. D, Bunda juga bisa memberikan makanan serta minuman dingin pada Si Kecil. Hal ini untuk membantu menenangkan mulut dan tenggorokannya.
"Untuk membantu menenangkan mulut dan tenggorokan anak, berikan makanan dan minuman dingin seperti es krim, es loli, serta air es," ujarnya merangkum dari laman Mayo Clinic.
5. Hindari makanan pedas dan asin
Sebaiknya, Bunda berikan makanan yang lembut pada anak selama terinfeksi flu Singapura. Hal ini dilakukan agar mulut dan tenggorokannya tidak teriritas.
"Hindari juga makanan yang bisa memperburuk sariawan termasuk makanan pedas dan asin serta makanan dan minuman asam seperti buah jeruk dan jus buah," papar dr. Megha.
Komplikasi flu Singapura
Meski bisa sembuh dengan sendirinya selama tujuh sampai 10 hari, keterlambatan dalam memberikan diagnosa dan pengobatan yang tepat bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, Bunda. Misalnya saja berikut ini:
- Ensefalitis atau radang otak
- Meningitis
- Miokarditis atau radang pada selaput jantung
- Edema pulmoner atau pembengkakan paru
- Beberapa kasus menyebabkan kuku jari tangan dan kaki lepas beberapa minggu setelah fase akut
- Kelumpuhan
- Kelumpuhan fatal yang menyebabkan kematian
Demikian informasi seputar flu Singapura pada anak, Bunda. Semoga dapat memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)