Jakarta -
Selama masa tumbuh kembangnya, beberapa anak mungkin mengalami gangguan perkembangan serius, Bunda. Salah satu kondisi yang mungkin dialami adalah autisme.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar satu dari 100 anak di seluruh dunia mengidap autisme. Perkiraan ini merupakan angka rata-rata dan prevalensi yang dilaporkan sangat bervariasi di berbagai penelitian.
Meski begitu, beberapa penelitian yang terkontrol dengan baik melaporkan angka autisme pada anak jauh lebih tinggi. Prevalensi autisme ini umumnya terjadi pada negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Mengenal autisme
WHO menjelaskan bahwa Austism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kondisi yang ditandai dengan beberapa tingkat kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi.
Menurut dokter spesialis anak, dr. Mira Dewita, Sp.A, anak yang mengalami kondisi autisme sulit untuk menjalin hubungan timbal baik. Selain itu, mereka juga kurang bisa mengekspresikan emosi dan menunjukkan respons.
"Anak yang mengalami kondisi autis sulit menjalin hubungan timbal balik, Bunda. Mereka juga kurang mengekspresikan emosi dan menunjukkan respon ketika diajak bicara," kata Mira ketika diwawancarai HaiBunda, belum lama ini.
Karakteristik anak yang mengidap autisme bisa dideteksi pada masa kanak-kanak. Namun, autisme seting kali tidak terdiagnosis hingga waktu yang lama.
Anak autisme sering memiliki kondisi penyerta lainnya. Mulai dari epilepsi, depresi, kecemasan, ADHD, serta perilaku yang menantang seperti kesulitan tidur maupun melukai diri sendiri.
Penyebab dan gejala autisme pada anak
WHO menunjukkan bahwa bukti ilmiah yang tersedia mengungkap ada banyak faktor yang membuat anak mengidap autisme. Di dalamnya termasuk faktor lingkungan dan genetik.
1. Faktor genetik
Melansir dari laman Mayo Clinic, beberapa gen yang berbeda tampaknya terlibat dalam autisme pada anak. Untuk sebagian anak, kondisi ini dapat dikaitkan dengan kelainan genetik seperti sindrom Rett atau sindrom fragile X.
Sementara itu, bagi anak-anak lainnya, autisme terjadi karena mutasi atau perubahan genetik. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan otak atau cara sel-sel otak berkomunikasi atau bisa menentukan tingkat keparahan gejala.
2. Faktor lingkungan
Para peneliti saat ini sedang menyelidiki apakah faktor-faktor seperti infeksi virus, pengobatan, atau komplikasi selama kehamilan bisa menyebabkan autisme. Selain itu, penelitian juga dilakukan terhadap polutan udara.
Ada beberapa gejala atau ciri yang bisa terlihat pada anak autisme, Bunda. Berikut ini Bubun bagikan deretannya menurut dr. Mira:
1. Memiliki minat terbatas
Anak dengan kondisi autisme biasanya memiliki minat yang terbatas, Bunda. Mereka hanya menyukai beberapa hal tertentu dan kurang bereksplorasi dengan lingkungan di sekitarnya.
"Misalnya, jika anak-anak lainnya senang bermain dan mendorong mobil agar mobil berjalan, anak autis justru hanya tertarik pada hal tertentu seperti roda mobil. Contoh lainnya ketika anak lain diberikan mainan balok dan bisa menyusunnya, anak autis tidak mengerti cara kerja mainan balok tersebut," ungkap dr. Mira.
2. Tidak bisa mengontrol emosi
Anak autis biasanya tidak mampu mengontrol emosinya. Mereka tidak bisa berbagi dan memberitahu apa yang mereka rasakan.
"Terkadang anak autis mengalami gangguan pada emosinya. Mereka tidak bisa berbagi dan memberitahu apa yang mereka rasakan," tutur dr. Mira.
3. Gangguan pada persepsi sensorik
Dokter Mira mengungkapkan bahwa anak autis kerap mengalami masalah pada persepsi sensoriknya. Biasanya mereka mengalami hipersensitif atau hiposensitif.
"Anak autis juga memiliki masalah pada persepsi sensoriknya. Bisa saja mereka mengalami hipersensitif atau hiposensitif. Artinya, anak autis kerap merasa takut dan tidak menyukai suara-suara tertentu," kata dokter yang berpraktik di RS Hermina Jatinegara ini.
4. Membuat gerakan berulang
Bunda mungkin sering melihat anak yang menderita autis membuat gerakan yang berulang. Misalnya menggerakkan tangan atau memutar-mutarnya.
"Biasanya anak dengan kondisi autis kerap melakukan gerakan yang berulang. Terkadang mereka suka memutar-mutar tangan, atau menggerak-gerakkan tangan dengan cara lainnya," jelas dr. Mira.
5. Tidak memiliki kontak mata
Ciri paling umum yang terlihat pada anak yang mengidap autisme adalah tidak memiliki kontak mata saat berkomunikasi. Ketika berbicara dengan orang lain, anak autis tidak menatap lawan bicaranya meski berinteraksi dengan orang tuanya.
"Ketika anak autis berbicara dengan seseorang, mereka tidak menatap lawan bicaranya. Meskipun berbicara dengan orang tuanya, mereka tidak pernah melakukan kontak mata," tutur dr. Mira.
"Jika anak autis melakukan kontak mata, kontak yang diberikan sangat minim. Durasinya terlalu singkat dan tidak adi kuat," lanjutnya.
Penelitian ungkap ciri-ciri wajah anak autis
Dikutip dari laman The Transmitter, sebuah penelitian mengungkap bahwa ciri-ciri pada wajah lebih mudah untuk mendiagnosis anak yang autisme. Studi ini diterbitkan langsung pada Journal of Autism and Developmental Disorder pada Juni lalu.
Anak yang mengidap autis umumnya memiliki karakteristik fisik yang tidak biasa yang disebut dengan dysmorphologies. Ciri-ciri ini dapat berupa mata atau dahi yang lebar.
Selain mata dan dahi yang lebar, ciri lain yang terlihat adalah wajah yang asimetris, rambut yang tumbuh ke arah yang salah, serta dahi yang lebih menonjol. Meski begitu, orang tua tetap perlu konsultasikan kondisi anak terhadap ahli dan hindari untuk melakukan diagnosis sendiri.
Dalam studi lain yang dilakukan oleh Kristina Aldridge dan timnya di University of Missouri, Amerika Serikat, pada tahun 2011 menemukan perbedaan yang signifikan pada karakteristik wajah anak autis dan teman sebayanya yang neurotipikal.
Studi tersebut mengkonfirmasi bahwa anak-anak dengan spektrum autisme lebih mungkin mengalami dismorfologi atau ciri fisik kepala dan tengkorak yang tidak biasa.
Merangkum dari laman Golden Care Therapy, Aldridge meneliti wajah anak laki-laki autis berbeda dari anak laki-laki lainnya berkembang. Penelitian dilakukan pada 64 anak laki-laki autis dan 41 anak laki-laki neurotipikal berusia antara 8 dan 12 tahun.
Ciri-ciri fisik autisme pada anak
Ketika Aldridge dan timnya membandingkan bentuk wajah secara keseluruhan pada kedua kelompok anak pada penelitiannya, mereka melihat beberapa perbedaan yang signifikan. Kelompok yang terdiri dari anak laki-laki autis menunjukkan ciri-ciri fisik sebagai berikut:
- Wajah bagian atas yang lebih lebar, termasuk mata yang lebih lebar
- Bagian tengah wajah yang lebih pendek, termasuk pipi dan hidung
- Bagian mulut, area bawah hidung, serta atas bibir (filtrum) yang lebih lebar dan besar
Demikian informasi tentang ciri-ciri wajah anak yang autis, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)